Warga Bangka Selatan bisa tukar sampah dengan sembako
23 Februari 2019 12:54 WIB
Tumpukan sampah plastik bercampur ranting-ranting pohon di sela-sela batu granit di pantai Tanjung Tinggi, Kabupaten Belitung Provinsi Bangka Belitung. Tumpukan sampah itu akan semakin bertambah pada Desember hingga awal Maret. (ANTARA News / Imam Santoso)
Toboali, Babel (ANTARA News) - Warga Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dapat menukarkan sampah rumah tangga dengan kebutuhan bahan pokok, sebagai upaya pemerintah mengoptimalkan pengelolaan sampah di daerah itu.
"Kita berharap dengan kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran warga mengelola sampah secara komprehensif dan terpadu," kata Staf Ahli Bidang Ekonomi Keuangan dan Pembangunan Effendi Ali Pemkab Bangka Selatan pada acara peringatan Hari Peduli Sampah di Toboali, Bangka Selatan, Sabtu.
Ia mengatakan pengelolaan sampah secara komprehensif dan terpadu dari hulu hingga hilir ini tertuang dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah dan Peraturan Pemerintah Nomor 81 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis.
"Alhamdulillah warga sangat antusias menukarkan sampah rumah tangganya dengan sembako, ini dapat meringankan beban ibu rumah tangga memenuhi kebutuhan beras, minyak goreng, gula pasir dan lainnya," ujarnya.
Ia berharap antusias masyarakat tidak hanya pada peringatan Hari Peduli Sampah ini saja, tetapi selalu diterapkan setiap hari untuk menjaga kebersihan lingkungan.
"Sampah rumah tangga ini dapat diolah menjadi produk bernilai ekonomi, seperti sampah sayur-mayur dapat dijadikan kompos dan sampah berbahan plastik serta sejenisnya dapat dijadikan kerajinan tangan yang menarik," katanya.
Menurut dia sampah-sampah rumah tangga yang berhasil dikumpulkan ini, nantinya akan diolah dan didaur ulang di bank sampah menjadi produk bernilai ekonomi.
"Keberadaan bank sampah ini sudah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, karena bisa menukarkan sampah dengan sembako yang dapat menghemat pengeluaran keluarga untuk memenuhi kebutuhan bahan pokok," katanya.
Baca juga: 50 ton sampah terkumpul melalui kerja bakti di Wakatobi
Baca juga: Ratusan ton sampah di Garut tidak terangkut
"Kita berharap dengan kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran warga mengelola sampah secara komprehensif dan terpadu," kata Staf Ahli Bidang Ekonomi Keuangan dan Pembangunan Effendi Ali Pemkab Bangka Selatan pada acara peringatan Hari Peduli Sampah di Toboali, Bangka Selatan, Sabtu.
Ia mengatakan pengelolaan sampah secara komprehensif dan terpadu dari hulu hingga hilir ini tertuang dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah dan Peraturan Pemerintah Nomor 81 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis.
"Alhamdulillah warga sangat antusias menukarkan sampah rumah tangganya dengan sembako, ini dapat meringankan beban ibu rumah tangga memenuhi kebutuhan beras, minyak goreng, gula pasir dan lainnya," ujarnya.
Ia berharap antusias masyarakat tidak hanya pada peringatan Hari Peduli Sampah ini saja, tetapi selalu diterapkan setiap hari untuk menjaga kebersihan lingkungan.
"Sampah rumah tangga ini dapat diolah menjadi produk bernilai ekonomi, seperti sampah sayur-mayur dapat dijadikan kompos dan sampah berbahan plastik serta sejenisnya dapat dijadikan kerajinan tangan yang menarik," katanya.
Menurut dia sampah-sampah rumah tangga yang berhasil dikumpulkan ini, nantinya akan diolah dan didaur ulang di bank sampah menjadi produk bernilai ekonomi.
"Keberadaan bank sampah ini sudah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, karena bisa menukarkan sampah dengan sembako yang dapat menghemat pengeluaran keluarga untuk memenuhi kebutuhan bahan pokok," katanya.
Baca juga: 50 ton sampah terkumpul melalui kerja bakti di Wakatobi
Baca juga: Ratusan ton sampah di Garut tidak terangkut
Pewarta: Aprionis
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019
Tags: