Jakarta (ANTARA News) - Direktur Eksekutif Lembaga Survey IndoBarometer, Mohammad Qodari, di Jakarta, Jumat, mengatakan bahwa Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sangat berpeluang unggul jika pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2009 ikut bertarung. Menurut Qodari, peluang SBY dapat unggul pada Pilpres 2009 karena yang bersangkutan dikenal bersih, baik, dan tidak bermasalah. "Jika SBY gagal, maka yang berpeluang naik adalah Megawati," katanya. Hasil survei yang pernah dilakukannya, SBY berada di posisi teratas dengan nilai 35 persen, kemudian Megawati 22 persen, Sultan Hamengku Buwono X delapan persen, Wiranto tujuh persen, Amien Rais lima persen, Abdurahman Wahid (Gus Dur) empat persen, M. Jusuf Kalla tiga persen, Surya Paloh satu persen, Sutiyoso 0,5 persen, dan Aburizal Bakrie 0,2 persen, sedangkan sisanya tidak memilih. Qodari melihat, Megawati berpeluang kedua naik, karena sudah dikenal publik dan masih berkarismatik. "Megawati berpeluang jika SBY dianggap gagal, sehingga mencari figur alternatif dan alternatifnya Megawati," katanya. Megawati dikenal lebih tenang, adem, dan tingkat kepuasan saat dia memimpin pun tidak terlalu jelek. Namun, lanjut Qodari, jika SBY dianggap berhasil dan maju pada Pilpres 2009, maka SBY sangat mungkin unggul karena kekuatan yang muncul dari pribadinya. Mengenai munculnya Sutiyoso yang sudah mendeklarisakn diri, Qodari melihat hal itu masih terlalu dini. Bahkan, peluang untuk dapat lolos sangat kecil. Jika SBY dinilai ragu, kemudian Sutiyoso muncul dari sisi militer yang tegas, hal itu belum tentu dapat membantu. "Pada pemilu 2004 ada Wiranto, tetapi dia kalah dari SBY dan Megawati," katanya. Bahkan, jika Sutiyoso jadi presiden dikhawatirkan ruang gerak dengan luar negeri akan menjadi sempit karena dugaan sejumlah kasus, seperti masalah serangan terhadap Sekretariat Partai Demokrasi Indonesia (PDI) pada 27 Juli 1996. (*)