Jakarta (ANTARA) - Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) meminta Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) memerhatikan hal-hal krusial di turnamen pramusim Piala Presiden 2019 seperti status keimigrasian pemain asing dan potensi kerusuhan

Dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu malam, Ketua Umum BOPI Richard Sam Bera menyebut setidak-tidaknya ada dua hal perlu perhatian serius untuk Piala Presiden 2019 yaitu status keimigrasian pemain dan potensi kerusuhan.

"Kami meminta jangan ada lagi pemain asing yang masuk dengan visa wisata, lalu ikut turnamen. Lebih tepat menggunakan visa tinggal terbatas," ujar Richard.

Sementara, terkait potensi kerusuhan, BOPI meminta PSSI melakukan antisipasi karena pelaksanaan Piala Presiden berlangsung di masa kampanye menjelang Pemilihan Umum 2019.

"Kami meminta tidak boleh terjadi pelanggaran-pelanggaran peraturan terkait kampanye Pilpres dan Pileg 2019, termasuk tinggginya potensi kerusuhan," tutur Richard.

Piala Presiden 2019 sendiri digelar mulai 2 Maret 2019, dibuka dengan pertandingan Grup A yaitu Persib Bandung melawan Tira-Persikabo di Stadion Si Jalak Harupat, Bandung, Jawa Barat.

Turnamen pramusim yang lazim dimanfaatkan klub-klub untuk menguji coba pemain dan strategi di Liga 1 Indonesia musim 2019 ini diikuti 20 klub, perwakilan Liga 1 dan Liga 2, yang dibagi ke dalam lima grup.

Juara Piala Presiden 2019 akan mendapatkan Rp3,5 miliar, peringkat kedua meraih Rp2,35 miliar, peringkat ketiga dan keempat masing-msing meraup Rp825 juta.

Baca juga: Anggota Exco isyaratkan Iwan Budianto tak lagi ketua OC Piala Presiden
Baca juga: PSSI: hadiah Piala Presiden 2019 bertambah Rp500 juta
Baca juga: Maruarar gaungkan transparansi usai menjadi ketua SC Piala Presiden