Maluku ekspor 10,1 ton tuna segar ke Jepang
5 Maret 2019 15:55 WIB
Illustrasi: Nelayan menimbang ikan tuna kualitas ekspor di Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh, Sabtu (19/1/2019). Kementerian Kelautan dan Perikanan pada 2019 akan melakukan strategi peningkatan nilai ekspor perikanan dengan menerapkan standar kualitas ekspor ikan dalam negeri, juga dengan menghilangkan biaya ekspor negara tujuan guna mencapai target nilai ekspor sebesar 5,5 miliar dolar AS atau meningkat sekitar 10 persen dari capaian tahun 2018 sebesar 5 miliar dolar AS. (ANTARA FOTO/AMPELSA)
Ambon (ANTARA) - Provinsi Maluku mengekspor ikan tuna segar ke Jepang pada 2 Maret 2019 dengan menggunakan jasa penerbangan Garuda Indonesia dari Bandara Internasional Pattimura, Ambon, Maluku.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Maluku, Elvis Pattislanno, di Ambon, Maluku, Selasa, mengatakan ekspor ikan tuna tersebut merupakan tindak lanjut dari kegiatan serupa pada Januari 2019 dan akhir 2018.
"Pada 2018 kami mengekspor ikan tuna ke sejumlah negara di Asia, Amerika, dan Eropa," ujarnya.
Selain tuna, lanjut dia, Maluku juga mengekspor kepiting ke Singapura dan Malaysia pada Januari 2019. Adapun kepiting yang diekspor adalah kepiting bakau dari Kabupaten Kepulauan Aru, masing-masing sebanyak 1,2 ton dan empat ton.
Komoditas lain yang tengah dijajaki ekspornya, kata dia, adalah kayu olahan. Dalam tahap awal ekspor akan dilakukan melalui Surabaya, Jawa Timur.
"Salah satu investor di bidang komoditas hasil hutan itu tertarik dengan prospek kayu olahan asal Maluku, sehingga menawarkan ekspor yang tahap awal melalui Surabaya," ujar Elvis.
Lebih jauh Kepala Bea dan Cukai Ambon, Yanti Sarmuhidayanti, menjelaskan ekspor ikan tuna 10,1 ton ke Jepang dilakukan melalui Perusahaan Pengurus Jasa Kepabean (PPJK) yakni PT Dwi Upaya Sukses.
"Kantor Bea dan Cukai Ambon sebagai bagian dari Tim Ekspor Maluku bertekad mendorong peningkatan ekspor langsung sehingga berkontribusi bagi pendapatan asali daerah(PAD)," katanya.
Untuk itu, pihaknya memberikan fasilitas kepada para pelaku usaha yang berorientasi ekspor, antara lain berupa kemudahan prosedur dan insentif fiskal, guna membantu peningkatan devisa negara.
"Kami terus dorong kegiatan ekspor langsung ini, bukan hanya dari komoditas perikanan, tetapi semua potensi yang bisa dilakukan ekspor," kata Yanti.
Baca juga: KKP diminta bimbing pengusaha penuhi sertifikasi ekspor
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Maluku, Elvis Pattislanno, di Ambon, Maluku, Selasa, mengatakan ekspor ikan tuna tersebut merupakan tindak lanjut dari kegiatan serupa pada Januari 2019 dan akhir 2018.
"Pada 2018 kami mengekspor ikan tuna ke sejumlah negara di Asia, Amerika, dan Eropa," ujarnya.
Selain tuna, lanjut dia, Maluku juga mengekspor kepiting ke Singapura dan Malaysia pada Januari 2019. Adapun kepiting yang diekspor adalah kepiting bakau dari Kabupaten Kepulauan Aru, masing-masing sebanyak 1,2 ton dan empat ton.
Komoditas lain yang tengah dijajaki ekspornya, kata dia, adalah kayu olahan. Dalam tahap awal ekspor akan dilakukan melalui Surabaya, Jawa Timur.
"Salah satu investor di bidang komoditas hasil hutan itu tertarik dengan prospek kayu olahan asal Maluku, sehingga menawarkan ekspor yang tahap awal melalui Surabaya," ujar Elvis.
Lebih jauh Kepala Bea dan Cukai Ambon, Yanti Sarmuhidayanti, menjelaskan ekspor ikan tuna 10,1 ton ke Jepang dilakukan melalui Perusahaan Pengurus Jasa Kepabean (PPJK) yakni PT Dwi Upaya Sukses.
"Kantor Bea dan Cukai Ambon sebagai bagian dari Tim Ekspor Maluku bertekad mendorong peningkatan ekspor langsung sehingga berkontribusi bagi pendapatan asali daerah(PAD)," katanya.
Untuk itu, pihaknya memberikan fasilitas kepada para pelaku usaha yang berorientasi ekspor, antara lain berupa kemudahan prosedur dan insentif fiskal, guna membantu peningkatan devisa negara.
"Kami terus dorong kegiatan ekspor langsung ini, bukan hanya dari komoditas perikanan, tetapi semua potensi yang bisa dilakukan ekspor," kata Yanti.
Baca juga: KKP diminta bimbing pengusaha penuhi sertifikasi ekspor
Pewarta: Alex Sariwating
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019
Tags: