Ternate (ANTARA) - Masyarakat Sejarahwan Indonesia (MSI) Maluku Utara (Malut) mendorong berbagai pihak terkait di Ternate, untuk mengupayakan agar ada budaya Ternate menjadi warisan dunia, seperti yang telah dilakukan berbagai daerah di Indonesia.

"Ternate memiliki banyak budaya warisan leluhur, khususnya budaya tak benda yang dapat diusulkan ke Uncesco untuk menjadi warisan dunia,"kata Ketua MSI Malut Syahril Muhammad di Ternate, Rabu.

Ritual kololi kie atau mengelilingi Pulau Ternate dan ritual fere kie atau mendaki di Gunung Gamalama yang sudah dilakukan sejak ratusan tahun silam ada contoh budaya tak benda di Ternate yang dapat diusulkan menjadi warisan dunia.

Menurut dia, kalau ada budaya Ternate yang menjadi warisan dunia, selain akan mendapat perlindungan dunia dari segi pelestariannya, juga akan menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan dari dalam dan luar negeri untuk berkunjung ke Ternate.

Sejumlah daerah di Indonesia, seperti Bali dikunjungi jutaan wisatawan dari seluruh penjuru dunia setiap tahunnya, karena tertarik dengan budaya di daerah itu, yang beberapa di antaranya telah menjadi warisan dunia.

Penyelenggaraan Festival Legu Gham di Ternate setiap tahunnya, menurut Syahril Muhammad, jangan hanya menjadi kegiatan semonirial, tetapi harus dimanfaatkan untuk mengkaji budaya yang dapat diusulkan menjadi warisan dunia.

Selain itu, Festival yang digelar untuk merayakan hari kelahiran Sultan Ternate, mendiang Mudafar Sjah itu juga harus diarahkan untuk melestarikan budaya Ternate, khususnya kepada kalangan generasi muda setempat.

Masalahnya, generasi muda di Ternate belakangan ini banyak yang tidak lagi mengenal budaya daerah peninggalan leluhurnya, padahal mereka lahir, besar dan menetap di bumi Ternate, ujarnya.

Contohnya bahasa daerah Ternate, banyak generasi muda yang tidak fasih berkomunikasi menggunakan bahasa Ternate, bahkan tidak sedikit yang sama sekali tidak mengetahuinya, terutama yang tinggal di pusat kota. (*)