Jakarta (ANTARA News) - Salah satu eksportir manggis PT Manggis Elok Utama, mengakui bahwa Thailand masih menjadi pesaing utama bagi pasar ekspor manggis Indonesia ke Tiongkok.

"Ya tentu kita masih kalah dengan Thailand karena jarak. Mereka hitungan 3 hari sudah sampai pasar, sedangkan kita baru sampai Tiongkok 13 hari," kata Ihsan, perwakilan operasional dari PT Manggis Elok Utama pada pelepasan ekspor manggis di Sukabumi, Jawa Barat, Kamis.

Ihsan menjelaskan saat ini Tiongkok masih menjadi pasar ekspor utama dari buah manggis. Sepanjang 2018, khusus PT Manggis Elok Utama telah mengekspor sekitar 8.000 ton buah manggis baik ke Tiongkok, maupun negara lainnya seperti Australia dan Singapura.

Menurut dia, Australia dan Singapura memang termasuk pasar ekspor yang potensial, namun pasar Tiongkok lebih memiliki kepastian karena tidak ada batasan kuantitas ekspor.

"Misalnya rata-rata perbandingan kalau ekspor ke Australia hanya 1 ton, sedangkan pendapatan kita sampai 10 ton per hari. Ke Tiongkok tidak ada batasan, sehingga berapa pun ada barang, langsung kami kirim," kata dia.

Sebelumnya Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman melepas ekspor manggis sebanyak 92 ton dengan nilai Rp2,76 miliar asal Sukabumi, Jawa Barat, ke Tiongkok.

Data Badan Pusat Statistik menunjukkan, volume ekspor manggis pada 2018 sebesar 38.830 ton, naik 324 persen dibandingkan 2017 yang hanya 9.167 ton. Nilai ekspor manggis sepanjang 2018 mencapai Rp474 miliar naik 778 persen dibandingkan 2017 Rp54 miliar.

Indonesia merupakan negara eksportir manggis, dengan peringkat ke-5 dunia sebagai negara produsen manggis, setelah India, Tiongkok, Kenya, dan Thailand.

Sekitar 25 persen produksi manggis diekspor ke beberapa negara seperti ke Tiongkok, Hongkong, Thailand, Vietnam, Singapura, Malaysia, Arab Saudi, Kuwait, Oman, Qatar, Amerika, Australia, Prancis, dan Belanda.

Baca juga: Mentan lepas ekspor manggis Sukabumi ke Tiongkok