Dhaka, (ANTARA News) - Pasukan khusus Bangladesh pada Minggu menembak seorang penumpang yang berusaha memasuki kokpit penerbangan Biman Bangladesh Airlines setelah menunjukkan senjata dan mengancam akan meledakan pesawat, kata pihak berwenang maskapai dan penerbangan.

Penumpang, yang mengaku memiliki masalah pribadi dengan istrinya dan mengatakan kepada pilot bahwa dia ingin berbicara dengan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina, tewas akibat luka yang dideritanya setelah pasukan khusus mengepung pesawat di Bandara Internasional Amanat di Chittagong, kata pejabat.

"Kami berupaya menangkapnya atau membuatnya menyerahkan diri namun pelaku menolak dan kami pun menembaknya," kata Mayor Jenderal Militer Bangladesh, S M Motiur Rahman.

Pria tersebut mengancam akan meledakan pesawat, yang sedang dalam perjalanan dari Dhaka menuju Dubai via Chittagong sehingga membuat pilot melakukan pendaratan darurat, demikian menurut Reuters.

Sebelum pasukan khusus bergerak, seluruh 142 penumpang dan sebagian besar kru meninggalkan pesawat dengan selamat. Namun, salah seorang anggota kru disandera, kata pejabat.

Wakil Marsekal Udara Nayeem Hasan, ketua Otoritas Penerbangan Sipil Bangladesh, mengatakan di hadapan wartawan saat konferesni pers bahwa selain memegang benda seperti pistol, penumpang tersebut juga mengatakan bahwa tubuhnya dipasangi alat peledak.

Menurut petugas penerbangan, ketika pesawat berada di dekat Chittagong, penumpang tersebut berdiri dari kursinya dan mencoba menuju kokpit. Seorang anggora kru mencegatnya namun si pelaku mengeluarkan senjata.

Pelaku kemudian mengatakan memiliki alat peledak dan jika mereka tidak membukakan pintu kokpit pelaku akan meledakan pesawat, kata pejabat tersebut. Anggota kru yang lain memberi tahu soal ini kepada pilot dan mereka meminta pengendali lalu lintas udara untuk melakukan pendaratan darurat.

Tidak diketahui pasti apakah dia memiliki alat peledak, meskipun itu pistol sungguhan, menurut pejabat penerbangan senior. Tidak diketahui pula di mana pistol tersebut ditaruh atau bisa lolos dalam pemeriksaan keamanan di bandara di Dhaka.

Pertanyaan keamanan tersebut menjadi perhatian dan akan menjadi bahan penyelidikan, kata dia.

Si pelaku diperkirakan berusia sekitar 20 tahun-an dan kemungkinan warga Bangladesh, tetapi masih belum jelas identitasnya.

Penyunting: Asri Mayang Sari/Maria D. Andriana
Baca juga: Pesawat Bangladesh alami upaya pembajakan
Baca juga: Pembajakan pesawat terbang fenomenal dari masa ke masa
Baca juga: Pria Australia dituntut karena gedor kokpit pesawat ke Bali
Baca juga: Pambajak pesawat Libya minta suaka di Malta