Lukmanul Hakim dapat tugas khusus dari Ma'ruf Amin untuk menangkal hoaks
6 Maret 2019 16:12 WIB
Wakil Ketua MUI, KH Lukmanul Hakim (Kiri), bersama Sekretaris TKN Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Hasto Kristiyanto, melakukan kegiatan Safari Politik ke Aceh, pada 6-9 Maret 2019. (Antaranews/Riza Harahap)
Aceh (ANTARA) - Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Lukmanul Hakim mendapat tugas khusus dari Cawapres 01 KH Ma'ruf Amin untuk menangkal informasi hoaks agar pemilu 2019 berlangsung dengan aman, damai, dan demokratis.
KH Lukmanul Hakim mendampingi Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf, Hasto Kristiyanto, melakukan Safari Politik ke Aceh, pada Rabu hari ini hingga Sabtu (9/3). Dalam rombongan Safari Politik itu, ada juga Ustadz Zainul Arifin, Habib Sholeh Al Muhdar, dan caleg PDI Perjuangan Zuhairi Misrawi.
"Saya mendapat tugas khusus dari KH Ma'ruf Amin untuk menyampaikan berita-berita yang sebenarnya.Berita-berita itu adalah menangkal hoaks terutama fitnah yang ditujukan kepada capres-cawapres 01, Jokowi-KH Ma'ruf Amin. Kita berharap, pemilu presiden 2019 berlangsung demokratis tanpa adanya hoaks dan fitnah," ujar Kiai Lukman di Banda Aceh.
Menurut dia, TKN Jokowi-Ma'ruf ingin meluruskannya informasi hoaks karena warga masyarakat Aceh adalah anak bangsa yang relijius dan cinta kepada agamanya.
Selain melakukan upaya menangkal hoaks, menurut Lukman, mereka juga punya misi khusus mencari cara agar keinginan masyarakat Aceh mengenal calon pemimpin yang bisa membaca Al Qur'an bisa dipenuhi.
"Kalau dari Pak Jokowi dan KH Ma'ruf Amin sebenarnya siap memenuhi permintaan masyarakat Aceh," kata Kiai Lukman.
Sekretaris TKN Hasto Kristiyanto mengatakan, kunjungan ke Aceh itu sangat penting karena Jokowi menaruh perhatian yang besar dalam membangun kejayaan Aceh.
Menurut dia, pihaknya banyak belajar dari Aceh yakni soal semangat perjuangannya, kesetiaan pada prinsip, keteguhan pada tekad, kegigihan, dan di saat bersamaan memiliki tradisi keislaman yang begitu kuat. "Tradisi keislaman yang kuat ini sehingga Aceh disebut sebagai Serambi Mekah," kata Hasto.
Pada zaman dulu, kata Hasto, para jemaah haji yang hendak menunaikan ibadah haji dari seluruh Nusantara, harus terlebih dahulu singgah di Aceh.
Presiden Jokowi yang pernah bekerja di Aceh, kata dia, mengobarkan semangat pembangunan Aceh karena dirinya juga dekat dengan wilayah itu. Jokowi sangat mengenal dan mencintai Aceh, yang pernah ditinggalinya selama hampir 3 tahun. "Beliau tegar menghadapi fitnah itu tidak terlepas dari beliau pernah tinggal selama 3 tahun di Aceh," ujar Hasto.
KH Lukmanul Hakim mendampingi Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf, Hasto Kristiyanto, melakukan Safari Politik ke Aceh, pada Rabu hari ini hingga Sabtu (9/3). Dalam rombongan Safari Politik itu, ada juga Ustadz Zainul Arifin, Habib Sholeh Al Muhdar, dan caleg PDI Perjuangan Zuhairi Misrawi.
"Saya mendapat tugas khusus dari KH Ma'ruf Amin untuk menyampaikan berita-berita yang sebenarnya.Berita-berita itu adalah menangkal hoaks terutama fitnah yang ditujukan kepada capres-cawapres 01, Jokowi-KH Ma'ruf Amin. Kita berharap, pemilu presiden 2019 berlangsung demokratis tanpa adanya hoaks dan fitnah," ujar Kiai Lukman di Banda Aceh.
Menurut dia, TKN Jokowi-Ma'ruf ingin meluruskannya informasi hoaks karena warga masyarakat Aceh adalah anak bangsa yang relijius dan cinta kepada agamanya.
Selain melakukan upaya menangkal hoaks, menurut Lukman, mereka juga punya misi khusus mencari cara agar keinginan masyarakat Aceh mengenal calon pemimpin yang bisa membaca Al Qur'an bisa dipenuhi.
"Kalau dari Pak Jokowi dan KH Ma'ruf Amin sebenarnya siap memenuhi permintaan masyarakat Aceh," kata Kiai Lukman.
Sekretaris TKN Hasto Kristiyanto mengatakan, kunjungan ke Aceh itu sangat penting karena Jokowi menaruh perhatian yang besar dalam membangun kejayaan Aceh.
Menurut dia, pihaknya banyak belajar dari Aceh yakni soal semangat perjuangannya, kesetiaan pada prinsip, keteguhan pada tekad, kegigihan, dan di saat bersamaan memiliki tradisi keislaman yang begitu kuat. "Tradisi keislaman yang kuat ini sehingga Aceh disebut sebagai Serambi Mekah," kata Hasto.
Pada zaman dulu, kata Hasto, para jemaah haji yang hendak menunaikan ibadah haji dari seluruh Nusantara, harus terlebih dahulu singgah di Aceh.
Presiden Jokowi yang pernah bekerja di Aceh, kata dia, mengobarkan semangat pembangunan Aceh karena dirinya juga dekat dengan wilayah itu. Jokowi sangat mengenal dan mencintai Aceh, yang pernah ditinggalinya selama hampir 3 tahun. "Beliau tegar menghadapi fitnah itu tidak terlepas dari beliau pernah tinggal selama 3 tahun di Aceh," ujar Hasto.
Pewarta: Riza Harahap
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2019
Tags: