Jonan paparkan capaian energi pada WNI di Jepang
10 Maret 2019 22:27 WIB
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan memaparkan capaian empat tahun bidang energi pada WNI di Jepang. (Dokumentasi Pribadi)
Jakarta (ANTARA) - Menteri Energi Sumber Daya Mineral I(ESD) Ignasius Jonan bertemu dengan warga negara Indonesia di Jepang untuk memaparkan capaian sektor energi dalam empat tahun Pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Acara berlangsung di Kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Jepang di Tokyo Minggu, berdasarkan informasi yang dihimpun Antara di Jakarta, Minggu.
Dalam paparannya kepada WNI yang hadir dari kalangan akademisi dan professional, Jonan mengatakan target utama dari Pemerintahan Presiden Joko Widodo di sektor energi adalah melanjutkan kebijakan pemerintahan sebelumnya. Namun demikian titik fokus pemerintahan Jokowi adalah pemerataan pembangunan di semua daerah khususnya di bidang energi.
"Selama 4 tahun yang dilakukan Pemerintah adalah kelanjutan dari Pemerintah sebelumnya. Itu tidak bisa dilakukan secara mendadak. Kita fokus pada pemerataan pembangunan. Khususnya energi," ujar Ignasius Jonan.
Untuk pembangkit listrik lanjut Ignasius Jonan, PT PLN (Persero) tengah melakukan kajian mengenai penggunaan minyak sawit (crude palm oil/CPO) sebagai bahan bakar pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD).
"Pembangkit listrik PLN dicoba menggunakan minyak kelapa sawit. Sekarang dipersiapkan kilang di Plaju dari minyak kelapa sawit menjadi minyak diesel", kata Ignasius Jonan.
Kementerian ESDM memberi tenggat waktu paling lama dua tahun seluruh PLTD sudah menggunakan CPO.
Salah satu upaya Kementerian ESDM dalam pemerataan akses listrik adalah membagikan Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) untuk 2.519 desa yang belum berlistrik. LTSHE dibagikan pada daerah di mana pembangunan sistem jaringan transmisi dan distribusi akan memakan waktu yang panjang, memiliki tantangan konstruksi dan biaya yang besar. LTSHE menyumbang 0,12 persen dari rasio elektrifikasi nasional.
"Sebelumnya ada 2.519 desa yang belum menikmati listrik sampai akhir 2016. Daerah-daerah ini, kalau membangun sistem jaringan transmisi dan distribusi itu akan makan waktu yang panjang. Yang kedua, tantangan konstruksi maupun biaya juga besar sekali. Akhirnya Pemerintah memutuskan, kita membangun LTSHE. Ini kita pasang untuk bisa menutupi gap layanan listrik untuk daerah-daerah yang sangat terpencil," terang Jonan.
Hingga kuartal ketiga tahun 2018 sebanyak 22.820 unit LTSHE telah terpasang dan 87.742 unit lainnya sedang dalam proses distribusi. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral berencana untuk mengaliri setidaknya 2.500 desa se-Indonesia hingga akhir tahun 2019
Dalam memberikan penjelasan pencapaian Pemerintah di bidang energi, Ignatius Jonan juga menampilkan video dokumentasi Kementerian ESDM selama 4 tahun pemerintahan Jokowi.
Duta Besar Indonesia untuk Jepang Arifin Tasrif menyambut baik tatap muka Menteri ESDM Ignatius Jonan dengan WNI yang tinggal di Jepang.
"Paparan ini bisa menjadi sorotan wni di Jepang terkait prestasi Indonesia di bidang energi", kata Arifin Tasrif.
Dalam kesempatan yang sama, Muhammad Huda mahasiswa S2 jurusan energi di Tokyo Institute of Technology (Tokodai) Okayama Tokyo salah satu peserta yang hadir dalam pertemuan ini mengapresiasi ketersediaan energi dari Pemerintah. Ia berharap kedepannya Pemerintah dapat meningkatkan konsumsi listrik dalam negeri termasuk pemerataan ongkos produksi PLN.
"Soal ketersediaan mereka bagus ya. Yang sangat urgent adalah meningkatkan konsumsi listrik", ujar Muhammad Huda.
Acara berlangsung di Kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Jepang di Tokyo Minggu, berdasarkan informasi yang dihimpun Antara di Jakarta, Minggu.
Dalam paparannya kepada WNI yang hadir dari kalangan akademisi dan professional, Jonan mengatakan target utama dari Pemerintahan Presiden Joko Widodo di sektor energi adalah melanjutkan kebijakan pemerintahan sebelumnya. Namun demikian titik fokus pemerintahan Jokowi adalah pemerataan pembangunan di semua daerah khususnya di bidang energi.
"Selama 4 tahun yang dilakukan Pemerintah adalah kelanjutan dari Pemerintah sebelumnya. Itu tidak bisa dilakukan secara mendadak. Kita fokus pada pemerataan pembangunan. Khususnya energi," ujar Ignasius Jonan.
Untuk pembangkit listrik lanjut Ignasius Jonan, PT PLN (Persero) tengah melakukan kajian mengenai penggunaan minyak sawit (crude palm oil/CPO) sebagai bahan bakar pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD).
"Pembangkit listrik PLN dicoba menggunakan minyak kelapa sawit. Sekarang dipersiapkan kilang di Plaju dari minyak kelapa sawit menjadi minyak diesel", kata Ignasius Jonan.
Kementerian ESDM memberi tenggat waktu paling lama dua tahun seluruh PLTD sudah menggunakan CPO.
Salah satu upaya Kementerian ESDM dalam pemerataan akses listrik adalah membagikan Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) untuk 2.519 desa yang belum berlistrik. LTSHE dibagikan pada daerah di mana pembangunan sistem jaringan transmisi dan distribusi akan memakan waktu yang panjang, memiliki tantangan konstruksi dan biaya yang besar. LTSHE menyumbang 0,12 persen dari rasio elektrifikasi nasional.
"Sebelumnya ada 2.519 desa yang belum menikmati listrik sampai akhir 2016. Daerah-daerah ini, kalau membangun sistem jaringan transmisi dan distribusi itu akan makan waktu yang panjang. Yang kedua, tantangan konstruksi maupun biaya juga besar sekali. Akhirnya Pemerintah memutuskan, kita membangun LTSHE. Ini kita pasang untuk bisa menutupi gap layanan listrik untuk daerah-daerah yang sangat terpencil," terang Jonan.
Hingga kuartal ketiga tahun 2018 sebanyak 22.820 unit LTSHE telah terpasang dan 87.742 unit lainnya sedang dalam proses distribusi. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral berencana untuk mengaliri setidaknya 2.500 desa se-Indonesia hingga akhir tahun 2019
Dalam memberikan penjelasan pencapaian Pemerintah di bidang energi, Ignatius Jonan juga menampilkan video dokumentasi Kementerian ESDM selama 4 tahun pemerintahan Jokowi.
Duta Besar Indonesia untuk Jepang Arifin Tasrif menyambut baik tatap muka Menteri ESDM Ignatius Jonan dengan WNI yang tinggal di Jepang.
"Paparan ini bisa menjadi sorotan wni di Jepang terkait prestasi Indonesia di bidang energi", kata Arifin Tasrif.
Dalam kesempatan yang sama, Muhammad Huda mahasiswa S2 jurusan energi di Tokyo Institute of Technology (Tokodai) Okayama Tokyo salah satu peserta yang hadir dalam pertemuan ini mengapresiasi ketersediaan energi dari Pemerintah. Ia berharap kedepannya Pemerintah dapat meningkatkan konsumsi listrik dalam negeri termasuk pemerataan ongkos produksi PLN.
"Soal ketersediaan mereka bagus ya. Yang sangat urgent adalah meningkatkan konsumsi listrik", ujar Muhammad Huda.
Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2019
Tags: