Perum Jamkrindo catat penjaminan KUR Rp50,5 triliun pada 2018
5 Maret 2019 21:13 WIB
Direktur Utama Perum Jamkrindo Randi Anto (ketiga dari kiri) bersama jajaran direksi dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (5/3/2019). (ANTARA/Aji Cakti)
Jakarta (ANTARA) - Perusahaan Umum (Perum) Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) mencatat penjaminan kredit usaha rakyat (KUR) sekitar Rp50,5 triliun dari total KUR yang disalurkan sekitar Rp120 triliun oleh pemerintah pada 2018.
"Tahun lalu kita telah menjamin KUR sebesar Rp50,5 triliun dari total KUR yang disalurkan oleh pemerintah," ujar Direktur Utama Perum Jamkrindo Randi Anto kepada wartawan di Jakarta, Senin.
Pada tahun 2019, Perum Jamkrindo berencana untuk menjamin KUR sekitar Rp70 triliun dari total KUR sebesar Rp140 triliun yang akan disalurkan pemerintah.
Selain itu di tahun ini, Perum Jamkrindo juga menargetkan volume penjaminan sebesar Rp182,36 triliun atau naik 16,5 persen dari RKAP tahun 2018 sebesar Rp156,6 triliun.
"Harapannya tahun 2019 bisa lebih agresif lagi,namun tetap fokus utama kami untuk melayani UMKM dan Koperasi,”ujar Randi Anto saat menghadiri konferensi pers.
Sebelumnya Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian memastikan realisasi penyaluran KUR sepanjang 2018 telah mencapai Rp120 triliun dengan kredit bermasalah (NPL) tercatat 0,24 persen.
Realisasi KUR tersebut sebagian besar atau mencapai 46,8 persen telah tersalurkan kepada KUR sektor produksi seperti pertanian, perikanan, industri, konstruksi, dan jasa-jasa yang bermanfaat untuk mendukung perekonomian.
Menurut wilayah, penyaluran KUR masih didominasi oleh pelaku usaha di Pulau Jawa, dengan porsi penyaluran sebesar 55 persen diikuti dengan Sumatera 19,4 persen dan Sulawesi 11,1 persen.
Secara keseluruhan, total realisasi penyaluran KUR sejak Agustus 2015 hingga 31 Desember 2018 mencapai Rp333 triliun dengan outstanding Rp126 triliun dan NPL satu persen.
Penyaluran KUR itu masih didominasi untuk skema KUR Mikro sebesar 65,6 persen diikuti dengan skema KUR Kecil 34,1 persen dan KUR untuk TKI 0,3 persen.
Untuk 2019, total usulan plafon KUR adalah Rp140 triliun dengan suku bunga tetap sebesar tujuh persen efektif per tahun.
Baca juga: Perum Jamkrindo bukukan laba Rp508,3 miliar pada tahun 2018
"Tahun lalu kita telah menjamin KUR sebesar Rp50,5 triliun dari total KUR yang disalurkan oleh pemerintah," ujar Direktur Utama Perum Jamkrindo Randi Anto kepada wartawan di Jakarta, Senin.
Pada tahun 2019, Perum Jamkrindo berencana untuk menjamin KUR sekitar Rp70 triliun dari total KUR sebesar Rp140 triliun yang akan disalurkan pemerintah.
Selain itu di tahun ini, Perum Jamkrindo juga menargetkan volume penjaminan sebesar Rp182,36 triliun atau naik 16,5 persen dari RKAP tahun 2018 sebesar Rp156,6 triliun.
"Harapannya tahun 2019 bisa lebih agresif lagi,namun tetap fokus utama kami untuk melayani UMKM dan Koperasi,”ujar Randi Anto saat menghadiri konferensi pers.
Sebelumnya Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian memastikan realisasi penyaluran KUR sepanjang 2018 telah mencapai Rp120 triliun dengan kredit bermasalah (NPL) tercatat 0,24 persen.
Realisasi KUR tersebut sebagian besar atau mencapai 46,8 persen telah tersalurkan kepada KUR sektor produksi seperti pertanian, perikanan, industri, konstruksi, dan jasa-jasa yang bermanfaat untuk mendukung perekonomian.
Menurut wilayah, penyaluran KUR masih didominasi oleh pelaku usaha di Pulau Jawa, dengan porsi penyaluran sebesar 55 persen diikuti dengan Sumatera 19,4 persen dan Sulawesi 11,1 persen.
Secara keseluruhan, total realisasi penyaluran KUR sejak Agustus 2015 hingga 31 Desember 2018 mencapai Rp333 triliun dengan outstanding Rp126 triliun dan NPL satu persen.
Penyaluran KUR itu masih didominasi untuk skema KUR Mikro sebesar 65,6 persen diikuti dengan skema KUR Kecil 34,1 persen dan KUR untuk TKI 0,3 persen.
Untuk 2019, total usulan plafon KUR adalah Rp140 triliun dengan suku bunga tetap sebesar tujuh persen efektif per tahun.
Baca juga: Perum Jamkrindo bukukan laba Rp508,3 miliar pada tahun 2018
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019
Tags: