Wall Street menguat, investor cerna risalah pertemuan Bank Sentral AS
21 Februari 2019 06:27 WIB
Illustrasi: Tanda jalan Wall Street terlihat di luar Bursa Efek New York (NYSE), Manhattan, Amerika Serikat (REUTERS/Andrew Kelly)
New York (ANTARA News) - Saham-saham di Wall Street sedikit lebih tinggi pada penutupan perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), karena investor mencerna risalah dari pertemuan Bank Sentra Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (Fed), pada Januari.
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 63,12 poin atau 0,24 persen, menjadi berakhir di 25.954,44 poin. Indeks S&P 500 bertambah 4,94 poin atau 0,18 persen, menjadi ditutup di 2.784,70 poin. Indeks Komposit Nasdaq berakhir meningkat 2,30 poin atau 0,03 persen, menjadi 7.489,07 poin.
Risalah dari pertemuan terakhir Federal Reserve AS menegaskan kembali bagi para investor bahwa bank sentral AS akan "sabar" sehubungan dengan kenaikan suku bunga lebih lanjut dan menahan suku bunga tidak berubah.
"Para peserta menunjuk berbagai pertimbangan yang mendukung pendekatan `sabar` terhadap kebijakan moneter pada saat ini, sebagai langkah yang tepat dalam mengelola berbagai risiko dan ketidakpastian dalam prospek," kata risalah.
Tetapi para pembuat kebijakan memberikan sedikit petunjuk tentang berapa lama sikap "sabar" mereka terhadap kebijakan suku bunga AS akan berlangsung, menurut risalah dari pertemuan 29-30 Januari, yang mengakibatkan aktivitas sore gelisah dan perdagangan saham di kedua sisi tidak berubah.
"Risalah sebagian besar menggemakan pernyataan hati-hati The Fed dari pertemuan terakhirnya," kata Analis Pasar Senior Western Union Business Solutions di Washington Joe Manimbo seperti dikutip Reuters.
"Saya merasakan bahwa suku bunga ditahan sampai akhir tahun ini. ... Tetapi The Fed bisa berhenti menutup pintu untuk kenaikan suku bunga tahun ini jika pertumbuhan risiko-risiko pelemahan mereda."
Pasar juga memantau perkembangan putaran baru perundingan perdagangan terbaru China dan Amerika Serikat di Washington minggu ini.
Presiden AS Donald Trump mengatakan pada Selasa (19/2) bahwa perundingan perdagangan dengan China berjalan baik dan menyatakan dia terbuka untuk mendorong tenggat waktu guna menyelesaikan negosiasi, dengan mengatakan 1 Maret bukan tanggal "magis".
Tarif atas impor dari China senilai 200 miliar dolar AS dijadwalkan naik menjadi 25 persen dari 10 persen pada 1 Maret, jika dua ekonomi terbesar dunia itu tidak menyelesaikan perselisihan perdagangan mereka, tetapi Trump telah menyatakan beberapa kali bahwa ia akan terbuka untuk menunda tenggat waktu.
The Fed yang dovish dan kemajuan dalam negosiasi perdagangan AS-China telah membantu S&P 500 naik sekitar 18 persen dari posisi terendahnya pada Desember, ketika pasar pingsan di tengah kekhawatiran perlambatan ekonomi. Indeks diperdagangkan sekitar lima persen di bawah rekor penutupan tertinggi yang dicapai pada akhir September.
Di sisi laporan laba perusahaan, saham CVS Health jatuh lebih dari delapan persen menjadi ditutup pada 64,22 dolar AS per saham, setelah perusahaan melaporkan hasil laba kuartalan yang beragam.
Perusahaan itu mencatatkan laba per saham yang disesuaikan sebesar 2,14 dolar AS, lebih tinggi dari perkiraan Wall Street. Tetapi pendapatannya jauh dari harapan, yaitu 54,4 miliar dolar AS. Demikian laporan yang dikutip dari Xinhua.
Baca juga: Bursa Spanyol menguat, Indeks IBEX 35 ditutup naik 0,49 persen
Baca juga: Harga emas naik, terpicu optimisme perundingan dagang AS-China
Baca juga: IHSG ditutup menguat seiring kenaikan Bursa Asia
Baca juga: Rupiah ditutup menguat terpicu sikap Bank Sentral AS
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 63,12 poin atau 0,24 persen, menjadi berakhir di 25.954,44 poin. Indeks S&P 500 bertambah 4,94 poin atau 0,18 persen, menjadi ditutup di 2.784,70 poin. Indeks Komposit Nasdaq berakhir meningkat 2,30 poin atau 0,03 persen, menjadi 7.489,07 poin.
Risalah dari pertemuan terakhir Federal Reserve AS menegaskan kembali bagi para investor bahwa bank sentral AS akan "sabar" sehubungan dengan kenaikan suku bunga lebih lanjut dan menahan suku bunga tidak berubah.
"Para peserta menunjuk berbagai pertimbangan yang mendukung pendekatan `sabar` terhadap kebijakan moneter pada saat ini, sebagai langkah yang tepat dalam mengelola berbagai risiko dan ketidakpastian dalam prospek," kata risalah.
Tetapi para pembuat kebijakan memberikan sedikit petunjuk tentang berapa lama sikap "sabar" mereka terhadap kebijakan suku bunga AS akan berlangsung, menurut risalah dari pertemuan 29-30 Januari, yang mengakibatkan aktivitas sore gelisah dan perdagangan saham di kedua sisi tidak berubah.
"Risalah sebagian besar menggemakan pernyataan hati-hati The Fed dari pertemuan terakhirnya," kata Analis Pasar Senior Western Union Business Solutions di Washington Joe Manimbo seperti dikutip Reuters.
"Saya merasakan bahwa suku bunga ditahan sampai akhir tahun ini. ... Tetapi The Fed bisa berhenti menutup pintu untuk kenaikan suku bunga tahun ini jika pertumbuhan risiko-risiko pelemahan mereda."
Pasar juga memantau perkembangan putaran baru perundingan perdagangan terbaru China dan Amerika Serikat di Washington minggu ini.
Presiden AS Donald Trump mengatakan pada Selasa (19/2) bahwa perundingan perdagangan dengan China berjalan baik dan menyatakan dia terbuka untuk mendorong tenggat waktu guna menyelesaikan negosiasi, dengan mengatakan 1 Maret bukan tanggal "magis".
Tarif atas impor dari China senilai 200 miliar dolar AS dijadwalkan naik menjadi 25 persen dari 10 persen pada 1 Maret, jika dua ekonomi terbesar dunia itu tidak menyelesaikan perselisihan perdagangan mereka, tetapi Trump telah menyatakan beberapa kali bahwa ia akan terbuka untuk menunda tenggat waktu.
The Fed yang dovish dan kemajuan dalam negosiasi perdagangan AS-China telah membantu S&P 500 naik sekitar 18 persen dari posisi terendahnya pada Desember, ketika pasar pingsan di tengah kekhawatiran perlambatan ekonomi. Indeks diperdagangkan sekitar lima persen di bawah rekor penutupan tertinggi yang dicapai pada akhir September.
Di sisi laporan laba perusahaan, saham CVS Health jatuh lebih dari delapan persen menjadi ditutup pada 64,22 dolar AS per saham, setelah perusahaan melaporkan hasil laba kuartalan yang beragam.
Perusahaan itu mencatatkan laba per saham yang disesuaikan sebesar 2,14 dolar AS, lebih tinggi dari perkiraan Wall Street. Tetapi pendapatannya jauh dari harapan, yaitu 54,4 miliar dolar AS. Demikian laporan yang dikutip dari Xinhua.
Baca juga: Bursa Spanyol menguat, Indeks IBEX 35 ditutup naik 0,49 persen
Baca juga: Harga emas naik, terpicu optimisme perundingan dagang AS-China
Baca juga: IHSG ditutup menguat seiring kenaikan Bursa Asia
Baca juga: Rupiah ditutup menguat terpicu sikap Bank Sentral AS
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019
Tags: