Seekor buaya Sungai Mentaya Kalteng mati usai makan umpan pancing
24 Februari 2019 17:31 WIB
Seekor buaya berukuran 4,6 meter hasil tangkapan warga dalam keadaan kepala terkekuk ke atas karena kondisi kandang yang sempit di penangkaran buaya Kantor Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sulteng di Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (24/4/2018). BKSDA setempat kesulitan menangkarkan buaya hasil tangkapan warga karena keterbatasan sarana dan jumlah yang tertangkap semakin banyak. (ANTARA FOTO/Basri Marzuki)
Sampit (ANTARA News) - Seekor buaya Sungai Mentaya Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, sepanjang 3,6 meter mati karena memakan umpan pancing.
Komandan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) pos Sampit, Muriansyah di Sampit, Minggu, membenarkan kejadian tersebut.
"Buaya yang mati tersebut telah kami kuburkan di Desa Seranggas, Kecamatan Teluk Sampit, Kotim," tambahnya.
Dikatakannya, semula buaya yang mati tersebut akan dibawa pihak BKSDA, namun atas permintaan warga desa akhirnya buaya tersebut di kubur di daerah itu.
"Buaya tersebut mati karena memakan pancing yang sengaja kami pasang di tepian sungai yang ada di Desa Seranggas. Pancing tersebut kami beri umpan satu ekor bebek," jelasnya.
Buaya yang memakan pancing tersebut mati diduga akibat terlambat mendapat pertolongan, dan kebetulan tidak ketahuan oleh warga.
Selain pancing, BKSDA pos Sampit juga memasang sebuah perangkap. Pemasangan pancing dan perangkap buaya juga atas permintaan warga dan pihak kecamatan.
"Permintaan warga itu kami penuhi karena sebelumnya ada warga desa tersebut tangannya putus akibat sambaran buaya. Di lokasi tersebut sebelumnya kami juga berhasil menangkap seekor buaya karena masuk dalam perangkap. Dan buaya tersebut telah kami lepas liarkan di wilayah suaka marga satwa, Kabupaten Lamandau, Kalteng," jelasnya.
Buaya di daerah itu sudah sering menyerang manusia, diduga akibat habitatnya yang mulai menyempit dan makanan yang kurang.
"Kami mengimbau kapada masyarakat untuk berhati-hati dan tidak beraktivitas di sungai saat pagi dan sore menjelang petang. Masyarakat juga kmi minta untuk tidak memburu atau membunuh buaya tersebut," ucapnya.
Baca juga: Buaya tewaskan warga Bangka akhirnya tertangkap
Baca juga: Buaya raksasa resahkan warga Bangka akhirnya tertangkap-mati
Komandan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) pos Sampit, Muriansyah di Sampit, Minggu, membenarkan kejadian tersebut.
"Buaya yang mati tersebut telah kami kuburkan di Desa Seranggas, Kecamatan Teluk Sampit, Kotim," tambahnya.
Dikatakannya, semula buaya yang mati tersebut akan dibawa pihak BKSDA, namun atas permintaan warga desa akhirnya buaya tersebut di kubur di daerah itu.
"Buaya tersebut mati karena memakan pancing yang sengaja kami pasang di tepian sungai yang ada di Desa Seranggas. Pancing tersebut kami beri umpan satu ekor bebek," jelasnya.
Buaya yang memakan pancing tersebut mati diduga akibat terlambat mendapat pertolongan, dan kebetulan tidak ketahuan oleh warga.
Selain pancing, BKSDA pos Sampit juga memasang sebuah perangkap. Pemasangan pancing dan perangkap buaya juga atas permintaan warga dan pihak kecamatan.
"Permintaan warga itu kami penuhi karena sebelumnya ada warga desa tersebut tangannya putus akibat sambaran buaya. Di lokasi tersebut sebelumnya kami juga berhasil menangkap seekor buaya karena masuk dalam perangkap. Dan buaya tersebut telah kami lepas liarkan di wilayah suaka marga satwa, Kabupaten Lamandau, Kalteng," jelasnya.
Buaya di daerah itu sudah sering menyerang manusia, diduga akibat habitatnya yang mulai menyempit dan makanan yang kurang.
"Kami mengimbau kapada masyarakat untuk berhati-hati dan tidak beraktivitas di sungai saat pagi dan sore menjelang petang. Masyarakat juga kmi minta untuk tidak memburu atau membunuh buaya tersebut," ucapnya.
Baca juga: Buaya tewaskan warga Bangka akhirnya tertangkap
Baca juga: Buaya raksasa resahkan warga Bangka akhirnya tertangkap-mati
Pewarta: Kasriadi
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019
Tags: