Bantul, Yogyakarta (ANTARA News) - Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat ada 300-an warga yang mengundurkan diri dari penerima program keluarga harapan (PKH) karena merasa sudah tidak berhak mendapat bantuan itu.

"Kalau yang mengundurkan diri itu baru dari PKH (program keluarga harapan), dan sampai sekarang sudah ada sekitar 300an (orang)," kata Koordinator PKH pada Dinsos, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bantul Rini Natalina di Bantul, Jumat.

Ratusan warga Bantul itu mengundurkan diri dari kepesertaan PKH tahun 2019 karena merasa tidak berhak menerima bantuan dan sudah mampu dari segi ekonomi atau keluar dari kriteria keluarga miskin penerima program pemerintah itu.

Ia mengatakan, sejak ada upaya perbaharuan maupun verifikasi data kemiskinan di Bantul awal tahun ini, memang ditemukan warga yang sudah tidak masuk kriteria miskin, masih terdata dalam basis data terpadu.

Oleh karena itu, menurut dia, yang bersangkutan mundur dari kepesertaan PKH, bahkan di salah satu wilayah Bantul mundurnya itu digagas oleh para warga pedukuhan dengan mengajak warga secara bersama mengundurkan diri.

"Bahkan di wilayah Kecamatan Pundong itu ada 62 warga yang mengundurkan diri hari itu, yang diinisiasi mereka (warga), jadi setiap hari pasti ada yang mengundurkan diri dari hasil verifikasi," katanya.

Rini mengatakan, total penerima PKH di Bantul pada tahun ini sebanyak 64.655 peserta. Jumlah tersebut menurutnya belum dikurangi dengan peserta yang mengundurkan diri yang diperkirakan akan semakin bertambah jumlah yang mundur.

Sementara itu, Asisten III Bidang Sumber Daya dan Kesejahteraan Rakyat Setda Bantul Totok Sudarto sebelumnya mengatakan, pemda sedang melakukan perbaharuan data terpadu kemiskinan di daerah ini dengan melakukan pendataan warga `by name by adress`.

"Ketika memperbarui data maka imbauan dari Pemkab Bantul untuk seluruh warga masyarakat yang sudah mampu dimohon mundur dari penerima PKH, masing masing desa sudah ada penilaian. Dan di beberapa tempat sudah pada mengundurkan diri," katanya.

Bahkan, kata dia, ada kejadian unik di salah satu desa di Pandak tepatnya di pedusunan Jodog ada imbauan dari kepala dusun atau dukuh setempat agar warga secara bersama-sama mengembalikan atau mundur dari penerima PKH.

"Juga ada imbauan dari tokoh masyarakat sekiranya sudah mampu tapi masih menerima PKH maka akan didoakan seluruh warga kampung menjadi tidak mampu. Akhirnya mulai dari Jodog itu kemudian sudah banyak (mundur dari PKH)," katanya.

Baca juga: Yogyakarta siapkan 10 kube dari peserta PKH