New York (ANTARA News) - Harga emas naik ke level tertinggi 10-bulan pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), karena kekhawatiran atas perlambatan ekonomi global mendorong permintaan terhadap aset-aset "safe-haven".
Emas juga didukung oleh dolar AS yang lebih lemah, yang turun karena optimisme untuk terobosan di dalam perundingan perdagangan antara Amerika Serikat dan China.
Indeks pasar saham global naik tipis seiring dengan kenaikan di Wall Street, sementara Eropa merosot di bawah jatuhnya saham-saham bank dan kekhawatiran bahwa tarif mobil dapat merusak ekspor kawasan itu ke Amerika Serikat.
Pedagang terus mengawasi putaran baru pembicaraan antara Amerika Serikat dan China untuk menyelesaikan pertengkaran perdagangan mereka.
Secara terpisah, Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) memperingatkan bahwa penurunan indikator utama perdagangan barang dunia ke angka terendah dalam sembilan tahun dapat menandakan perlambatan ekonomi yang lebih luas, sehingga ia menyoroti perlunya mengurangi ketegangan perdagangan.
"Persaingan antara AS dan China sangat kuat, dan ketegangan akan tetap ada sekalipun jika putaran pembicaraan saat ini berhasil," Vincent Heaney, ahli strategi di UBS Global Wealth Management, mengatakan dalam sebuah catatan klien.
"Dengan pertumbuhan global dan laba (perusahaan) juga melambat, kami hanya merasakan tekanan tambahan moderat terhadap saham-saham global."
Dow Jones Industrial Average naik 8,07 poin atau 0,03 persen, menjadi 25.891,32 poin, S&P 500 naik 4,16 poin atau 0,15 persen, menjadi 2.779,76 poin dan Komposit Nasdaq menambahkan 14,36 poin atau 0,19 persen, menjadi 7.486,77 poin.
Indeks STOXX 600 pan-Eropa kehilangan 0,22 persen dan indeks saham MSCI seluruh dunia naik 0,20 persen.
Saham-saham "emerging market" naik 0,13 persen. Indeks MSCI dari ekuitas Amerika Latin melawan tren saham secara global dengan kenaikan 1,2 persen, sebagian besar didukung oleh kenaikan 1,00 persen di pasar Brasil.
Harga emas melonjak mendekati level tertinggi 10-bulan didorong oleh kekhawatiran perlambatan pertumbuhan global, karena sinyal "dovish" dari Jepang dan Bank Sentral Eropa (ECB) menyusul data yang lemah dari Amerika Serikat dan China.
Harga spot emas bertambah 1,1 persen menjadi 1.341,02 dolar AS per ounce. Emas berjangka AS naik 1,72 persen menjadi 1.344,80 dolar AS per ounce.
Di mata uang, yen sedikit berubah sekalipun setelah Gubernur Bank of Japan (BoJ) Haruhiko Kuroda mengatakan bank sentral siap untuk meningkatkan stimulus jika yen yang lebih kuat menggagalkan jalan menuju target inflasi 2,00 persen.
Yuan China di luar negeri menyentuh level terkuatnya terhadap dolar AS sejak 1 Februari, menyusul laporan Bloomberg TV bahwa Amerika Serikat mendesak untuk menjamin janji dari China bahwa China tidak akan mendevaluasi yuan sebagai bagian dari kesepakatan perdagangan.
Indeks dolar AS turun 0,41 persen, dengan euro naik 0,28 persen menjadi 1,134 dolar AS.
"Kami berharap untuk mendengar lebih banyak berita positif tentang perdagangan," kata Dean Popplewell, kepala strategi mata uang di Oanda di Toronto. "Dolar akan berada di bawah tekanan karena kehilangan daya tarik `safe-haven`."
Sterling naik lebih dari satu persen versus greenback di tengah harapan bahwa Perdana Menteri Theresa May akan membuat kemajuan dalam mencari perubahan pada kesepakatan Brexit dengan Uni Eropa, meskipun beberapa pedagang kesulitan untuk menjelaskan ukuran langkah tersebut.
Mata uang Inggris diperdagangkan terakhir di 1,3063 dolar AS, naik 1,10 persen pada hari itu.
Crown Swedia memangkas kerugiannya terhadap dolar AS setelah mencapai level terendah dua tahun lebih di 9,417 setelah data inflasi yang masuk jelas lemah hanya dua bulan setelah kenaikan suku bunga, meredupkan prospek pengetatan lebih lanjut. Crown kehilangan 0,46 persen dibandingkan dolar AS pada 9,303.
Minyak mentah AS naik 0,79 persen menjadi 56,42 dolar AS per barel dan Brent terakhir di 66,47 dolar AS, turun 0,05 persen pada hari itu.
Baca juga: Harga emas naik tajam, dipicu data ekonomi negatif dan pelemahan dolar
Emas sentuh tertinggi 10-bulan dipicu kekhawatiran pertumbuhan dan penurunan dolar
20 Februari 2019 06:44 WIB
Logam mulia emas (ANTARA/Yudhi Mahatma)
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019
Tags: