TKN katakan Jokowi adalah antitesis Prabowo Subianto
23 Februari 2019 23:33 WIB
Dokumentasi calon presiden petahana, Joko Widodo, saat berbicara dihadapan ribuan Tim Kampanye Daerah dan relawan di Palembang, Sumatera Selatan, Minggu (25/11/2018). (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)
Bandung (ANTARA News) - Sekjen PDI Perjuangan yang juga Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan Jokowi-KH Ma'ruf Amin, Hasto Kristiyanto, mengatakan kepemimpinan Joko Widodo saat ini merupakan antitesis dari Prabowo Subianto.
"Beliau akan berbicara tentang bagaimana arah kepemimpinan beliau ke depan, karena membangun infrastruktur ini khan sebagai basis terhadap stategi pengembangan SDM yang akan menjadi keunggulan Indonesia," kata dia, di Bandung, Sabtu.
Karena itu, dia menilai, gagasan-gagasan dari Prabowo juga merupakan antitesis dari Jokowi. Juga dari unsur kehidupan, keduanya memang berbeda.
"Itu (gagasan) merupakan sebuah kontradiksi yang sangat nyata, di sini politik tanah untuk rakyat, di sana politik tanah untuk dirinya sendiri dan semua memang kontras, di sini optimis di sana pesimis," kata dia.
Ia juga menyatakan, yang telah dikemukakan Jokowi dalam rencana kepemimpinannya kerap kali mendapat pandangan negatif dari sejumlah tim sukses lawan.
"Bayangkan dengan banyak diganggu, namun Pak Jokowi mampu menghadirkan empat unicorn termasuk dalam tujuh besar di ASEAN, itu khan sebuah prestasi," katanya. Istilah unicorn memang naik daun setelah debat termin kedua calon presiden digelar, 17 Februari lalu.
Hari ini, dia dan sejumlah jajaran PDI Perjuangan menghadiri mendeklarasikan dukungan untuk Jokowi-KH Ma`ruf dari ratusan ibu Program Keluarga Berencana yang tergabung dalam Paguyuban Rama Shinta, di Kota Bandung.
Ia mengatakan, kebijakan-kebijakan pasangan Jokowi-KH Ma`ruf Amin selalu menghadirkan yang kesejahteraan dimulai dari kesejahteraan keluarga.
"KIS bukan program sembarangan. Inilah kekuasaan Pak Jokowi dihadirkan untuk membantu ibu-ibu sekalian. Inilah hak masyarakat Indonesia untuk sehat. Ini tujuan untuk bernegara, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan bangsa," katanya.
Ada dua pasang kontestan menuju kursi kepresidenan masa bakti 2019-2024 pada Pemilu 2019 kali ini, yaitu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno (nomor 02), dan petahana, Jokowi, yang berpasangan dengan ulama senior, KH Ma'ruf Amin (mereka mendapat nomor 01).
"Beliau akan berbicara tentang bagaimana arah kepemimpinan beliau ke depan, karena membangun infrastruktur ini khan sebagai basis terhadap stategi pengembangan SDM yang akan menjadi keunggulan Indonesia," kata dia, di Bandung, Sabtu.
Karena itu, dia menilai, gagasan-gagasan dari Prabowo juga merupakan antitesis dari Jokowi. Juga dari unsur kehidupan, keduanya memang berbeda.
"Itu (gagasan) merupakan sebuah kontradiksi yang sangat nyata, di sini politik tanah untuk rakyat, di sana politik tanah untuk dirinya sendiri dan semua memang kontras, di sini optimis di sana pesimis," kata dia.
Ia juga menyatakan, yang telah dikemukakan Jokowi dalam rencana kepemimpinannya kerap kali mendapat pandangan negatif dari sejumlah tim sukses lawan.
"Bayangkan dengan banyak diganggu, namun Pak Jokowi mampu menghadirkan empat unicorn termasuk dalam tujuh besar di ASEAN, itu khan sebuah prestasi," katanya. Istilah unicorn memang naik daun setelah debat termin kedua calon presiden digelar, 17 Februari lalu.
Hari ini, dia dan sejumlah jajaran PDI Perjuangan menghadiri mendeklarasikan dukungan untuk Jokowi-KH Ma`ruf dari ratusan ibu Program Keluarga Berencana yang tergabung dalam Paguyuban Rama Shinta, di Kota Bandung.
Ia mengatakan, kebijakan-kebijakan pasangan Jokowi-KH Ma`ruf Amin selalu menghadirkan yang kesejahteraan dimulai dari kesejahteraan keluarga.
"KIS bukan program sembarangan. Inilah kekuasaan Pak Jokowi dihadirkan untuk membantu ibu-ibu sekalian. Inilah hak masyarakat Indonesia untuk sehat. Ini tujuan untuk bernegara, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan bangsa," katanya.
Ada dua pasang kontestan menuju kursi kepresidenan masa bakti 2019-2024 pada Pemilu 2019 kali ini, yaitu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno (nomor 02), dan petahana, Jokowi, yang berpasangan dengan ulama senior, KH Ma'ruf Amin (mereka mendapat nomor 01).
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019
Tags: