Industri smelter senilai 1 miliar dolar beroperasi di Konawe
25 Februari 2019 22:20 WIB
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menandatangani prasasti tanda peresmian industri smelter nikel PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) di Konawe, Sulawesi Tenggara. (ANTARA News/ Biro Humas Kementerian Perindustrian)
Jakarta (ANTARA News) - Industri pengolahan dan pemurnian (smelter) berbasis nikel milik PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) senilai 1 miliar dolar AS beroperasi di Konawe, Sulawesi Tenggara.
“Pemerintah berkomitmen melaksanakan kebijakan hilirisasi industri, karena mampu meningkatkan nilai tambah sumber daya alam di dalam negeri, penyerapan tenaga kerja lokal dan penerimaan devisa dari ekspor,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin.
Untuk itu, Menperin memberikan apresiasi kepada PT VDNI yang telah merealisasikan investasinya sebesar USD1 miliar untuk membangun 15 tungku Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF) dengan total kapasitas produksi bisa mencapai 800 ribu metrik ton per tahun untuk menghasilkan Nickel Pig Iron (NPI) yang memiliki kadar nikel 10-12 persen.
“Kami menyambut baik proyek ini, apalagi akan dilanjutkan menjadi industri yang terintegrasi dan menghasilkan stainless steel berkelas dunia,” ujar Airlangga pada peresmian industri smelter nikel PT VDNI di Konawe.
PT VDNI telah memberikan kontribusi cukup signfikan terhadap pertumbuhan nilai ekspor nasional, yang menyumbang sebesar 142,2 juta dolar AS hingga akhir tahun 2018 dari pengapalan produk NPI.
“Selain itu, proyek ini telah menyerap tenaga kerja sebanyak 6 ribu orang yang sebagian besar merupakan warga asli Sulawesi Tenggara. Tenaga kerja tidak langsung juga terserap sebanyak 10.000 orang yang merupakan bagian dari multiplier effect,” paparnya.
Airlangga pun berharap, aktivitas industrialisasi ini mendapat dukungan harmonis dari masyarakat, pemerintah daerah dan stakeholder.
“Dengan kerja sama yang baik, keberadaan industri ini bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekitar,” ujarnya.
Fasilitas smelter dengan luas area 700 hektare tersebut menjadi salah satu fasilitas pemurnian bijih nikel terbesar di Indonesia. PT VDNI adalah anak perusahaan Jiangsu Delong Nickel Industry Co Ltd, produsen feronikel terkemuka.
Perusahaan afiliasi PT VDNI, sedang membangun pabrik smelter nikel dengan kapasitas produksi NPI sebanyak 1,2 juta ton per tahun dan pabrik untuk memproduksi stainless steel dengan kapasitas sebanyak 3 juta ton per tahun. Total nilai investasi ini diperkirakan mencapai 2 miliar dollar AS.
Dengan diproduksinya stainless steel di PT VDNI, sejalan dengan program hilirisasi smelter di Indonesia yang sedang di dorong terus oleh Kementerian Perindustrian.
“Pembangunan pabrik di luar Pulau Jawa ini sesuai arahan Presiden Joko Widodo yang menginginkan pemerataan industri dan ekonomi sehingga terwujudnya Indonesia sentris,” tegasnya.
Pemerintah memproyeksikan akan terjadi peningkatan kontribusi sektor industri pengolahan nonmigas di luar Jawa sebesar 60 persen dibanding di Jawa.
Presiden Direktur PT VDNI Zhu Min Dong menyampaikan, pihaknya bertekad untuk menjadi industri smelter terbesar di Indonesia dan berkelas dunia di masa mendatang.
“Fasilitas ini memiliki potensi besar untuk memberikan dampak positif terhadap pembangunan dan kemajuan Sulawesi Tenggara pada khususnya serta umumnya bagi kemajuan Indonesia,” tuturnya.
“Pemerintah berkomitmen melaksanakan kebijakan hilirisasi industri, karena mampu meningkatkan nilai tambah sumber daya alam di dalam negeri, penyerapan tenaga kerja lokal dan penerimaan devisa dari ekspor,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin.
Untuk itu, Menperin memberikan apresiasi kepada PT VDNI yang telah merealisasikan investasinya sebesar USD1 miliar untuk membangun 15 tungku Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF) dengan total kapasitas produksi bisa mencapai 800 ribu metrik ton per tahun untuk menghasilkan Nickel Pig Iron (NPI) yang memiliki kadar nikel 10-12 persen.
“Kami menyambut baik proyek ini, apalagi akan dilanjutkan menjadi industri yang terintegrasi dan menghasilkan stainless steel berkelas dunia,” ujar Airlangga pada peresmian industri smelter nikel PT VDNI di Konawe.
PT VDNI telah memberikan kontribusi cukup signfikan terhadap pertumbuhan nilai ekspor nasional, yang menyumbang sebesar 142,2 juta dolar AS hingga akhir tahun 2018 dari pengapalan produk NPI.
“Selain itu, proyek ini telah menyerap tenaga kerja sebanyak 6 ribu orang yang sebagian besar merupakan warga asli Sulawesi Tenggara. Tenaga kerja tidak langsung juga terserap sebanyak 10.000 orang yang merupakan bagian dari multiplier effect,” paparnya.
Airlangga pun berharap, aktivitas industrialisasi ini mendapat dukungan harmonis dari masyarakat, pemerintah daerah dan stakeholder.
“Dengan kerja sama yang baik, keberadaan industri ini bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekitar,” ujarnya.
Fasilitas smelter dengan luas area 700 hektare tersebut menjadi salah satu fasilitas pemurnian bijih nikel terbesar di Indonesia. PT VDNI adalah anak perusahaan Jiangsu Delong Nickel Industry Co Ltd, produsen feronikel terkemuka.
Perusahaan afiliasi PT VDNI, sedang membangun pabrik smelter nikel dengan kapasitas produksi NPI sebanyak 1,2 juta ton per tahun dan pabrik untuk memproduksi stainless steel dengan kapasitas sebanyak 3 juta ton per tahun. Total nilai investasi ini diperkirakan mencapai 2 miliar dollar AS.
Dengan diproduksinya stainless steel di PT VDNI, sejalan dengan program hilirisasi smelter di Indonesia yang sedang di dorong terus oleh Kementerian Perindustrian.
“Pembangunan pabrik di luar Pulau Jawa ini sesuai arahan Presiden Joko Widodo yang menginginkan pemerataan industri dan ekonomi sehingga terwujudnya Indonesia sentris,” tegasnya.
Pemerintah memproyeksikan akan terjadi peningkatan kontribusi sektor industri pengolahan nonmigas di luar Jawa sebesar 60 persen dibanding di Jawa.
Presiden Direktur PT VDNI Zhu Min Dong menyampaikan, pihaknya bertekad untuk menjadi industri smelter terbesar di Indonesia dan berkelas dunia di masa mendatang.
“Fasilitas ini memiliki potensi besar untuk memberikan dampak positif terhadap pembangunan dan kemajuan Sulawesi Tenggara pada khususnya serta umumnya bagi kemajuan Indonesia,” tuturnya.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019
Tags: