100.000 sabun pesanan Jokowi dari Garut sudah dikirim
28 Februari 2019 13:28 WIB
Liliawati warga Desa Padahurip, Banjarwangi, Garut, yang memproduksi sabun cuci tidak menyangka ketika mendapatkan pesanan senilai Rp2 miliar dari Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana. (Hanni Sofia)
Garut (ANTARA News) - Sebanyak 100.000 botol sabun cuci peralatan makan produk kelompok usaha Program Keluarga Harapan (PKH) di Banjarwangi, Kabupaten Garut, Jawa Barat, sudah dikirim ke Jakarta sesuai pesanan Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) saat berkunjung ke Garut pada 19 Januari 2019.
"Alhamdulillah selesai, semuanya 100.000 botol sesuai dengan pesanan Pak Presiden," kata Eli Liawati, salah seorang pembuat sabun cuci pesanan Presiden Jokowi di Garut, Kamis.
Ia mengatakan, kelompok usaha yang tergabung dalam PKH di Banjarwangi memiliki produk usaha sabun yang ditekuni oleh ibu-ibu penerima PKH.
Sejak mendapatkan pesanan senilai Rp2 miliar dari Presiden, kata Eli, semua kelompok usaha langsung bekerja bersama-sama agar permintaan tersebut terpenuhi sesuai pesanan dan waktu yang diminta.
"Akhirnya sabun bisa selesai dan hari Rabu pesanan telah dikirimkan ke Jakarta," katanya.
Ia mengungkapkan, awalnya iai tidak percaya mendapatkan pesanan dari Presiden Jokowi, bahkan sempat khawatir pesanan yang banyak itu tidak dapat terpenuhi.
Namun hasil kerja keras Eli dibantu dengan 40 anggota PKH dan beberapa orang tetangga yang tidak menerima PKH, akhirnya bisa diselesaikan dengan baik.
"Kepikiran terus, takut tidak memenuhi target, tapi alhamdulillah bisa," katanya.
Ia mengatakan, dana untuk pembuatan sabun cuci itu sudah diterimanya sebesar 75 persen atau sebesar Rp1,5 miliar, dana tersebut sudah digunakan untuk membeli bahan baku, membayar pekerja, termasuk ongkos mengirim sabun.
Setelah mendapatkan pesanan dari Presiden, Eli saat ini mengundurkan diri sebagai penerima PKH, dan akan terus melanjutkan usaha sabun untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya.
Eli menambahkan, hasil penjualan sabun itu akan digunakan untuk pemberdayaan anggota PKH, dan memperbaiki madrasah di depan rumahnya yang terbakar pada tahun lalu.
"Nanti juga kalau masih ada uangnya mau buat umroh orang tua dan mertua saya, dan sama modal usaha," katanya.
Sebelumnya, Eli bersama anggota PKH lainnya dari beberapa daerah di Kabupaten Garut diundang untuk memamerkan produk usahanya pada acara PKH yang diselenggarakan Kementerian Sosial di Gedung Serba Guna Mandala, Kecamatan Garut Kota.
Presiden Jokowi yang menghadiri acara itu sempat berkeliling melihat hasil karya usaha penerima PKH, termasuk melihat produk sabun cuci produk rumahan yang diproduksi Eli.
Saat itu juga Presiden Jokowi memesan sabun kemasan botol seharga Rp20.000 itu untuk dibuatkan sebanyak 100.000 botol atau senilai Rp2 miliar.
Baca juga: Pramono: Presiden beli 100 ribu sabun cuci untuk dorong UMKM
Baca juga: Presiden pesan produk sabun Eli Liawati, warga Garut, senilai Rp2 miliar
"Alhamdulillah selesai, semuanya 100.000 botol sesuai dengan pesanan Pak Presiden," kata Eli Liawati, salah seorang pembuat sabun cuci pesanan Presiden Jokowi di Garut, Kamis.
Ia mengatakan, kelompok usaha yang tergabung dalam PKH di Banjarwangi memiliki produk usaha sabun yang ditekuni oleh ibu-ibu penerima PKH.
Sejak mendapatkan pesanan senilai Rp2 miliar dari Presiden, kata Eli, semua kelompok usaha langsung bekerja bersama-sama agar permintaan tersebut terpenuhi sesuai pesanan dan waktu yang diminta.
"Akhirnya sabun bisa selesai dan hari Rabu pesanan telah dikirimkan ke Jakarta," katanya.
Ia mengungkapkan, awalnya iai tidak percaya mendapatkan pesanan dari Presiden Jokowi, bahkan sempat khawatir pesanan yang banyak itu tidak dapat terpenuhi.
Namun hasil kerja keras Eli dibantu dengan 40 anggota PKH dan beberapa orang tetangga yang tidak menerima PKH, akhirnya bisa diselesaikan dengan baik.
"Kepikiran terus, takut tidak memenuhi target, tapi alhamdulillah bisa," katanya.
Ia mengatakan, dana untuk pembuatan sabun cuci itu sudah diterimanya sebesar 75 persen atau sebesar Rp1,5 miliar, dana tersebut sudah digunakan untuk membeli bahan baku, membayar pekerja, termasuk ongkos mengirim sabun.
Setelah mendapatkan pesanan dari Presiden, Eli saat ini mengundurkan diri sebagai penerima PKH, dan akan terus melanjutkan usaha sabun untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya.
Eli menambahkan, hasil penjualan sabun itu akan digunakan untuk pemberdayaan anggota PKH, dan memperbaiki madrasah di depan rumahnya yang terbakar pada tahun lalu.
"Nanti juga kalau masih ada uangnya mau buat umroh orang tua dan mertua saya, dan sama modal usaha," katanya.
Sebelumnya, Eli bersama anggota PKH lainnya dari beberapa daerah di Kabupaten Garut diundang untuk memamerkan produk usahanya pada acara PKH yang diselenggarakan Kementerian Sosial di Gedung Serba Guna Mandala, Kecamatan Garut Kota.
Presiden Jokowi yang menghadiri acara itu sempat berkeliling melihat hasil karya usaha penerima PKH, termasuk melihat produk sabun cuci produk rumahan yang diproduksi Eli.
Saat itu juga Presiden Jokowi memesan sabun kemasan botol seharga Rp20.000 itu untuk dibuatkan sebanyak 100.000 botol atau senilai Rp2 miliar.
Baca juga: Pramono: Presiden beli 100 ribu sabun cuci untuk dorong UMKM
Baca juga: Presiden pesan produk sabun Eli Liawati, warga Garut, senilai Rp2 miliar
Pewarta: Feri Purnama
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019
Tags: