Empat penambang meninggal tertimbun longsor di Bakan
27 Februari 2019 18:11 WIB
Sejumlah anggota tim SAR mengevakuasi salah seorang korban tambang emas yang longsor di Desa Bakan, Kecamatan Lolayan, Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara, Selasa (26/2/2019) malam. Sekitar 60 pekerja tertimbun longsor di lokasi penambangan emas tanpa ijin tersebut dan 11 korban diantaranya selamat sementara tiga orang meninggal dan 46 orang masih dalam pencarian. (ANTARA FOTO/Handout/Humas Basarnas/aww.)
Manado (ANTARA) - Hingga pukul 18.00 WITA, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama dengan tim lainnya berhasil mengevakuasi penambang yang tertimbun longsor di lokasi Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) Bakan, Kabupaten Bolaang Mongondow, Rabu.
"Sudah 21 korban yang berhasil kami evakuasi, empat di antaranya meninggal sementara 17 penambang lainnya selamat," kata Kepala Seksi Tanggap Darurat BPBD Kabupaten Bolaang Mongondow, Abdul Muin Paputungan melalui sambungan telepon genggam.
Dia memperkirakan, masih banyak penambang yang terjebak dalam lubang yang dibuat untuk mendapatkan batuan mengandung emas.
"Jadi mereka masuk melalui satu pintu utama, kemudian menyebar melalui terowongan-terowongan buatan yang jumlahnya cukup banyak," ujarnya.
Hingga saat ini, tambahnya masih terdengar jeritan-jeritan minta tolong dari penambang yang terjebak dalam terowongan itu.
"Kami terus berupaya untuk mengevakuasi mereka, medannya cukup sulit dengan kemiringan yang cukup curam. Tim akan melakukan briefing untuk menentukan langkah selanjutnya," katanya.
"Selain curam, saat ini lokasi evakuasi tertutup kabut," katanya.
Puluhan penambang tertimbun longsor di areal Penambangan Emas Tanpa Ijin (PETI) di Desa Bakan, Kecamatan Lolayan, Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), Sulawesi Utara pukul 21.00 WITA, Selasa (26/2).
Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, peristiwa tersebut terjadi saat puluhan orang sedang menambang emas tiba-tiba tiang dan papan penyanggah lubang galian patah akibat kondisi tanah yang labil dan banyaknya lubang galian tambang.*
Baca juga: SAR Gorontalo kirim tim pertolongan longsor tambang Bolmong
Baca juga: Enam penambang emas ilegal di Gunung Botak diciduk
"Sudah 21 korban yang berhasil kami evakuasi, empat di antaranya meninggal sementara 17 penambang lainnya selamat," kata Kepala Seksi Tanggap Darurat BPBD Kabupaten Bolaang Mongondow, Abdul Muin Paputungan melalui sambungan telepon genggam.
Dia memperkirakan, masih banyak penambang yang terjebak dalam lubang yang dibuat untuk mendapatkan batuan mengandung emas.
"Jadi mereka masuk melalui satu pintu utama, kemudian menyebar melalui terowongan-terowongan buatan yang jumlahnya cukup banyak," ujarnya.
Hingga saat ini, tambahnya masih terdengar jeritan-jeritan minta tolong dari penambang yang terjebak dalam terowongan itu.
"Kami terus berupaya untuk mengevakuasi mereka, medannya cukup sulit dengan kemiringan yang cukup curam. Tim akan melakukan briefing untuk menentukan langkah selanjutnya," katanya.
"Selain curam, saat ini lokasi evakuasi tertutup kabut," katanya.
Puluhan penambang tertimbun longsor di areal Penambangan Emas Tanpa Ijin (PETI) di Desa Bakan, Kecamatan Lolayan, Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), Sulawesi Utara pukul 21.00 WITA, Selasa (26/2).
Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, peristiwa tersebut terjadi saat puluhan orang sedang menambang emas tiba-tiba tiang dan papan penyanggah lubang galian patah akibat kondisi tanah yang labil dan banyaknya lubang galian tambang.*
Baca juga: SAR Gorontalo kirim tim pertolongan longsor tambang Bolmong
Baca juga: Enam penambang emas ilegal di Gunung Botak diciduk
Pewarta: Karel Alexander Polakitan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019
Tags: