Paris (ANTARA News) - Pemain Brazil dan AC Milan, Kaka, bisa merupakan pemain tengah terbaik di dunia, menjadi salah satu favorit untuk ditetapkan menjadi pemain sepak bola terbaik Eropa Desember 2007. Kaka yang berusia 25 tahun terlihat paling menonjol setelah menjadi bintang saat AC Milan merebut gelar Liga Champion 2006/07. Beberapa fans Manchester United tidak akan melupakan gol pembuka Kaka di semi-final, pertandingan kedua di San Siro, melalui tembakan rendah dari jarak 20 meter yang menjadikan kedudukan imbang 3-3, setelah pada pertandingan pertama United menang 3-2. Gol tersebut membuat agregat imbang 3-3 tapi membawa tim Italia itu unggul karena gol di kandang lawan. Milan menang 3-0 pada pertandingan semi-final kedua itu, sehingga unggul agregat 5-3, sebelum kemudian menundukkan Liverpool 2-1 di final Athena. Kaka tampil dengan gaya klasik ala pemain bernomor punggung 10 legendaris seperti Pele, Diego Maradona, Michel Platini dan Zinedine Zidane, yang begitu banyak pemain muda bermimpi ingin menyamainya. Kaka, terlahir dengan nama Ricardo Izecson dos Santos Leite, berasal dari keluarga bahagia di Sao Paulo. Tidak seperti kebanyakan pemain terkemuka Brazil yang berasal dari keluarga miskin. Ketika berusia 20 tahun, Kaka bermain pada Piala Dunia pertamanya pada 2002 di mana Brazil merebut gelar kelima kalinya. Pada usia muda, harapan tinggi telah diletakkan di pundaknya dan media Brazil menyebutkan dia akan menyamai playmaker legendaris seperti Rivelino dan Socrates dan tidak mengherankan jika kemudian dia bergabung dengan raksasa Eropa AC Milan pada 2003. Bakatnya jelas, sejelas lelucon mengenai namanya, dan dia menjadi komponen penting AC Milan ketika klub Italia itu menjuarai musim kompetisi 2003/2004 dengan finish 11 poin di atas AS Roma. Manajer umum Juventus Luciano Moggi yang terkenal pernah berkomentar, "Kaka? Kami tak pernah mengontrak seseorang dengan nama seperti itu." Jelas kini AC Milan menjadi pihak yang tertawa terakhir dan Kaka menjadi salah seorang pemain terbaik di Italia. Dia juga menjadi bagian dari tim impian Brazil yang mendapat malapetaka karena dikalahkan Prancis di perempat-final Piala Dunia 2006 akibat terlalu percaya diri. Meski pada musim lalu Kaka tidak banyak mencetak gol dalam Seri A, dia masih banyak membantu rekan-rekan setimnya dalam mencetak gol. Tapi 10 golnya dalam 13 pertandingan di Liga Champion membantu AC Milan untuk membalas kekalahan dari Liverpool pada final 2005. Ketika karirnya maju, dia menjadi lebih lincah dalam gerakannya, secara teknis terus mengalami kemajuan dan makin baik dalam semua aspek. Dalam wawancara yang disiarkan pekan lalu, ketua AC Milan Silvio Berlusconi mengatakan, "tidak akan pernah mungkin" Milan akan menjual Kaka, yang menjadi target dari ketua Real Madrid Ramon Calderon. Real Madrid menawarkan kepada AC Milan 123 juta dolar AS (Rp1,118 triliun) untuk mendapatkan Kaka, tulis koran olah raga Spanyol Marca dalam musim panas lalu. Kaka, pesepakbola dengan penghasilan tertinggi di Italia, "tidak pernah ingin hengkang dan saya yakin dia tidak akan pernah melakukan itu...Kaka adalah simbol dari Milan," tambah Berlusconi. Dan Kaka merupakan pemain sepak bola dengan penghasilan tertinggi di Italia dengan gaji tahunan enam juta euro (Rp76,6 miliar), berdasarkan studi yang disiarkan dalam Gazzetta dello Sport. Kaka dikontrak Milan sampai 2011 ketika dia belum mencapai usia 30 tahun dan gelar pemain terbaik Eropa merupakan kehormatan yang akan diterima pesepak bola yang luar biasa ini, demikian laporan AFP. (*)