Nunukan surplus daging ayam, peternak-pemda sepakat jual murah
5 Maret 2019 13:57 WIB
Ilustrasi - Pedagang ayam potong melayani pembeli di Pasar Impres, Lhokseumawe, Aceh, Rabu (21/11/2018). Memasuki perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW 1440 H harga daging ayam dari Rp.22 ribu perkilogram Naik Rp.45 ribu perkilogram atau rata rata Rp.90 ribu per ekor dipicu tingginya permintaan. ANTARA FOTO/Rahmad. (ANTARA FOTO/RAHMAD)
Nunukan (ANTARA) - Produksi ayam di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, melebihi konsumsi masyarakat sehingga peternak dan pemerintah daerah sepakat untuk menjual komoditas itu di bawah harga pasaran.
Asisten Bidang Ekonomi Pembangunan Sekretariat Kabupaten Nunukan, Robby Nahak Serang di Nunukan, Selasa, membenarkan, produksi ayam di daerahnya melebihi konsumsi masyarakat.
Produksi setiap panen mencapai 60.000 ekor lebih sementara konsumsi hanya berkisar 30.000 ekor atau surplus sekira 30.000 ekor.
Kelebihan produksi ini, kata Robby, telah disepakati bersama antara peternak dengan pemda untuk dijual murah atau di bawah harga pasar.
"Peternak sudah sepakat bahwa kelebihan dari jumlah konsumsi dijual murah," kata dia saat ditemui di ruang kerjanya.
Harga daging ayam di pasaran Kabupaten Nunukan saat ini berkisar Rp35.000 per kilogram. Sedangkan kelebihan stok dapat dijual antara Rp28.000 per kilogram.
Langkah ini terpaksa ditempuh Pemkab Nunukan untuk menghindari kerugian yang dialami peternak mitra maupun mandiri.
Kemudian kata Robby, setelah ada kesepakatan tersebut Pemkab Nunukan meminta peternak membuat sebuah asosiasi agar tidak ada lagi istilah peternak mandiri dan mitra karena ke depan, pasokan DOC (bibit ayam) akan dibatasi, disesuaikan dengan kebutuhan konsumsi masyarakat di Pulau Nunukan saja.
Selanjutnya, pasokan DOC ini masuk menggunakan satu pintu melalui asosiasi yang telah terbentuk. Namun penjualan ayam di bawah harga pasaran ini hanya bersifat jangka pendek.
Sikap Pemkab Nunukan berikutnya adalah memfasilitasi peternak untuk mencari pasar baik lokal maupun regional dengan sasaran awal memasok ke perusahaan-perusahaan dan masyarakat di kecamatan lain di Kabupaten Nunukan, terang dia.
Asisten Bidang Ekonomi Pembangunan Sekretariat Kabupaten Nunukan, Robby Nahak Serang di Nunukan, Selasa, membenarkan, produksi ayam di daerahnya melebihi konsumsi masyarakat.
Produksi setiap panen mencapai 60.000 ekor lebih sementara konsumsi hanya berkisar 30.000 ekor atau surplus sekira 30.000 ekor.
Kelebihan produksi ini, kata Robby, telah disepakati bersama antara peternak dengan pemda untuk dijual murah atau di bawah harga pasar.
"Peternak sudah sepakat bahwa kelebihan dari jumlah konsumsi dijual murah," kata dia saat ditemui di ruang kerjanya.
Harga daging ayam di pasaran Kabupaten Nunukan saat ini berkisar Rp35.000 per kilogram. Sedangkan kelebihan stok dapat dijual antara Rp28.000 per kilogram.
Langkah ini terpaksa ditempuh Pemkab Nunukan untuk menghindari kerugian yang dialami peternak mitra maupun mandiri.
Kemudian kata Robby, setelah ada kesepakatan tersebut Pemkab Nunukan meminta peternak membuat sebuah asosiasi agar tidak ada lagi istilah peternak mandiri dan mitra karena ke depan, pasokan DOC (bibit ayam) akan dibatasi, disesuaikan dengan kebutuhan konsumsi masyarakat di Pulau Nunukan saja.
Selanjutnya, pasokan DOC ini masuk menggunakan satu pintu melalui asosiasi yang telah terbentuk. Namun penjualan ayam di bawah harga pasaran ini hanya bersifat jangka pendek.
Sikap Pemkab Nunukan berikutnya adalah memfasilitasi peternak untuk mencari pasar baik lokal maupun regional dengan sasaran awal memasok ke perusahaan-perusahaan dan masyarakat di kecamatan lain di Kabupaten Nunukan, terang dia.
Pewarta: Rusman
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019
Tags: