Jakarta (ANTARA) - Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan keterlibatan mitra asing yang mempunyai teknologi tinggi akan meningkatkan kapasitas PT Inka dalam memenuhi kebutuhan transportasi darat Indonesia.

"Inka telah memainkan peran penting dalam memasok kebutuhan kereta api di Indonesia," katanya ketika bertemu dengan pemilik Stadler Peter Spuhler dan sejumlah petinggi Stadler yang antara lain didampingi Duta Besar RI Bern Muliaman D Hadad di Jakarta, Rabu (6/3).

Siaran pers KBRI Bern yang diterima di Jakarta, Sabtu, mengatakan Menteri BUMN juga menekankan pentingnya program pendidikan vokasi yang melibatkan dunia industri untuk mencetak generasi kerja siap pakai.

Produsen kereta api Swiss Stadler Rail bersama PT Inka akan membentuk perusahan patungan untuk membangun pabrik kereta api di Banyuwangi dengan nilai investasi mencapai 210 juta dolar AS.

Stadler Rail dan PT INKA akan memproduksi kereta api regional, "light rail vehicle" dan kereta dalam kota atau metro.

Pembangunan dimulai pada 2020 dengan kapasitas 250 unit per tahun dan akan mencapai 500 unit pada 2025 dan 1000 unit per tahun pada 2030.

Rencana tersebut diutarakan oleh pemilik Stadler Rail dalam serangkaian pertemuan dengan Menteri BUMN, Menteri Perindustrian dan Menko Maritim di Jakarta pada Rabu (6/3).

Dalam kunjungan ini, pemilik Stadler Peter Spuhler dan sejumlah petinggi Stadler didampingi Duta Besar RI Bern Muliaman D Hadad, pimpinan PT Inka dan Ketua Komite Indonesia Swiss Asian Chamber of Commerce Jesse NG.

Sementara Menteri Perindustrian Airlanhga Hartarto dalam diskusi dengan delegasi Stadler menyatakan bahwa Indonesia akan dapat memberikan fasilitas tax holiday jika nilai investasi lebih dari200 juta dolar AS. Fasilitas lebih lanjut diberikan jika Stadler membangun fasilitas pendidikan vokasi, khususnya vokasi perkeretaapian.

Sedangkan Luhut menyatakan investasi Stadler dalam penciptaan lapangan pekerjaan dan membangun talent di bidang perkeretapian akan mendorong daya saing ekonomi Indonesia.

Disebutkan, dalam strategi pendayagunaan sumber domestik, Stadler menjelaskan beberapa tahapan yang akan dilalui. Tahap pertama selama dua tahun adalah rekrutmen tenaga kerja domestik, pembangunan supply chain dan perencanaan pembangunan.

Hal ini dilanjutkan dengan progran train the trainer, pengenalan budaya kerja Stadler dan kemampuan membangun jaringan. Pengiriman staf inti Stadler ke Indonesia adalah tahap berikutnya, mereka ini akan kembali ke Swiss setelah staf Indonesia dalam menjalankan operasi pabrik sepenuhnya.