Guru besar Jepang Beri Kuliah Antropologi bisnis di Untad
7 Maret 2019 13:34 WIB
Seorang guru besar asal Univeraitas Waseda, Tokyo, Jepang Yukimi Shimoda memaparkan materinya pada kuliah temu di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Tadulako Palu, Rabu (6/3). (Antaranews Sulteng/Ist)
Palu (ANTARA) - Seorang guru besar asal Universitas Waseda, Tokyo, Jepang Yukimi Shimoda memberi kuliah tamu bertajuk antropologi bisnis dan kewirausahaan sosial di Universitas Tadulako (Untad) Palu, Provinsi Sulawesi Tengah.
Kegiatan berlangsung sehari dihadiri mahasiswa serta dosen program studi Antropologi Untad Palu, Kamis.
Juga hadir dalam kegiatan itu seorang dosen dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amin, Provinsi Gorontalo, Mukrimin yang bertindak sebagai sebagai moderator.
Yukhimi menjelaskan, disiplin ilmu antropologi ekononi cukup berperan penting dalam prepektif sosial.
"Kita bisa mengenal lebih jelas mengenai fokus dari pembahasan antropologi bisnis dan penerapannya dalam dunia kerja," kata dia yang juga seorang Aktivis Jepang itu.
Kuliah temu yang berlangsung di aula Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Untad itu mengangkat judul Intersections Between Anthropology and Business atau persimpangan antara antropologi dan bisnis.
Disiplin ilmu ini merupakan interdisiplin dari cabang ilmu antropologi yang membahas kaitan antara sejarah, nilai sosial-budaya, dan geografi dari suatu masyarakat terhadap aktivitas atau fenomena ekonomi yang terjadi di dalam masyarakat tersebut.
Suatu aktivitas ekonomi, tidak hanya dipengaruhi faktor-faktor produksi, antara lain tenaga kerja, modal, dan sumber daya alam.
Melainkan dapat juga dipengaruhi oleh nilai sosial atau tradisi yang berlaku di masyarakat, begitu pun sebaliknya.
"Belajar antropologi ekonomi dapat mengetahui secara lugas tentang ekonomi yang dikaji secara antropologi dengan ekonomi murni yang memang memiliki fokus hasil yang berbeda," ujarnya.
Dalam kajiannya, disiplin limu itu selalu menyajikan keunikan tersensiri dalam melihat prespektif ekonomi.
Profesor asal Jepang itu selain aktif sebagai dosen, juga melakukan berbagai penelitian di sejumlah negara seperti Laos, Ethiopia, Kyrgyztan, dan saat ini sasaran penelitiannya Indonesia.
Di Indonesia, Yukimi fokus meneliti tentang industri cokelat yang dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga sebagai bisnis mikro penunjang kehidupan mereka.
Ketua Program Studi Antropologi Fisip, Untad M Junaidi mengatakan, paparan materi disampaikan salah seorang guru besar antropologi di Univeraitas Waseda, Tokyo sangat bermanfaat untuk peningkatan kualitas mahasiswa dalam proses perkuliahan khsusunya kajian mengenai bisnis dan wirausaha.
Junaidi menyebut, kegiatan digagas itu merupakan upaya perbaikan mutu pendidikan program studi dipimpinnya, guna mencetak lulusan yang mampu bersaing dan bekerja di bidang sosial maupun industri.
"Saya ingin materi ini dapat menggugah para peserta mengenai antropologi bisnis dan penerapannya sebagai salah satu bidang antropologi yang penting.” harapnya.
Baca juga: Untad miliki 750 kader anti radikalisme
Baca juga: Universitas Tadulako akan keluarkan 1.500 mahasiswa
Baca juga: Andrinof ingin Untad setara ITB dan UGM
Kegiatan berlangsung sehari dihadiri mahasiswa serta dosen program studi Antropologi Untad Palu, Kamis.
Juga hadir dalam kegiatan itu seorang dosen dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amin, Provinsi Gorontalo, Mukrimin yang bertindak sebagai sebagai moderator.
Yukhimi menjelaskan, disiplin ilmu antropologi ekononi cukup berperan penting dalam prepektif sosial.
"Kita bisa mengenal lebih jelas mengenai fokus dari pembahasan antropologi bisnis dan penerapannya dalam dunia kerja," kata dia yang juga seorang Aktivis Jepang itu.
Kuliah temu yang berlangsung di aula Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Untad itu mengangkat judul Intersections Between Anthropology and Business atau persimpangan antara antropologi dan bisnis.
Disiplin ilmu ini merupakan interdisiplin dari cabang ilmu antropologi yang membahas kaitan antara sejarah, nilai sosial-budaya, dan geografi dari suatu masyarakat terhadap aktivitas atau fenomena ekonomi yang terjadi di dalam masyarakat tersebut.
Suatu aktivitas ekonomi, tidak hanya dipengaruhi faktor-faktor produksi, antara lain tenaga kerja, modal, dan sumber daya alam.
Melainkan dapat juga dipengaruhi oleh nilai sosial atau tradisi yang berlaku di masyarakat, begitu pun sebaliknya.
"Belajar antropologi ekonomi dapat mengetahui secara lugas tentang ekonomi yang dikaji secara antropologi dengan ekonomi murni yang memang memiliki fokus hasil yang berbeda," ujarnya.
Dalam kajiannya, disiplin limu itu selalu menyajikan keunikan tersensiri dalam melihat prespektif ekonomi.
Profesor asal Jepang itu selain aktif sebagai dosen, juga melakukan berbagai penelitian di sejumlah negara seperti Laos, Ethiopia, Kyrgyztan, dan saat ini sasaran penelitiannya Indonesia.
Di Indonesia, Yukimi fokus meneliti tentang industri cokelat yang dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga sebagai bisnis mikro penunjang kehidupan mereka.
Ketua Program Studi Antropologi Fisip, Untad M Junaidi mengatakan, paparan materi disampaikan salah seorang guru besar antropologi di Univeraitas Waseda, Tokyo sangat bermanfaat untuk peningkatan kualitas mahasiswa dalam proses perkuliahan khsusunya kajian mengenai bisnis dan wirausaha.
Junaidi menyebut, kegiatan digagas itu merupakan upaya perbaikan mutu pendidikan program studi dipimpinnya, guna mencetak lulusan yang mampu bersaing dan bekerja di bidang sosial maupun industri.
"Saya ingin materi ini dapat menggugah para peserta mengenai antropologi bisnis dan penerapannya sebagai salah satu bidang antropologi yang penting.” harapnya.
Baca juga: Untad miliki 750 kader anti radikalisme
Baca juga: Universitas Tadulako akan keluarkan 1.500 mahasiswa
Baca juga: Andrinof ingin Untad setara ITB dan UGM
Pewarta: Anas Masa
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019
Tags: