Jakarta (ANTARA News) - Penyelenggaraan Pemilu pada April 2019 dinilai tak berpengaruh terhadap pasar properti Jakarta.

"Pemilu lebih berpengaruh terhadap stabilitas ekonomi seperti melemahnya nilai tukar rupiah, turunnya Produk Domestik Bruto dan lain sebagainya seperti yang terjadi pada 2014," kata Pemerhati properti Anton Sitorus yang juga Kepala Riset dan Konsultasi Savills Indonesia, di Jakarta, Rabu.

Sedangkan di sisi lain, pemilu tidak mempunyai pengaruh tertentu terhadap bisnis properti, karena dua hal tersebut berbeda dan tidak berhubungan.

"Kalau dilihat, sebenarnya tahun pemilu tidak terlalu berdampak pada pasar properti. Oleh karena itu, waktu itu kita berpikir kalau pemilu dan properti cenderung berbeda," ucap Anton.

Ia menjelaskan, berdasarkan pengalaman pada 2014 properti memang juga mengalami pergerakan, seperti harga sewa kantor turun, namun harga kondominium meningkat.

Tetapi secara lebih lanjut, Anton menjelaskan bahwa harga kondominium mengalami peningkatan dikarenakan pada saat itu produk tersebut sangat populer.

Oleh karena itu, Anton berpendapat jika pemilu tidak akan berpengaruh dengan keadaan pasar properti, baik pada 2014, maupun pada 2019 ini.

"Pemilu tahun ini seharusnya mempengaruhi iklim bisnis dan investasi secara keseluruhan. Sementara ekonomi saat ini masih solid," ujar dia.

Namun untuk pasar perkantoran diperkirakan masih mengalami kesulitan dan sebagai gantinya akan muncul ruang kantor bersama atau "co working space" yang akan diisi perusahaan-perusahaan teknologi informasi.

Baca juga: Hipmi Jakarta inginkan pembenahan regulasi sektor perumahan
Baca juga: Sandiaga Uno: 60.000 lapangan kerja baru sektor properti