Banyuwangi (ANTARA) - PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA dan Stadler Rail Group dari Swiss, yang tengah membangun industri kereta api terintegrasi dan terbesar di Indonesia di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, akan fokus menggarap pesanan ekspor ke Asia, Australia, dan Afrika.

Direktur Utama INKA Budi Noviantoro di Banyuwangi, Jumat mengatakan pengembangan industri kereta di Banyuwangi menyimpan cerita unik.

INKA, katanya, semula ingin membangun pabrik sebagaimana di tempat lain yang bangunannya kurang-lebih seragam.

"Tetapi, ternyata di Banyuwangi kami diajak menjadi bagian pengembangan pariwisata. Desain awal bangunan yang kami presentasikan akhirnya diubah dengan mengusung arsitektur hijau, mengadopsi kekhasan Suku Osing Banyuwangi," ujarnya.

Menurut ia, jajaran INKA hadir bersama Owner dan Chairman Stadler Peter Spuhler dan melakukan penandatanganan kerja sama pembentukan perusahaan patungan industri kereta api di Banyuwangi, Jawa Timur.

"Kami memang diminta Pak Azwar Anas (Bupati Banyuwangi) membawa peradaban dan kebudayaan Banyuwangi pada pabrik yang kami bangun. Istilah Pak Azwar Anas menitipkan kebudayaan di tengah kemajuan ekonomi, maka pabrik kereta api ini kental dengan budaya Suku Osing, sangat unik dan membawa suasana segar," katanya dalam keterangan tertulis Pemkab Banyuwangi.

Dengan model pengembangan pabrik kereta api yang keren dan unik, kata dia, pihaknya antusias, apalagi ada museum kereta api terlengkap sekaligus menjadi objek wisata.

"Pabrik baru di Banyuwangi sendiri difokuskan menggarap pesanan dari berbagai negara, dan kami memperlebar pemasaran produk kereta ke pasar Asia Timur, Afrika dan Australia," kata Budi

Sementara Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, INKA menjadi landmark baru, serta berdirinya museum perkeretaapian juga menjadi destinasi wisata baru.

"Kami ingin INKA tidak hanya sekadar industri, tapi juga membawa kekayaan peradaban dan kebudayaan daerah. Adanya museum juga bisa menjadi objek wisata teknologi dan edukasi," tuturnya.

Bupati Anas menambahkan, di Banyuwangi, setiap ruang publik dan bangunan baru harus mengakomodasi kekhasan Suku Osing.

"Ini ikhtiar membangun mainstream pariwisata sehingga terinternalisasi ke seluruh sektor di Banyuwangi," ujarnya.

Chairman Staer Rail Group, Peter Spuhler mengatakan pihaknya antusias membawa teknologi terbaru Eropa ke Banyuwangi.

"Stadler kini memiliki 10 pabrik dari Rusia sampai Amerika Serikat, sekarang kami akan memasuki banyak pasar baru potensial. Kita sambut masa depan yang cerah," katanya.

Pabrik di Banyuwangi, katanya, menjadi pabrik kereta terbesar di Indonesia dengan investasi Rp1,6 triliun. PT INKA menggandeng Stadler Rail Group dari Swiss dan salah satu produsen kereta terbesar dunia yang akan membawa teknologi terbaru kereta api ke Banyuwangi.

PT INKA akan merekrut 2.000 pekerja lokal di pabrik baru itu, dan sebagian bakal dikirim magang selama tiga bulan di Swiss sembari menunggu pabrik Banyuwangi dalam proses pembangunan yang ditargetkan rampung pada 2020.

Baca juga: Menperin optimistis RI bisa jadi pemain global industri kereta
Baca juga: INKA kirim kereta ke Bangladesh