Produsen alas kaki Indonesia Australia sepakati kontrak
5 Maret 2019 22:00 WIB
Penyandang disabilitas peserta program pendidikan dan pelatihan (diklat) 3 in 1 (pelatihan, sertifikasi dan penempatan kerja) mengikuti praktik membuat alas sepatu di Akademi Komunitas Tekstil dan Produk Tekstil, Solo, Jawa Tengah, Jumat (1/2/2019). ANTARA FOTO/Maulana Surya.
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia melalui Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Sydney memfasilitasi penandatanganan kontrak kerja sama antara produsen alas kaki PT Wangta Agung dari Indonesia dengan Urban Footwear Pty Ltd dari Australia senilai 5 juta dolar AS.
"Pemerintah Indonesia sangat mendukung pelaku usaha nasional untuk melakukan penetrasi dan perluasan pasar ke negara lain, khususnya Australia,” kata Kepala ITPC Sydney Agung Haris Setiawan lewat keterangannya diterima di Jakarta, Selasa.
Sebagai negara tetangga, lanjutnya, kedekatan lokasi geografis antara Indonesia dengan Australia dapat meminimalisasi biaya logistik. Kontrak kerja sama ini akan berlaku selama lima tahun.
Penandatanganan kontrak kerja sama yang berlaku selama lima tahun ini dilakukan Direktur PT Wangta Agung, Lai Hermanto dan Managing Director Urban Footwear Pty Ltd, Nik Gauganovski yang disaksikan oleh Konsul Jenderal Republik Indonesia (Konjen RI) Sydney Heru Hertanto Subolo di kantor ITPC Sydney, Australia pada 1 Maret 2019.
Urban Footwear Pty Ltd merupakan produsen sekaligus importir sepatu di New South Wales, Australia yang memasok sepatu kelas menengah ke seluruh Australia, Selandia Baru, dan negara-negara Kepulauan Pasifik.
PT Wangta Agung mengekspor sepatu ke Australia melalui sistem produk Original Equipment Manufacturer (OEM). Dengan sistem OEM, PT Wangta Agung memasok produk dengan menggunakan merek dagang perusahaan yang bekerja sama dengan Urban Footwear Pty. Ltd.
"Sistem ekspor ini diharapkan dapat menjadi pintu masuk bagi PT Wangta Agung sebagai pemilik merek alas kaki Ardiles menuju ke pasar Australia, Selandia Baru, dan negara-negara Kepulauan Pasifik," tandas Agung.
Konjen Heru menambahkan, ITPC Sydney dan Konjen RI Sydney akan selalu membantu kedua perusahaan dalam melakukan ekspor dan impor.
"Diharapkan dalam lima tahun ke depan, nilai kontrak antara kedua perusahaan dapat meningkat seiring dengan semakin banyaknya permintaan pasar Australia atau importir Urban Footwear Pty Ltd untuk produk sepatu buatan Indonesia di tingkat pengelola toko modern (retailer) di Australia," pungkasnya.
Berdasarkan data statistik yang sudah diolah Kementerian Perdagangan, ekspor alas kaki periode Januari-September 2018 senilai 70 juta dolar AS. Nilai ini naik 8,58 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2017 yang senilai 64 juta dolar AS.
"Pemerintah Indonesia sangat mendukung pelaku usaha nasional untuk melakukan penetrasi dan perluasan pasar ke negara lain, khususnya Australia,” kata Kepala ITPC Sydney Agung Haris Setiawan lewat keterangannya diterima di Jakarta, Selasa.
Sebagai negara tetangga, lanjutnya, kedekatan lokasi geografis antara Indonesia dengan Australia dapat meminimalisasi biaya logistik. Kontrak kerja sama ini akan berlaku selama lima tahun.
Penandatanganan kontrak kerja sama yang berlaku selama lima tahun ini dilakukan Direktur PT Wangta Agung, Lai Hermanto dan Managing Director Urban Footwear Pty Ltd, Nik Gauganovski yang disaksikan oleh Konsul Jenderal Republik Indonesia (Konjen RI) Sydney Heru Hertanto Subolo di kantor ITPC Sydney, Australia pada 1 Maret 2019.
Urban Footwear Pty Ltd merupakan produsen sekaligus importir sepatu di New South Wales, Australia yang memasok sepatu kelas menengah ke seluruh Australia, Selandia Baru, dan negara-negara Kepulauan Pasifik.
PT Wangta Agung mengekspor sepatu ke Australia melalui sistem produk Original Equipment Manufacturer (OEM). Dengan sistem OEM, PT Wangta Agung memasok produk dengan menggunakan merek dagang perusahaan yang bekerja sama dengan Urban Footwear Pty. Ltd.
"Sistem ekspor ini diharapkan dapat menjadi pintu masuk bagi PT Wangta Agung sebagai pemilik merek alas kaki Ardiles menuju ke pasar Australia, Selandia Baru, dan negara-negara Kepulauan Pasifik," tandas Agung.
Konjen Heru menambahkan, ITPC Sydney dan Konjen RI Sydney akan selalu membantu kedua perusahaan dalam melakukan ekspor dan impor.
"Diharapkan dalam lima tahun ke depan, nilai kontrak antara kedua perusahaan dapat meningkat seiring dengan semakin banyaknya permintaan pasar Australia atau importir Urban Footwear Pty Ltd untuk produk sepatu buatan Indonesia di tingkat pengelola toko modern (retailer) di Australia," pungkasnya.
Berdasarkan data statistik yang sudah diolah Kementerian Perdagangan, ekspor alas kaki periode Januari-September 2018 senilai 70 juta dolar AS. Nilai ini naik 8,58 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2017 yang senilai 64 juta dolar AS.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2019
Tags: