Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengaku setuju ada badan usaha penyedia bahan bakar pesawat sejenis Avtur, selain PT Pertamina (Persero).

Menurut dia, dengan adanya penyedia avtur selain Pertamina, maka akan tercipta persaingan sehat dari sisi bisnis.

"Saya kira, benar sekali, bagus, biar nanti bersaing. Jangan hanya satu saja," kata Luhut dalam kegiatan Afternoon Tea bersama wartawan di Jakarta, Rabu.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyatakan monopoli penjualan Avtur oleh Pertamina menyebabkan harga tiket pesawat maskapai menjadi mahal.

Di sisi lain, pengenaan pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 10 persen dalam penjualan Avtur juga menjadi penyebab harga bakar bakar pesawat itu menjadi lebih mahal.

Harga tiket pesawat yang mahal telah berimbas pada sektor pariwisata.

Oleh karena itu, Pertamina kemudian menurunkan harga jual Avtur yang berlaku mulai 16 Februari 2019 jam 00.00 WIB.

Harga baru Avtur itu sudah sesuai Keputusan Menteri ESDM No 17/2019 tentang Formula Harga Dasar dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis BBM Umum Jenis Avtur yang Disalurkan Melalui Depot Pengisian Pesawat Udara.

Pertamina memang secara rutin melakukan evaluasi dan penyesuaian harga Avtur secara periodik, yaitu sebanyak dua kali dalam sebulan.

Penyesuaian dilakukan dengan mempertimbangkan harga minyak dunia, nilai tukar rupiah dan faktor lainnya.

Sesuai harga baru per 16 Februari 2019, harga Avtur seperti di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, mengalami penurunan dari sebelumnya Rp8.210 menjadi Rp7.960 per liter.

Harga Avtur itu lebih rendah 26 persen dibandingkan harga bahan bakar pesawat di Bandara Changi Singapura yang terpantau per 15 Februari 2019 sebesar Rp10.769 per liter.

Baca juga: Pertamina tak masalahkan ada pesaing bisnis avtur
Baca juga: Pertamina sesuaikan harga avtur