Medan (ANTARA) - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Sumatera Utara meminta Polres Labuhan Batu bekerja sama dengan Dinas Kesehatan setempat mengusut tuntas kasus keracunan mi rebus yang dialami puluhan warga di Desa Melayu, Kecamatan Kualuh Selatan, Kabupaten Labuhan Batu Utara.
"Kasus keracunan mi itu agar diselidiki penyebabnya," kata Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Sumut, Abubakar Siddik, di Medan, Sabtu.
Kasus serupa, menurut dia, tidak hanya terjadi di Labuhan Batu Utara, melainkan juga di sejumlah daerah lain di Sumut.
Ia menyebutkan penjual mi harus diperiksa untuk memastikan asal bahan makanan yang dibuatnya. Patut diduga juga pembuat mi mencampur bahan makanan yang dijualnya dengan bahan berbahaya.
"Hal ini merupakan tugas penyidik kepolisian untuk mengungkapnya," ucap dia.
Puluhan warga Desa Gunung Melayu, Kecamatan Kualuh Selatan, Kabupaten Labuhanbatu Utara dilaporkan mengalami keracunan usai memakan mi rebus saat acara pengajian pada 26 Februari lalu. Warga yang didominasi ibu-ibu itu dilarikan ke puskesmas karena mengaku pusing, mual-mual, dan muntah-muntah.
Dari 70 koran, sebagian besar berusia dewasa, lima ibu hamil, delapan anak-anak. Korban yang tengah hamil kemudian dirujuk ke rumah sakit di Kota Rantauprapat.
Baca juga: Korban keracunan tutut di Sukabumi bertambah jadi 52 orang
Baca juga: Polisi selidiki peristiwa keracunan delapan pelajar Bekasi
Baca juga: Kapolres Lumajang: Satu korban meninggal keracunan karbon monoksida
YLKI Sumut minta keracunan mi diusut
2 Maret 2019 23:11 WIB
ilustrasi keracunan massal (AntaraNews/Diasty Surjanto)
Pewarta: Munawar Mandailing
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019
Tags: