Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir pekan ini terus melemah hingga menembus level Rp14.300 per dolar AS.

Kurs rupiah melemah 172 poin menjadi Rp14.314 per dolar AS pada Jumat sore dari sebelumnya Rp14.143 per dolar AS.

Analis Monex Investindo Futures Dini Nurhadi Yasyi di Jakarta, mengatakan bahwa depresiasi rupiah hari ini dipicu semakin menguatnya dolar AS seiring terkoreksinya mata uang euro dan poundsterling.

"Pelemahan rupiah memang karena terbebani oleh nilai dolar yang terus naik. Apalagi pasar bisa dibilang kecewa sama ECB karena ternyata mereka masih butuh stimulus," ujar Dini.

Penghapusan stimulus besar-besaran pada Desember 2018 lalu, ternyata tidak mampu menopang perekonomian zona Eropa. Bahkan Bank Sentral Erop (ECB) juga sempat menyatakan, sejak akhir 2018 itu mereka sudah mulai merasakan resesi.

Menurut Dini, hal tersebut membuat euro melemah tajam dan berpengaruh pada tingginya dolar AS. "Lalu pelemahan mata uang utama lainnya yaitu pound. Pasar juga masih skeptis sama "outlook" Brexit yang belum jelas. Minggu depan parlemen Inggris mau voting lagi, pilihannya antara no-deal brexit, referendum kedua, atau penangguhan keluarnya Inggris dari Uni Eropa. Semua pilihan ini masih cenderung jadi sentimen negatif buat pound," kata Dini.

Selain pelemahan kedua mata uang tersebut, lanjut Dini, pelemahan rupiah juga didorong sentimen perlambatan ekonomi global, termasuk China yang memangkas proyeksi pertumbuhan ekonominya tahun ini. "Hanya Amerika yang prospek ekonominya paling menjanjikan. Jadi pasar semua beralih ke dolar," ujar Dini.

Nilai tukar (kurs) rupiah pada pagi dibuka melemah Rp14.224 dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.221 per dolar AS hingga Rp14.335 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Jumat menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp14.223 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.129 per dolar AS.
(T.C005/

Pewarta: Citro Atmoko