Jakarta (ANTARA) - Los Galacticos dihempaskan ke bumi dalam tiga episode sarat nestapa di kandang mereka sendiri, Stadion Santiago Bernabeu.

Dalam kurun waktu tujuh hari, harapan yang biasanya beriringan dengan nama besar mereka sebagai raksasa sepak bola Spanyol, Eropa bahkan dunia, runtuh begitu saja.

Episode pertama terjadi pada 27 Februari 2019, saat Real Madrid menjamu seteru abadi mereka Barcelona dalam laga kedua semifinal Piala Raja.

Keuntungan gol tandang yang dimiliki lewat hasil 1-1 di laga pertama, pupus begitu saja ketika gawang Thibaut Courtois kemasukan dua gol Luis Suarez dan satu gol bunuh diri bek Raphael Varane. Langkah Madrid terhenti, satu trofi dipastikan tergelincir dari genggaman mereka.
Ekspresi kecewa dua penggawa Real Madrid, Karim Benzema (kiri) dan Luka Modric (tengah), sementara penyerang Barcelona, Luis Suarez (kanan), merayakan golnya dalam laga kedua semifinal Piala Raja di Stadion Santiago Bernabeu, Madrid, Spanyol, Rabu (27/2/2019) setempat. (ANTARA/REUTERS/Juan Medina)
Ekspresi pemain Madrid, Lucas Vazquez, usai gagal memanfaatkan peluangnya di laga yang sama. (ANTARA/REUTERS/Susana Vera)


Tiga hari berselang, episode nestapa kedua Madrid tiba. Juga menghadapi Barcelona.

Misi Madrid memangkas jarak selisih poin di klasemen berakhir dengan pilu, dipersembahkan gol semata wayang Ivan Rakitic.

Baca juga: Gol tunggal Rakitic pastikan Barcelona menangi El Clasico di Bernabeu

Madrid tak beranjak dari peringkat ketiga. Barcelona kian mantap di pucuk.

Di atas kertas jarak 12 poin bisa dikejar dalam 12 laga, tapi tidak menurut media-media lokal yang telah menyematkan gelar juara ke pundak Barcelona dan Madrid disebut tersingkir dari persaingan.
Wasit Alberto Undiano (tengah belakang) memperlihatkan kartu kuning kepada kapten Real Madrid Sergio Ramos (kanan) seusai melanggar megabintang Barcelona Lionel Messi (kanan bawah) dalam laga pekan ke-26 Liga Spanyol di Stadion Santiago Bernabeu, Madrid, Spanyol, Sabtu (2/3/2019) setempat. (ANTARA/REUTERS/Sergio Perez)
Penyerang Madrid, Karim Benzema (kiri), menunduk kecewa sementara bek Barcelona, Gerard Pique (kanan), mengangkat tangannya merayakan selepas peluit tanda laga usai berbunyi. (ANTARA/REUTERS/Juan Medina)
Ekspresi kapten Madrid Sergio Ramos (kiri) yang melintas sementara pemain Barcelona, Gerard Pique (tengah) dan Lionel Messi (kanan), berpelukan merayakan kemenangan. (ANTARA/REUTERS/Juan Medina)


Satu-satunya harapan tersisa di Liga Champions. Madrid punya modal kuat menang 2-1 atas Ajax di kandang lawan tiga pekan sebelumnya.

Namun tanpa sang kapten, Sergio Ramos, yang menjalani hukuman akumulasi kartu kuning, optimisme Madrid mendadak kempis lantaran Ajax unggul cepat 2-0 dalam 18 menit lewat gol Hakim Ziyech dan David Neres.

Ketika peluit panjang berbunyi, gawang Thibaut Curtois sudah kemasukan dua gol lagi, Ajax menang 4-1 dan lolos ke perempat final.

Baca juga: Dihancurkan Ajax 4-1, Real Madrid tersisih dari Liga Champions

Baca juga: Carvajal sebut Real Madrid jalani musim yang sangat buruk

Alih-alih menyingkirkan awan mendung di atas Santiago Bernabeu, langit stadion yang namanya diambil dari sosok legendaris klub itu kian kelabu.

Tak tersisa keperkasaan Madrid yang berada di singgasana tertinggi Liga Champions dalam tiga musim terakhir. Madrid kini tinggal memiliki 12 laga tersisa di Liga Spanyol, dengan bayang-bayang kemungkinan terburuk: terperosok dari zona Liga Champions.
Penyerang sayap Ajax, Hakim Ziyech, digendong rekannya Dusan Tadic saat merayakan golnya di hadapan pendukung Real Madrid dalam laga kedua putaran 16 besar Liga Champions di Stadion Santiago Bernabeu, Madrid, Spanyol, Selasa (5/3/2019) setempat. (ANTARA/REUTERS/Susana Vera)
Ekspresi kecewa penyerang Real Madrid, Vinicius Junior, saat ditarik keluar karena cedera di pertengahan babak pertama.(ANTARA/REUTERS/Susana Vera)
Ekspresi kiper Real Madrid, Thibaut Courtois (kanan), beserta rekan-rekannya Raphael Varane (kiri) dan Gareth Bale (tengah) setelah kemasukan gol keempat kontra Ajax. (ANTARA/REUTERS/Susana Vera)