Permainan tradisional Melayu dilestarikan dalam Lomba Jong 2019
26 Februari 2019 10:54 WIB
Beberapa peserta sedang bersiap-siap untuk melepaskan perahu-perahu Jong dalam Lomba Perahu Jong yang diselenggarakan di Pantai Kampung Melayu 2-3 Maret 2013. (ANTARA/Dedi)
Batam (ANTARA News) - Pemerintah Kota Batam, Kepulauan Riau, melestarikan permainan tradisional khas Melayu pesisir, Jong, dalam Lomba Jong 2019, di Pantai Tanjung Mak Dare Kampung Melayu, mulai Rabu hingga Sabtu, 13-15 Maret.
"Ini sebagian dari upaya kami melestarikan permainan olahraga tradisional khas," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam Ardiwinata di Batam, Selasa.
Jong merupakan permainan tradisional, berupa balap perahu kayu tanpa awak dengan layar beraneka warna. Kapal berukuran sekitar 1 meter itu biasanya dipacu di sekitar bibir pantai.
Ardi mengatakan, pemerintah terus berupaya melestarikan berbagai kebudayaan setempat agar dapat terus dinikmati generasi muda.
Selain untuk melestarikan budaya, perlombaan Jong juga diharapkan dapat menarik kunjungan pelancong dalam dan luar negeri yang tertarik dengan budaya setempat.
Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga Kota Batam Hendriana Gustini menyatakan pemerintah sengaja menyelenggarakan lomba itu setiap tahun.
"Acara ini, selama 18 tahun digelar oleh masyarakat Melayu Batu Besar dan semenjak Tahun 2015 hingga sekarang dianggarkan oleh Pemkot Batam melalui Dispora Kota Batam yang tertuang dalam Kegiatan Penyelenggaraan olahraga rekreasi dan tradisional," kata dia.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizky Handayani dalam siaran pers mengatakan, Lomba Jong 2019 diperkirakan berlangsung meriah, karena pesertanya tidak hanya masyarakat Kepri, melainkan juga dari Malaysia dan Singapura.
"Lomba Jong Batam 2019 bisa diikuti semua lapisan masyarakat dari semua kelompok umur," kata dia.
Panitia membagi lomba atas beberapa kategori, antara lain kelas jong kecil dengan ukuran 1-1,29 meter, jong sedang 1,30-1,59 meter, jong besar 1,60-1,90 meter, dan kelas jong untuk anak-anak.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menuturkan, `sport tourism` menjadi potensi wisata yang tengah dikembangkan Kemenpar. Tak jauh berbeda dengan jenis wisata lain, sport tourism diyakini mampu menarik banyak pengunjung. bahkan mendatangkan wisatawan mancanegara.
"Sport tourism sudah dikembangkan beberapa daerah di Indonesia. Sebagian di antaranya masuk Calender of Event (CoE) Kemenpar 2019. Bukan tidak mungkin Lomba Jong Batam juga masuk suatu hari nanti dan semakin berkembang serta menjadi daya tarik wisatawan mancanegara," kata dia.
"Ini sebagian dari upaya kami melestarikan permainan olahraga tradisional khas," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam Ardiwinata di Batam, Selasa.
Jong merupakan permainan tradisional, berupa balap perahu kayu tanpa awak dengan layar beraneka warna. Kapal berukuran sekitar 1 meter itu biasanya dipacu di sekitar bibir pantai.
Ardi mengatakan, pemerintah terus berupaya melestarikan berbagai kebudayaan setempat agar dapat terus dinikmati generasi muda.
Selain untuk melestarikan budaya, perlombaan Jong juga diharapkan dapat menarik kunjungan pelancong dalam dan luar negeri yang tertarik dengan budaya setempat.
Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga Kota Batam Hendriana Gustini menyatakan pemerintah sengaja menyelenggarakan lomba itu setiap tahun.
"Acara ini, selama 18 tahun digelar oleh masyarakat Melayu Batu Besar dan semenjak Tahun 2015 hingga sekarang dianggarkan oleh Pemkot Batam melalui Dispora Kota Batam yang tertuang dalam Kegiatan Penyelenggaraan olahraga rekreasi dan tradisional," kata dia.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizky Handayani dalam siaran pers mengatakan, Lomba Jong 2019 diperkirakan berlangsung meriah, karena pesertanya tidak hanya masyarakat Kepri, melainkan juga dari Malaysia dan Singapura.
"Lomba Jong Batam 2019 bisa diikuti semua lapisan masyarakat dari semua kelompok umur," kata dia.
Panitia membagi lomba atas beberapa kategori, antara lain kelas jong kecil dengan ukuran 1-1,29 meter, jong sedang 1,30-1,59 meter, jong besar 1,60-1,90 meter, dan kelas jong untuk anak-anak.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menuturkan, `sport tourism` menjadi potensi wisata yang tengah dikembangkan Kemenpar. Tak jauh berbeda dengan jenis wisata lain, sport tourism diyakini mampu menarik banyak pengunjung. bahkan mendatangkan wisatawan mancanegara.
"Sport tourism sudah dikembangkan beberapa daerah di Indonesia. Sebagian di antaranya masuk Calender of Event (CoE) Kemenpar 2019. Bukan tidak mungkin Lomba Jong Batam juga masuk suatu hari nanti dan semakin berkembang serta menjadi daya tarik wisatawan mancanegara," kata dia.
Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019
Tags: