Seluruh bupati-wali kota di Riau diperintahkan dirikan posko siaga karhutla
24 Februari 2019 16:49 WIB
Warga melintas di jalan yang berkabut asap pekat dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di kota Dumai, Dumai. Riau, Sabtu (23/2/2019). Kabut asap pekat yang berasal dari karhutla menjadi ancaman besar bagi kesehatan warga Kota Dumai dan otoritas kesehatan setempat menemukan sebanyak 180 kasus per hari pada pasien yang terinfeksi saluran pernafasan atas (ISPA). ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid/foc.
Oleh Fazar Muhardi dan Anggi Romadhoni
Pekanbaru, (ANTARA News) - Gubernur Riau, Syamsuar memerintahkan kepada seluruh bupati dan wali kota di provinsi berjuluk "Bumi Lancang Kuning" itu untuk segera mendirikan posko siaga kebakaran hutan dan lahan sebagai bentuk antisipasi meluasnya bencana tersebut pada musim kemarau/kering saat ini.
"Dalam waktu dekat kami turun ke seluruh kabupaten/kota. Mengajak para bupati dan wali kota agar menyiapkan posko darurat karhutla," kata Syamsuar kepada Antara usai mengikuti kampanye akbar keselamatan berkendara yang diikuti 54.000 generasi muda milenial di Pekanbaru, Minggu.
Syamsuar mengatakan posko tersebut penting untuk didirikan mengingat saat ini sebagian wilayah di Riau memasuki musim kemarau/kering, sehingga, apabila terjadi kebakaran maka penanggulangannya akan lebih cepat dilakukan.
Syamsuar mengatakan bahwa tingkat akar rumput seperti Masyarakat Peduli Api (MPA) yang kini menyebar di seluruh Riau juga telah siap menjaga desa dan perkampungan dari Karhutla.
"MPA sebenarnya sudah siap menghadapi kebakaran di Riau. Tapi dengan posko, kalau terjadi kebakaran, segera bisa bertindak," ujarnya.
Lebih jauh, Syamsuar mengatakan untuk saat ini Pemerintah Provinsi Riau dan pemerintah pusat tengah fokus menangani karhutla yang terjadi di Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis.
Ia menjelaskan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto telah menuju dan meninjau langsung upaya pemadaman oleh tim gabungan TNI, Polri, Manggala Agni, MPA dan masyarakat di pulau pesisir Selat Malaka itu.
"Panglima sudah sampaikan, akan bantu transportasi dengan dua helikopter. Ada alat damkar juga," ujar mantan Bupati Siak itu.
Selain itu, dalam upaya pemadaman di Rupat, Syamsuar menyebut TNI siap mengirim 100 personel tambahan untuk bergabung dengan tim yang ada guna memaksimalkan upaya penanggulangan.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, sedikitnya 850 hektare lahan di Riau hangus terbakar.
Wilayah yang terparah adalah pesisir Riau, yakni Bengkalis, Dumai, Rokan Hilir, Meranti dan Siak. Dari total luasan kebakaran di Riau, Bengkalis menjadi wilayah yang paling babak belur dihajar kebakaran lahan dan hutan.
BPBD Riau mencatat, lebih dari 600 hektare lahan, yang mayoritas gambut terbakar di salah satu kabupaten terkaya di Indonesia tersebut.
Pulau Rupat, Bengkalis, sebuah pulau di bibir Selat Malaka menjadi salah satu penyumbang kebakaran hebat. Lebih 200 hektare lahan di Pulau itu terbakar, dan hingga kini masih terus berupaya dipadamkan.
Bahkan, akibat masifnya kebakaran di Pulau Rupat, Kota Dumai yang secara geografis berbatasan langsung dengan Pulau itu dilanda kabut asap. Tengah pekan ini, sejumlah sekolah di Dumai meliburkan siswa-siswi dari aktivitas belajar mengajar di sekolah, akibat kondisi udara memburuk.
Baca juga: Penetapan status siaga karhutla di Riau dinilai tepat
Baca juga: Riau siaga darurat kebakaran hingga Oktober 2019
Baca juga: Riau minta bantuan BNPB cegah karhutla meluas
Pekanbaru, (ANTARA News) - Gubernur Riau, Syamsuar memerintahkan kepada seluruh bupati dan wali kota di provinsi berjuluk "Bumi Lancang Kuning" itu untuk segera mendirikan posko siaga kebakaran hutan dan lahan sebagai bentuk antisipasi meluasnya bencana tersebut pada musim kemarau/kering saat ini.
"Dalam waktu dekat kami turun ke seluruh kabupaten/kota. Mengajak para bupati dan wali kota agar menyiapkan posko darurat karhutla," kata Syamsuar kepada Antara usai mengikuti kampanye akbar keselamatan berkendara yang diikuti 54.000 generasi muda milenial di Pekanbaru, Minggu.
Syamsuar mengatakan posko tersebut penting untuk didirikan mengingat saat ini sebagian wilayah di Riau memasuki musim kemarau/kering, sehingga, apabila terjadi kebakaran maka penanggulangannya akan lebih cepat dilakukan.
Syamsuar mengatakan bahwa tingkat akar rumput seperti Masyarakat Peduli Api (MPA) yang kini menyebar di seluruh Riau juga telah siap menjaga desa dan perkampungan dari Karhutla.
"MPA sebenarnya sudah siap menghadapi kebakaran di Riau. Tapi dengan posko, kalau terjadi kebakaran, segera bisa bertindak," ujarnya.
Lebih jauh, Syamsuar mengatakan untuk saat ini Pemerintah Provinsi Riau dan pemerintah pusat tengah fokus menangani karhutla yang terjadi di Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis.
Ia menjelaskan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto telah menuju dan meninjau langsung upaya pemadaman oleh tim gabungan TNI, Polri, Manggala Agni, MPA dan masyarakat di pulau pesisir Selat Malaka itu.
"Panglima sudah sampaikan, akan bantu transportasi dengan dua helikopter. Ada alat damkar juga," ujar mantan Bupati Siak itu.
Selain itu, dalam upaya pemadaman di Rupat, Syamsuar menyebut TNI siap mengirim 100 personel tambahan untuk bergabung dengan tim yang ada guna memaksimalkan upaya penanggulangan.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, sedikitnya 850 hektare lahan di Riau hangus terbakar.
Wilayah yang terparah adalah pesisir Riau, yakni Bengkalis, Dumai, Rokan Hilir, Meranti dan Siak. Dari total luasan kebakaran di Riau, Bengkalis menjadi wilayah yang paling babak belur dihajar kebakaran lahan dan hutan.
BPBD Riau mencatat, lebih dari 600 hektare lahan, yang mayoritas gambut terbakar di salah satu kabupaten terkaya di Indonesia tersebut.
Pulau Rupat, Bengkalis, sebuah pulau di bibir Selat Malaka menjadi salah satu penyumbang kebakaran hebat. Lebih 200 hektare lahan di Pulau itu terbakar, dan hingga kini masih terus berupaya dipadamkan.
Bahkan, akibat masifnya kebakaran di Pulau Rupat, Kota Dumai yang secara geografis berbatasan langsung dengan Pulau itu dilanda kabut asap. Tengah pekan ini, sejumlah sekolah di Dumai meliburkan siswa-siswi dari aktivitas belajar mengajar di sekolah, akibat kondisi udara memburuk.
Baca juga: Penetapan status siaga karhutla di Riau dinilai tepat
Baca juga: Riau siaga darurat kebakaran hingga Oktober 2019
Baca juga: Riau minta bantuan BNPB cegah karhutla meluas
Pewarta: Fazar Muhardi dan Anggi Romadhoni
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019
Tags: