Jakarta (ANTARA News) - Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil mengatakan, jajaran direksi perusahaan BUMN haruslah kompak satu sama lain dan bila ternyata ada yang tidak kompak maka secepatnya akan diganti. "Saya ingin jajaran direksi itu kompak, karena dari pengalaman sebelumnya, BUMN yang sukses adalah BUMN yang jajaran direksinya kompak," kata Sofyan Djalil dalam acara pelantikan manajemen 19 BUMN di Jakarta, Rabu. Ia mengatakan, pihaknya akan secepatnya mengganti direksi yang dalam pelaksanaan tidak kompak. Oleh karena itu, ia berharap melalui formasi jajaran direksi dan dewan komisaris/pengawas yang baru di sejumlah BUMN diharapkan mampu bekerja sama secara kompak dan sinergis. "Jadi perbedaan yang ada di kalangan jajaran direksi hendaknya dijadikan sebagai rahmat," katanya. Menteri berharap manajemen segera melaporkan bila terjadi ketidakkompakan dalam intern perseroan agar secepatnya dapat diperbaiki. Sesuai aturan, jabatan direksi dan komisaris BUMN berlaku untuk periode lima tahun tetapi tidak menutup kemungkinan Kementerian BUMN sebagai kuasa pemegang saham akan memberhentikan atas dasar pertimbangan tertentu. Dalam perombakan direksi sejumlah BUMN termasuk direksi dan dewan pengawas Perum ANTARA, pihaknya berupaya memilih kandidat yang terbaik. Menurut dia, selama ini manajemen BUMN lemah dalam pengasaan CFO (Chief Financial Officer) sehingga untuk jabatan yang bersangkutan dengan itu sebagian ditunjuk dari pihak eksternal perseroan. "Pilihan ini sudah melalui pertimbangan profesional seoptimal mungkin, jadi yang dipilih adalah yang terbaik," katanya. Pada prinsipnya, Sofyan berharap semua jajaran direksi dan komisaris BUMN mampu menciptakan nilai tambah yang makin membuat bangsa ini maju. Selain itu, ia berpesan agar jajaran direksi dan komisaris senantiasa selalu berpikir kreatif dan menyelesaikan masalah dengan tidak hanya satu alternatif. Ia mencontohkan selama ini Perumnas merupakan salah satu BUMN yang sebenarnya potensial tetapi tidak terkelola dengan baik karena krisis pada masa lalu, begitu pula yang terjadi pada PT Djakarta Llyod. "Menjadi perusahaan BUMN ada plus minusnya jadi yang terbaik adalah bagaimana kita mengelola BUMN menjadi lebih maju tanpa melanggar aturan," katanya. Program perombakan direksi dan komisaris BUMN merupakan salah satu program yang ingin segera dituntaskan oleh Kementerian Negara BUMN sebagai salah satu upaya untuk merestrukturisasi perusahaan BUMN. Apalagi, katanya, saat ini, kinerja BUMN semakin membaik yang terefleksi dalam APBN 2008. Menteri mengatakan, keuntungan BUMN pada 2007 mencapai sekitar Rp27 triliun dan diperkirakan meningkat drastis pada 2008 mencapai sebesar Rp88 triliun. "Kita harapkan terus ada perbaikan yang signifikan pada kinerja BUMN," demikian Sofyan Djalil.(*)