Jakarta (ANTARA) - Setelah hampir 13 tahun, akhirnya The Adams meluncurkam album baru. Album ketiganya ini diberi judul "Agterplaas".

Agterplaas merupakan bahasa Afrika Selatan yang berarti teras belakang. Pemilihan nama tersebut memang disengaja, sebab menurut Ario Hendarwan (vokal, gitar), Saleh Husein (vokal, gitar), Gigih Suryoprayogo (vokal, drum) dan Pandu Fathoni (vokal, bass), semua proses pengerjaan album tersebut dilakukan di teras belakang rumah.

Secara garis besar, "Agterplaas" bercerita tentang fase hidup para personel The Adams selama 13 tahun absen dari industri musik. Kalau dulu bercerita tentang pulang jam 9 malam dan berwisata, kini mereka lebih banyak tentang mengenang masa muda atau merindukan mereka yang sudah tiada.

"Tema besarnya perjalanan waktu dari masa ke masa, tentang transportasi, kangen pada sesuatu atau mau ngedoain orang yang udah enggak ada," ujar Saleh dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu.

Untuk musik, mereka mengaku kini bermain lebih "liar" dan tanpa batasan tersebut. The Adams juga mengatakan jika konsepnya kali ini membuat mereka merasa lebih nyaman.

"Kita sekarang lebih banyak twist-nya aja. Ada part yang lo enggak percaya pada tempo yang udah cukup nyaman. Enggak ada formula khusus di sini, yang pasti kita berdistorsi aja, belaga mau metal, mau rock tapi enggak jadi. Kita senang main di situ aja," jelas Saleh.

Album "Agterplaas" berisi 11 lagu yakni "Agterplaas", "Masa-Masa", "Pelantur", "Lingkar Luar", "Esok", "Dalam Doa", "Gelap Malam", "Sinar Jiwa", "Sendiri Sepi", "Pesona Persona" dan "Timur".

Album baru The Adams saat ini hanya tersedia dalam bentuk box set yang berisi CD album "Agterplaas" dan DVD film "Masa-Masa: Sebuah Dokumenter Pembuatan Agterplaas" arahan Cakti Prawirabishma. Box set ini dijual dengan harga Rp450 ribu.

Baca juga: Slank segera rilis album baru

Baca juga: Park Bom segera rilis album baru, diproduseri Brave Brothers