Palembang (ANTARA News) - Palembang sekarang ini memiliki angkutan transportasi massal berupa kereta layang ringan atau Light Rail Transit.

Pembangunnannya saat Gubernur Sumsel Alex Noerdin menjabat, bersamaan dengan ditunjuknya provinsi itu menjadi tuan rumah Asian Games 2018.

Memang tahap pertama angkutan massal itu digunakan sebagai sarana transportasi bagi peserta pesta olahraga yang diikuti 45 negara itu.

Asian Games berlalu dan kni LRT dijadikan angkutan bagi masyarakat dan hingga kini masih disubsidi pemerintah pusat.

Masyarakat cukup ramai menggunakannya pada hari libur seperti Sabtu dan Minggu karena cenderung menjadi sarana wisata yang dari Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II menuju Jakabaring Palembang, melintasi Masjid Agung, Sungai Musi dan Jembatan Ampera.

Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru mengatakan, memang semua angkutan massal tetap disubsidi begitu juga kereta listrik di Palembang ini.

Dia merasa bangga karena Sumsel memiliki angkutan massal modern pertama di Indonesia. Di depan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dia juga menyampaikan bahwa selalu mengajak masyarakat menggunakan dan mencintai kereta listrik tersebut dalam setiap kesempatan.

Selain itu angkutan massal itu perlu terintegrasi dengan sarana transportasi lainnya.

"Saya minta tolong sama Pak Menteri supaya tidak ada isu yang menyatakan subsidi akan dicabut, karena efeknya besar kepada masyarakat Sumsel," ujar dia.

?Sebab,?moda transportasi massal dimanapun, tidak untung. Karena itu dirinya komitmen akan berupaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat kota Palembang untuk dapat menggunakan moda transportasi ini dalam setiap aktifitasnya.

Pemrintah Provinsi akan duduk bersama dengan Kota Palembang untuk menyiapkan lahan kosong yang di peruntukan sebagai lahan kantong parkir kendaraan milik warga yang hendak menggunakan LRT.

Menteri Perhubungan saat diskusi dalam kereta layang ringan dan dialog Ayo Naik LRT, mengatakan, kereta listrik di Sumsel tetap disubsidi

Meski di subsidi namun kereta tersebut akan dibuat skema atau konsep korporasi sehingga LRT ini bisa menghasilkan dengan sendirinya tanpa bantuan lagi.

Bila sudah jalan, nantinya LRT bisa menghasilkan tentu subsidi akan dikurangi, namun tetap tidak akan menyusahkan masyarakat, katanya.

"Saya tidak bilang sampai kapan, negara maju saja yang sudah puluhan tahun saja angkutan massal masih disubsidi pemerintah," katanya.

Ia pun menambahkan bahwa menurut data laporan selama tiga bulan setelah Asian Games penumpang rata-rata meningkat perharinya sebesar 13 persen.

"Yang lebih menggembirakan lagi kalau dulu LRT ramai saat hari libur, nah, sekarang penumpang akhir pekan menurun, tapi penumpang hari kerja meningkat tinggi bahkan meningkat sebesar 20 persen ini membuktikan bahwa masyarakat sudah bisa beralih," jelasnya.

Yang jelas LRT terus berbenah dan perlu kerja sama dalam pengoperasian kereta layang ringan yang masih menjadi kebanggaan masyarakat Sumsel itu.

Apalagi sekarang ini Palembang sudah macet sehingga angkutan alternatif tersebut sangat dibutuhkan, kata Menteri.

Dalam dialog tersebut Menhub juga mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk menggunakan kereta layang ringan karena transportasi massal itu dapat menghindari kemacetan.

Apalagi kereta listrik tersebut merupakan karya anak bangsa sehingga sudah menjadi kebanggaan tersendiri, kata dia.

Bukan itu saja, kereta tersebut aman dan nyaman sehingga sangat layak untuk dijadikan angkutan bagi masyarakat.

Selain itu Menhub juga menyatakan angkutan massal tersebut tetap akan disubsidi sehingga harga karcis sangat terjangkau.

Yang lebih penting lagi, kata Menhub, masyarakat mendapatkan kesempatan untuk menjadikan LRT sebagai budaya baru dalam mengatasi kemacetan di jalan raya dalam Kota Palembang.

"Saya yakin kereta itu akan sangat diandalkan. Terlebih Sumsel memiliki Gubernur dan Palembang wali kota yang begitu progresif," katanya.

Melihat fungsi, angkutan massal itu sangat vital. Terbukti saat Asian Games 2018. Hampir semua negara memberikan apresiasi. Artinya l, Palembang punya modal untuk menjadi kota di dunia yang sangat bergengsi.

Wali kota Palembang Harnojoyo mengatakan, daerahnya sekarang telah mengalami kemacetan sehingga kehadiran LRT sangat mendukung dalam mengurai arus kendaraan tersebut.

Memang, mengenai subsidi setiap angkutan massal selalu diberikan bantuan pemerintah apalagi kereta listrik yang baru di Palembang tersebut.

Trans Musi Palembang saja tetap disubsidi begitu juga LRT yang baru berada di Palembang, kata Wali Kota.

Pihaknya terus berupaya untuk meningkatkan jumlah penumpang kereta tersebut dengan menambah rute baru sekaligus terintegrasi dengan angkutan lainnya, tambah dia.?

Sementara Kepala Dinas Perhubungan Sumsel Nelson Firdaus melalui Kepala Bidang Perkeretaapian dan Pengembangan Dinas Perhubungan Sumsel, Wahidin mengatakan, sekarang ini LRT tersebut sudah terintegrasi dengan angkutan massal yang ada di Kota Palembang.

Transmusi dan Damri?telah terhubung dengan stasiun pemberhentian kereta listrik tersebut.

Dengan terintegrasinya LRT dengan Bus Rapid Transit (BRT) dan Damri, diharapkan dapat meningkatkan minat masyarakat naik LRT.

LTR terintegrasi dengan tiket terusan dengan bus Damri ataupun Trans Musi.

Sementara pengamat ekonomi Renald Kasali dalam dialog lalu mengatakan, bila masih berbicara untung dan rugi maka angkutan massal itu tidak akan jalan.

"Ada satu kota punya rencana mau buat LRT juga tapi ngomongin masalah untung rugi, subsidi dan terus menerus akhirnya sampai sekarang tidak terwujud rencana itu," katanya.

LRT merupakan transportasi modern yang ada sehingga kehadiran kereta ringan itu dapat dijadikan kebanggan sendiri.

Yang jelas, intinya kalau sudah didukung dengan transportasi umum, berkurangnya macet, kota itu maju dengan baik maka perekonomian masyarakat akan semakin meningkat, kata dia.

Sosialisai ini terus dijalankan hingga masyarakat meninggalkan angkutan yang tidak efisien, dan Sumsel menjadi perintis LRT dan menjadi contoh bagi kota-kota besar lainnya.*


Baca juga: Pembangunan infrastruktur dinilai 'grasa grusu', JK: Kita sudah terlambat

Baca juga: Pengamat sarankan pemerintah pikir ulang pembangunan LRT