Kementerian ESDM-Inggris kerja sama pengembangan energi rendah karbon
20 Februari 2019 16:54 WIB
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Ego Syahrial berbicara saat acara penandatanganan nota kesepahaman tentang kerja sama pengembangan energi rendah karbon dengan Inggris di Jakarta, Rabu (20/2/2019). (ANTARA/Afut Syafril)
Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Ego Syahrial dan Duta Besar Inggris untuk Indonesia, ASEAN, dan Timor Leste Moazzam Malik, Rabu, menandatangani Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) tentang Kerja Sama Pengembangan Energi Rendah Karbon.
Dengan kerja sama ini, Ego di Kantor ESDM, Jakarta mengatakan bahwa Inggris akan berkontribusi dalam penyediaan infrastruktur energi terbarukan untuk skala kecil di Indonesia timur yang diyakini mampu memicu pertumbuhan ekonomi.
"Inggris akan berkontribusi dalam penyediaan infrastruktur energi terbarukan untuk skala kecil di Indonesia timur, karena saya percaya meskipun dilakukan dalam skala kecil, hal itu merupakan upaya untuk mengurangi kemiskinan dan memicu pertumbuhan ekonomi," tuturnya.
Kerja sama antara Indonesia dengan Inggris ini, imbuh Ego, akan membantu pengembangan energi terbarukan di Indonesia, yang belakangan ini telah terdapat kemajuan yang cukup signifikan.
"Beberapa tahun belakangan, telah terdapat kemajuan dalam pengembangan energi terbarukan di Indonesia. Hingga akhir 2018, kapasitas terpasang panas bumi sudah mencapai 1.948.5 MW, kapasitas terpasang PLTB Sidrap sebesar 75 MW, dan kontribusi dari pembangkit listrik bioenergi adalah 1,858,5 MW. Saat ini, kita sedang mempersiapkan PLTB Jeneponto dengan kapasitas 72 MW agar dapat segera beroperasi," katanya.
Ego pun menyampaikan bahwa pihaknya ingin kerja sama ini dapat memberikan hasil yang nyata dan bermanfaat bagi masyarakat Indonesia.
"Saya berharap kerja sama ini dapat menciptakan sesuatu yang nyata, seperti proyek EBT yang dapat diimplementasikan dan bermanfaat bagi rakyat Indonesia, demi terwujudnya energi berkeadilan," katanya.
Kerja sama antara Indonesia dengan Inggris di bidang pengembangan energi rendah karbon ini dilakukan untuk membantu ekonomi Indonesia dalam pengentasan kemiskinan, pembangunan ekonomi, dan kesetaraan gender dengan mendukung pembangunan sektor energi terbarukan.
Adapun garis besar dari program kerja sama ini adalah pertama program pengembangan EBT guna mendorong investasi sektor swasta dalam meningkatkan pangsa pembangkit energi terbarukan, dalam bentuk proyek percontohan.
Kedua, bantuan teknis dalam fasilitasi pembiayaan infrastruktur energi terbarukan, dengan fokus pada Indonesia timur dan ketiga, penyediaan infrastruktur energi terbarukan untuk skala kecil di Indonesia timur.
Keempat, mendorong kerja sama internasional dan domestik untuk memfasilitasi transfer pengetahuan, inovasi dan praktik dalam pengembangan energi terbarukan.
Baca juga: ESDM dorong ekonomi pedesaan melalui EBT
Baca juga: Prancis berkomitmen dukung pengembangan EBT di Indonesia
Dengan kerja sama ini, Ego di Kantor ESDM, Jakarta mengatakan bahwa Inggris akan berkontribusi dalam penyediaan infrastruktur energi terbarukan untuk skala kecil di Indonesia timur yang diyakini mampu memicu pertumbuhan ekonomi.
"Inggris akan berkontribusi dalam penyediaan infrastruktur energi terbarukan untuk skala kecil di Indonesia timur, karena saya percaya meskipun dilakukan dalam skala kecil, hal itu merupakan upaya untuk mengurangi kemiskinan dan memicu pertumbuhan ekonomi," tuturnya.
Kerja sama antara Indonesia dengan Inggris ini, imbuh Ego, akan membantu pengembangan energi terbarukan di Indonesia, yang belakangan ini telah terdapat kemajuan yang cukup signifikan.
"Beberapa tahun belakangan, telah terdapat kemajuan dalam pengembangan energi terbarukan di Indonesia. Hingga akhir 2018, kapasitas terpasang panas bumi sudah mencapai 1.948.5 MW, kapasitas terpasang PLTB Sidrap sebesar 75 MW, dan kontribusi dari pembangkit listrik bioenergi adalah 1,858,5 MW. Saat ini, kita sedang mempersiapkan PLTB Jeneponto dengan kapasitas 72 MW agar dapat segera beroperasi," katanya.
Ego pun menyampaikan bahwa pihaknya ingin kerja sama ini dapat memberikan hasil yang nyata dan bermanfaat bagi masyarakat Indonesia.
"Saya berharap kerja sama ini dapat menciptakan sesuatu yang nyata, seperti proyek EBT yang dapat diimplementasikan dan bermanfaat bagi rakyat Indonesia, demi terwujudnya energi berkeadilan," katanya.
Kerja sama antara Indonesia dengan Inggris di bidang pengembangan energi rendah karbon ini dilakukan untuk membantu ekonomi Indonesia dalam pengentasan kemiskinan, pembangunan ekonomi, dan kesetaraan gender dengan mendukung pembangunan sektor energi terbarukan.
Adapun garis besar dari program kerja sama ini adalah pertama program pengembangan EBT guna mendorong investasi sektor swasta dalam meningkatkan pangsa pembangkit energi terbarukan, dalam bentuk proyek percontohan.
Kedua, bantuan teknis dalam fasilitasi pembiayaan infrastruktur energi terbarukan, dengan fokus pada Indonesia timur dan ketiga, penyediaan infrastruktur energi terbarukan untuk skala kecil di Indonesia timur.
Keempat, mendorong kerja sama internasional dan domestik untuk memfasilitasi transfer pengetahuan, inovasi dan praktik dalam pengembangan energi terbarukan.
Baca juga: ESDM dorong ekonomi pedesaan melalui EBT
Baca juga: Prancis berkomitmen dukung pengembangan EBT di Indonesia
Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019
Tags: