Demokrat: AHY gantikan SBY sebagai "icon" partai
28 Februari 2019 18:49 WIB
Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat Hinca Pandjaitan memberikan keterangan pers terkait dua surat yang disampaikan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Kamis (28/2/2019). (Imam B)
Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Pandjaitan mengatakan Komandan Komando Tugas Bersama (Kogasma) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) akan menggantikan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai simbol atau "icon" partai.
Hal itu menurut dia karena peran AHY yang sementara menggantikan SBY memimpin pemenangan Pemilu 2019 karena sedang berada di Singapura menemani pengobatan yang dijalani Ani Yudhoyono.
"Iya (AHY menggantikan SBY sebagai simbol partai), karena SBY secara fisik tidak bisa hadir," kata Hinca di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Kamis.
Hinca menilai elektabilitas dan popularitas AHY cukup tinggi, terutama setelah mengikuti kontestasi Pilkada DKI Jakarta 2017 sehingga diyakini dapat menambah energi baru bagi Demokrat.
Hinca meyakini Demokrat percaya pada kekuatan internal yang dimiliki dan figur AHY bisa mengangkat suara partai di Pemilu 2019.
Dia meyakini meskipun SBY secara fisik tidak hadir namun secara ide dan gagasan tetap selalu ada, bahkan dirinya dua hari sekali bertemu dengan Presiden Keenam RI tersebut untuk berdiskusi, mendapatkan instruksi dan masukan.
"Urusan internal partai, saya yang memimpin dengan teman-teman di dalam. Komandan Kogasma fokus bagaimana cara menang Pemilu 2019, Jumat besok Mas AHY akan menyampaikan pidato politik di Jakarta dan 1 April di Jawa Timur," ujarnya.
Hinca mengatakan pemberian mandat pemenangan kepada AHY, membantah desas desus terkait akan ditunjuknya Pelaksana Tugas Ketua Umum karena susunan kepengurusan DPP Partai Demokrat tidak ada yang berubah.
Namun Hinca enggan menanggapi penunjukkan AHY itu sebagai langkah memuluskan transformasi kepemimpinan di Partai Demokrat karena masih fokus dalam pemenangan Pemilu.
"Tidak releven membicarakan itu. Kami taat asas dan konstitusi. Kongres dilaksanalan 2020, sehingga di 2019 fokus memenangkan Pemilu," katanya.
Sebelumnya, SBY memberikan secara langsung dua surat kepada Hinca sebagai Sekjen Partai Demokrat di Singapura.
Surat pertama, berisi 10 poin salah satunya memberikan mandat kepada AHY memimpin kampanye Pemilu 2019, dibantu Sukarwo dan Nachrowi Ramli.
Surat kedua berisi terkait pernyataan SBY yang memberikan semangat kepada kader Demokrat untuk tetap menjaga soliditas dan kekompakan jelang Pemilu 2019.
Baca juga: SBY berikan mandat pemenangan Pemilu kepada AHY
Baca juga: SBY: Kontestasi Pilpres 2019 lebih keras
Hal itu menurut dia karena peran AHY yang sementara menggantikan SBY memimpin pemenangan Pemilu 2019 karena sedang berada di Singapura menemani pengobatan yang dijalani Ani Yudhoyono.
"Iya (AHY menggantikan SBY sebagai simbol partai), karena SBY secara fisik tidak bisa hadir," kata Hinca di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Kamis.
Hinca menilai elektabilitas dan popularitas AHY cukup tinggi, terutama setelah mengikuti kontestasi Pilkada DKI Jakarta 2017 sehingga diyakini dapat menambah energi baru bagi Demokrat.
Hinca meyakini Demokrat percaya pada kekuatan internal yang dimiliki dan figur AHY bisa mengangkat suara partai di Pemilu 2019.
Dia meyakini meskipun SBY secara fisik tidak hadir namun secara ide dan gagasan tetap selalu ada, bahkan dirinya dua hari sekali bertemu dengan Presiden Keenam RI tersebut untuk berdiskusi, mendapatkan instruksi dan masukan.
"Urusan internal partai, saya yang memimpin dengan teman-teman di dalam. Komandan Kogasma fokus bagaimana cara menang Pemilu 2019, Jumat besok Mas AHY akan menyampaikan pidato politik di Jakarta dan 1 April di Jawa Timur," ujarnya.
Hinca mengatakan pemberian mandat pemenangan kepada AHY, membantah desas desus terkait akan ditunjuknya Pelaksana Tugas Ketua Umum karena susunan kepengurusan DPP Partai Demokrat tidak ada yang berubah.
Namun Hinca enggan menanggapi penunjukkan AHY itu sebagai langkah memuluskan transformasi kepemimpinan di Partai Demokrat karena masih fokus dalam pemenangan Pemilu.
"Tidak releven membicarakan itu. Kami taat asas dan konstitusi. Kongres dilaksanalan 2020, sehingga di 2019 fokus memenangkan Pemilu," katanya.
Sebelumnya, SBY memberikan secara langsung dua surat kepada Hinca sebagai Sekjen Partai Demokrat di Singapura.
Surat pertama, berisi 10 poin salah satunya memberikan mandat kepada AHY memimpin kampanye Pemilu 2019, dibantu Sukarwo dan Nachrowi Ramli.
Surat kedua berisi terkait pernyataan SBY yang memberikan semangat kepada kader Demokrat untuk tetap menjaga soliditas dan kekompakan jelang Pemilu 2019.
Baca juga: SBY berikan mandat pemenangan Pemilu kepada AHY
Baca juga: SBY: Kontestasi Pilpres 2019 lebih keras
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019
Tags: