PMI Kerahkan relawan antisipasi penyebaran DBD
8 Maret 2019 18:44 WIB
Relawan PMI saat memasang banner imbauan dan edukasi pencegahan DBD melalui pemberantasan saran nyamuk (PSN). (Megapolitan.Antaranews.Com/Foto: Humas PMI).
Sukabumi, Jabar (ANTARA) - Palang Merah Indonesia (PMI) mengerahkan relawannya di daerah-daerah untuk mengantisipasi penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD) dengan melakukan langkah pencegahan dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
"Antisipasi sejak dini yang kami lakukan adalah menugaskan relawan untuk memberikan sosialisasi dan pemahaman kepada masyarakat tentan PSN. Kami pun sudah mengedarkan surat imbauan kepada seluruh jajaran PMI mulai dari tingkat provinsi hingga kabupaten/kota," kata Pejabat Sementara (PJS) Kepala Divisi Kesehatan dan Sosial Markas PMI Pusat Eka Wulan Cahyasari melalui sambungan telepon, Jumat.
Menurutnya surat imbauan yang disebar tersebut sudah dilengkapi dengan panduan teknis pelaksanaan mulai dari sosialisasi, edukasi hingga PSN. Selain itu, PMI yang di daerah pun agar berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan setempat terkait kesiapsiagaan dan respon terhadap peningkatan kasus DBD.
Upaya yang dilakukan ini promosi kesehatan mengenai DBD seperti kegiatan kebersihan lingkungan khususnya pemberantasan tempat perkembangbiakan nyamuk. Melakukan gerakan 3M plus atau menguras bak mandi (tempat penampungan air), menutup rapat semua penampungan air, memanfaatkan/mendaur ulang barang bekas dan penggunaan lotion dan kelambu antinyamuk serta memelihara ikan pemakan jentik.
Selain itu, meningkanya kasus DBD ini juga berkaitan dengan ketersedian darah, maka dari itu pihaknya memantua ketersediaan di Unit Donor Darah provinsi dan kabupaten /kota.
"Kami juga mengajak masyarakat untuk berdonor darah serta mensiagakan tim ambulans untuk merujuk pasien ke fasilitas pelayanan kesehatan," tambahnya.
Eka mengatakan pencegahan penyebaran DBD paling efekti dengan cara PSN dibandingkan harus melakukan pengasapan atau fogging. Sebab dengan cara pengasapan hanya akan membunuh nyamuk dewasnya saja, berbeda dengan PSN hingga jentik, larva dan telurnya ikut diberantas.
Lanjut dia, setiap warga pun harus mengetahui atau menimalnya mengenal gejala DBD sepertu demam tinggi mendadak yang bertahan 3-5 hari, disertai minimal salah satu tanda ruam atau bintik merah pada kulit, nyeri otot dan sendi dan sakit pada kepala.
Jika ada keluarga, kerabat, tetangga atau warga lainnya yang terkena gejala tersebut agar segera membawanya ke fasilitas kesehatan terdekat agar bisa segera mendapatkan penanganan medis. Sebab, penyakit ini bisa menyebabkan kematian.
Di sisi lain, beberapa daerah seperti Kabupaten Jember, Jawa Timur, Kota Bogor, Jabar dan Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah PMI menggandeng sekolah dan dinas kesehatan setempat melakukan promosi kesehatan, pembuatan perangkap nyamuk dan pemeriksaan jentik di lokasi endemik.
Langkah ini menyusul adanya pelajar yang positif terjangkit DBD bahkan dilaporkan ada satu siswa yang meninggal akibat dampak gigitan nyamuk Aedes aegypti ini.
***3***
"Antisipasi sejak dini yang kami lakukan adalah menugaskan relawan untuk memberikan sosialisasi dan pemahaman kepada masyarakat tentan PSN. Kami pun sudah mengedarkan surat imbauan kepada seluruh jajaran PMI mulai dari tingkat provinsi hingga kabupaten/kota," kata Pejabat Sementara (PJS) Kepala Divisi Kesehatan dan Sosial Markas PMI Pusat Eka Wulan Cahyasari melalui sambungan telepon, Jumat.
Menurutnya surat imbauan yang disebar tersebut sudah dilengkapi dengan panduan teknis pelaksanaan mulai dari sosialisasi, edukasi hingga PSN. Selain itu, PMI yang di daerah pun agar berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan setempat terkait kesiapsiagaan dan respon terhadap peningkatan kasus DBD.
Upaya yang dilakukan ini promosi kesehatan mengenai DBD seperti kegiatan kebersihan lingkungan khususnya pemberantasan tempat perkembangbiakan nyamuk. Melakukan gerakan 3M plus atau menguras bak mandi (tempat penampungan air), menutup rapat semua penampungan air, memanfaatkan/mendaur ulang barang bekas dan penggunaan lotion dan kelambu antinyamuk serta memelihara ikan pemakan jentik.
Selain itu, meningkanya kasus DBD ini juga berkaitan dengan ketersedian darah, maka dari itu pihaknya memantua ketersediaan di Unit Donor Darah provinsi dan kabupaten /kota.
"Kami juga mengajak masyarakat untuk berdonor darah serta mensiagakan tim ambulans untuk merujuk pasien ke fasilitas pelayanan kesehatan," tambahnya.
Eka mengatakan pencegahan penyebaran DBD paling efekti dengan cara PSN dibandingkan harus melakukan pengasapan atau fogging. Sebab dengan cara pengasapan hanya akan membunuh nyamuk dewasnya saja, berbeda dengan PSN hingga jentik, larva dan telurnya ikut diberantas.
Lanjut dia, setiap warga pun harus mengetahui atau menimalnya mengenal gejala DBD sepertu demam tinggi mendadak yang bertahan 3-5 hari, disertai minimal salah satu tanda ruam atau bintik merah pada kulit, nyeri otot dan sendi dan sakit pada kepala.
Jika ada keluarga, kerabat, tetangga atau warga lainnya yang terkena gejala tersebut agar segera membawanya ke fasilitas kesehatan terdekat agar bisa segera mendapatkan penanganan medis. Sebab, penyakit ini bisa menyebabkan kematian.
Di sisi lain, beberapa daerah seperti Kabupaten Jember, Jawa Timur, Kota Bogor, Jabar dan Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah PMI menggandeng sekolah dan dinas kesehatan setempat melakukan promosi kesehatan, pembuatan perangkap nyamuk dan pemeriksaan jentik di lokasi endemik.
Langkah ini menyusul adanya pelajar yang positif terjangkit DBD bahkan dilaporkan ada satu siswa yang meninggal akibat dampak gigitan nyamuk Aedes aegypti ini.
***3***
Pewarta: Aditia Aulia Rohman
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2019
Tags: