Kotabaru, Kalsel (ANTARA News) - Laboratorium Bakteriologi Molekuler Lembaga Biologi Molekuler Eijkman yang merupakan lembaga riset kedokteran dan biologi molekul di bawah Kemristekdikti menunjuk Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan sebagai lokasi penelitian.

"Selain Kotabaru, lembaga riset tersebut juga menetapkan Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kotabaru H. Akhmad Rivai di Kotabaru, Kamis.

Dia menjelaskan, penelitian studi kolonisasi yang dilaksanakan di Kotabaru, khususnya berada di wilayah kerja Puskesmas Sebatung dalam hal ini Desa Rampa, Kecamatan Pulau Laut Utara yang membawahi Posyandu Terapung dan Posyandu Udang dengan masa waktu penelitian lebih kurang selama 3 bulan, dan dimulai Februari-Mei 2019.

Kepala Laboratorium Bakteriologi Molekuler, Dodi Safari, menjelaskan, penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan distribusi serotipe Streptococcus pneumoniae dan serogroup Haemophilus influenza yang terkolonisasi dalam saluran pernafasan.

"Serta mulut anak-anak sehat usia di bawah 5 tahun di Indonesia dan menjelaskan pola resistensi antimikroba dari Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae dan Staphylococcus aureus yang terkolonisasi," ujarnya.

Dodi menjelaskan, hasil penelitian ini dimanfaatkan sebagai data dasar distribusi serotipe galur Streptococcus pneumoniae di masyarakat yang nantinya akan bermanfaat untuk mengukur dampak potensial vaksin pneumokokus.

Di samping itu juga dapat dimanfaatkan sebagai data untuk pertimbangan dalam formulasi kebijakan yang tepat sehubungan dengan pengenalan vaksin pneumokokus.

Sementera itu, anak-anak usia di bawah 5 tahun di Indonesia memiliki risiko tinggi untuk menderita pneumonia dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

Baca juga: Lembaga Eijkman kembangkan sel induk pluripoten diinduksi

Baca juga: Puskesmas Serongga Kotabaru-Kalsel ditetapkan Kemenkes sebagai percontohan

Baca juga: lembaga eijkman tingkatkan kerjasama tanggulangi penyakit infeksi