Tetra Pak Indonesia kunjungi hutan tersertifikasi di Kulon Progo
22 Februari 2019 13:32 WIB
Pekerja mengatur proses pembuatan plup dari sampah kemasan tetra pak untuk bahan baku kertas dan keperluan lainnya di Balai Besar Pulp dan Kertas (BBPK), Bandung, Jawa Barat, Kamis (12/11). Karton Tetra Pak dibuat dari hampir 75 persen materi terbarukan. FOTO ANTARA/AGUS BEBENG/ss/ama/09
Kulon Progo (ANTARA News) - Tetra Pak Indonesia mengunjungi hutan tersertifikasi di Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, guna menyaksikan dan mempelajari pengelolaan hutan yang bertanggung jawab.
Environment Manager Tetra Pak Indonesia, Reza Andreanto di Kulon Progo, Jumat, mengatakan, permasalahan lingkungan dan sampah akibat implikasi aktivitas konsumsi dan industri makin menguat sehingga Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menargetkan penanganan sampah 70 persen tahun 2025.
"Menjawab adanya kebutuhan tersebut, Tetra Pak Indonesia bekerja sama dengan Forest Stewardship Council (FSC) tergerak untuk mengedukasi dan mengenalkan praktik pengelolaan hutan yang bertanggung jawab kepada publik melalui kunjungan ke salah satu hutan di Kulon Progo," kata Reza.
Ia mengatakan konsumen menyaksikan langsung praktik pengelolaan hutan yang bertanggung jawab mulai dari penanaman, pemotongan, hingga pemanfaatan hasil hutan. Sejauh ini Tetra Pak Indonesia telah memilih SDA terbarukan yang dikelola secara bertanggung jawab dari hutan tersertifikasi FSC.
"Kami telah memanfaatkan material kertas dan tebu agar kemasan karton kami dapat kembali ke alam. Secara rata-rata, kemasan karton Tetra Pak dibuat dari hampir 75 persen materi terbarukan," katanya.
Namun demikian, ia mengatakan pemanfaatan materi terbarukan saja tidaklah cukup, harus dibutuhkan sebuah proses sertifikasi dan penilaian "chain of custody" yang seksama untuk memastikan praktiknya bertanggung jawab.
"Produk dengan sertifikasi FSC guna memastikan keberlanjutan hutan bagi generasi mendatang," katanya.
Marketing dan Communication Manager FSC Indra Setia Dewi mengatakan kolaborasi FSC dengan Tetra Park Indonesia mendorong pelaku bisnis makanan dan minuman dan memilih produk berlabel FSC yang menggunakan kemasan karton dari hutan yang dikelola secara bertanggung jawab.
"Dengan menggunakan produk bertanda FSC, maka pelaku bisnis makanan minuman secara tidak langsung mendukung program percepatan implementasi target SDG dengan cara pengelolaan SDA berkelanjutan," katanya.
Baca juga: FSC: perusahaan Indonesia berpeluang tinggi peroleh sertifikasi
Baca juga: Konsumsi masyarakat penentu nasib produk ramah lingkungan
Baca juga: FSC® terus aktif dalam melakukan kampanye pelestarian hutan dan penggunaan produk ramah lingkungan
Environment Manager Tetra Pak Indonesia, Reza Andreanto di Kulon Progo, Jumat, mengatakan, permasalahan lingkungan dan sampah akibat implikasi aktivitas konsumsi dan industri makin menguat sehingga Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menargetkan penanganan sampah 70 persen tahun 2025.
"Menjawab adanya kebutuhan tersebut, Tetra Pak Indonesia bekerja sama dengan Forest Stewardship Council (FSC) tergerak untuk mengedukasi dan mengenalkan praktik pengelolaan hutan yang bertanggung jawab kepada publik melalui kunjungan ke salah satu hutan di Kulon Progo," kata Reza.
Ia mengatakan konsumen menyaksikan langsung praktik pengelolaan hutan yang bertanggung jawab mulai dari penanaman, pemotongan, hingga pemanfaatan hasil hutan. Sejauh ini Tetra Pak Indonesia telah memilih SDA terbarukan yang dikelola secara bertanggung jawab dari hutan tersertifikasi FSC.
"Kami telah memanfaatkan material kertas dan tebu agar kemasan karton kami dapat kembali ke alam. Secara rata-rata, kemasan karton Tetra Pak dibuat dari hampir 75 persen materi terbarukan," katanya.
Namun demikian, ia mengatakan pemanfaatan materi terbarukan saja tidaklah cukup, harus dibutuhkan sebuah proses sertifikasi dan penilaian "chain of custody" yang seksama untuk memastikan praktiknya bertanggung jawab.
"Produk dengan sertifikasi FSC guna memastikan keberlanjutan hutan bagi generasi mendatang," katanya.
Marketing dan Communication Manager FSC Indra Setia Dewi mengatakan kolaborasi FSC dengan Tetra Park Indonesia mendorong pelaku bisnis makanan dan minuman dan memilih produk berlabel FSC yang menggunakan kemasan karton dari hutan yang dikelola secara bertanggung jawab.
"Dengan menggunakan produk bertanda FSC, maka pelaku bisnis makanan minuman secara tidak langsung mendukung program percepatan implementasi target SDG dengan cara pengelolaan SDA berkelanjutan," katanya.
Baca juga: FSC: perusahaan Indonesia berpeluang tinggi peroleh sertifikasi
Baca juga: Konsumsi masyarakat penentu nasib produk ramah lingkungan
Baca juga: FSC® terus aktif dalam melakukan kampanye pelestarian hutan dan penggunaan produk ramah lingkungan
Pewarta: Sutarmi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019
Tags: