Dolar AS menguat didorong optimisme perdagangan AS-China
5 Maret 2019 06:32 WIB
Petugas melayani penukaran uang dolar Amerika di salah satu gerai penukaran valuta asing, Jakarta, Jumat (1/3/2019). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/ama. (ANTARAFOTO/PUSPA PERWITASARI)
New York (ANTARA) - Kurs dolar AS menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), karena harapan untuk kemajuan perdagangan lebih lanjut antara Amerika Serikat dan China mengirim optimisme ke pasar keuangan, yang menopang selera risiko (risk appetite) para investor.
Indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, sebut Xinhua, naik 0,16 persen menjadi 96,6823 pada akhir perdagangan.
Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi 1,1330 dolar AS dari 1,1357 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,3170 dolar AS dari 1,3189 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia naik hingga 0,7086 dolar AS dari 0,7070 dolar AS.
Dolar AS dibeli 111,74 yen Jepang, lebih rendah dari 112,00 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,9996 franc Swiss dari 0,9995 franc Swiss, dan naik menjadi 1,3315 dolar Kanada dari 1,3302 dolar Kanada.
Para pelaku pasar tampaknya telah melihat pernyataan terakhir Presiden AS Donald Trump tentang mata uang tersebut.
Trump pada Sabtu (2/3/2019) menegaskan kembali kritiknya terhadap kebijakan moneter Federal Reserve, mengatakan bahwa kenaikan suku bunga menyebabkan dolar AS yang kuat dan menghambat pertumbuhan ekonomi.
"Saya ingin dolar yang kuat. Tetapi saya ingin dolar yang bagus untuk negara kita, bukan dolar yang begitu kuat yang menghalangi kita untuk berurusan dengan negara lain dan mengambil bisnis mereka," kata Trump pada Conservative Political Action Conference.
Mata uang AS siap untuk tetap kuat tahun ini meskipun ada keluhan Trump tentang kenaikannya baru-baru ini karena prospek pertumbuhan di tempat lain lesu, para ahli mencatat.
Baca juga: Dolar AS menguat, harga emas turun jadi 1.287,5 dolar per ounce
Baca juga: Harga minyak naik, Brent jadi 65,67 dolar per barel
Indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, sebut Xinhua, naik 0,16 persen menjadi 96,6823 pada akhir perdagangan.
Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi 1,1330 dolar AS dari 1,1357 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,3170 dolar AS dari 1,3189 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia naik hingga 0,7086 dolar AS dari 0,7070 dolar AS.
Dolar AS dibeli 111,74 yen Jepang, lebih rendah dari 112,00 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,9996 franc Swiss dari 0,9995 franc Swiss, dan naik menjadi 1,3315 dolar Kanada dari 1,3302 dolar Kanada.
Para pelaku pasar tampaknya telah melihat pernyataan terakhir Presiden AS Donald Trump tentang mata uang tersebut.
Trump pada Sabtu (2/3/2019) menegaskan kembali kritiknya terhadap kebijakan moneter Federal Reserve, mengatakan bahwa kenaikan suku bunga menyebabkan dolar AS yang kuat dan menghambat pertumbuhan ekonomi.
"Saya ingin dolar yang kuat. Tetapi saya ingin dolar yang bagus untuk negara kita, bukan dolar yang begitu kuat yang menghalangi kita untuk berurusan dengan negara lain dan mengambil bisnis mereka," kata Trump pada Conservative Political Action Conference.
Mata uang AS siap untuk tetap kuat tahun ini meskipun ada keluhan Trump tentang kenaikannya baru-baru ini karena prospek pertumbuhan di tempat lain lesu, para ahli mencatat.
Baca juga: Dolar AS menguat, harga emas turun jadi 1.287,5 dolar per ounce
Baca juga: Harga minyak naik, Brent jadi 65,67 dolar per barel
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019
Tags: