Mahfud ajak masyarakat memosisikan pemilu sebagai pesta demokrasi
20 Februari 2019 01:13 WIB
Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Mahfud MD berbicara dalam Kuliah Umum Kebangsaan bertema Generasi Z-Alpha, Generasi Pancasila, di Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang, Jawa Tengah, Senin (8/10/2018). Dalam pemaparannya Mahfud menyatakan, Indonesia adalah negara demokrasi permusyawaratan dengan Pancasila sebagai dasar negara yang melahirkan hukum-hukum resmi. ANTARA FOTO/R. Rekotomo/ama
Yogyakarta (ANTARA News) - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD berharap masyarakat memposisikan Pemilu 2019 sebagai pesta demokrasi sehingga harus dinikmati dengan suka cita dengan menghindari gesekan yang bisa menimbulkan perpecahan.
"Kita ingin mengatakan kepada masyarakat bahwa pemilu itu pesta demokrasi. Pesta itu biasanya menyenangkan. Kalau sebuah pesta sudah menjadi horor itu tidak bagus, itu bukan lagi pesta," kata Mafud dalam acara Dialog Kebangsaan dengan tema "Merawat Patriotisme, Progresifitas, dan Kemajuan Bangsa" di Stasiun Tugu, Yogyakarta, Selasa malam.
Mahfud menilai di tengah pesta demokrasi saat ini belakangan muncul upaya rongrongan yang secara perlahan namun membahayakan ikatan kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Misalnya karena pemilu orang sudah saling mengkafirkan, karena pemilu orang sudah mengungkit-ungkit kesalahan orang yang belum tentu itu benar, karena pemilu orang saling tuding yang satu (dituding) pro asing dan satunya pro pribumi, satunya China, satunya Arab, satunya Jawa dan satunya luar Jawa," kata Mahfud yang juga Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan.
Menurut dia, gerakan itu merupakan sesuatu yang berbahaya dan tidak perlu terjadi sebab pemilu merupakan ajang untuk memilih pemimpin rakyat dan wakil rakyat setiap lima tahun sekali.
"Padahal kita kepentingannya hanya pemilu satu hari dan mungkin masing-masing orang hanya 5-10 menit. Kenapa kita harus bertengkar dan mengorbankan bangsa ini," kata dia.
Oleh sebab itu, Mahfud berkomitmen untuk tetap melanjutkan Kegiatan Jelajah Suluh Kebangsaan yang mendialogkkan berbagai hal dengan tujuan mengajak berbagai elemen masyarakat untuk membangun kesadaran berbangsa dan bernegara.
Kegiatan Dialog Kebangsaan di Stasiun Tugu merupakan episode kelima dari rangkaian Kegiatan Jelajah Kebangsaan yang sebelumnya telah berlangsung di Stasiun Merak, Gambir, Cirebon, dan Purwokerto.
Sejumlah tokoh yang dihadirkan dalam dialog itu, antara lain GKR Mangkubumi, KH Malik Madani, Alissa Wahid, serta Romo Benny Susetyo.
"Ada yang usil bilang bahwa Gerakan Suluh Kebangsaan ini kampanye. Saya katakan terus terang bahwa kami datang memang untuk kampanye tetapi bukan untuk politik tertentu melainkan kampanye untuk kebangsaan," kata dia.
Baca juga: Mahfud MD: Ada gerakan ingin gagalkan pemilu
Baca juga: Mahfud MD: debat capres lebih banyak hiburannya
"Kita ingin mengatakan kepada masyarakat bahwa pemilu itu pesta demokrasi. Pesta itu biasanya menyenangkan. Kalau sebuah pesta sudah menjadi horor itu tidak bagus, itu bukan lagi pesta," kata Mafud dalam acara Dialog Kebangsaan dengan tema "Merawat Patriotisme, Progresifitas, dan Kemajuan Bangsa" di Stasiun Tugu, Yogyakarta, Selasa malam.
Mahfud menilai di tengah pesta demokrasi saat ini belakangan muncul upaya rongrongan yang secara perlahan namun membahayakan ikatan kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Misalnya karena pemilu orang sudah saling mengkafirkan, karena pemilu orang sudah mengungkit-ungkit kesalahan orang yang belum tentu itu benar, karena pemilu orang saling tuding yang satu (dituding) pro asing dan satunya pro pribumi, satunya China, satunya Arab, satunya Jawa dan satunya luar Jawa," kata Mahfud yang juga Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan.
Menurut dia, gerakan itu merupakan sesuatu yang berbahaya dan tidak perlu terjadi sebab pemilu merupakan ajang untuk memilih pemimpin rakyat dan wakil rakyat setiap lima tahun sekali.
"Padahal kita kepentingannya hanya pemilu satu hari dan mungkin masing-masing orang hanya 5-10 menit. Kenapa kita harus bertengkar dan mengorbankan bangsa ini," kata dia.
Oleh sebab itu, Mahfud berkomitmen untuk tetap melanjutkan Kegiatan Jelajah Suluh Kebangsaan yang mendialogkkan berbagai hal dengan tujuan mengajak berbagai elemen masyarakat untuk membangun kesadaran berbangsa dan bernegara.
Kegiatan Dialog Kebangsaan di Stasiun Tugu merupakan episode kelima dari rangkaian Kegiatan Jelajah Kebangsaan yang sebelumnya telah berlangsung di Stasiun Merak, Gambir, Cirebon, dan Purwokerto.
Sejumlah tokoh yang dihadirkan dalam dialog itu, antara lain GKR Mangkubumi, KH Malik Madani, Alissa Wahid, serta Romo Benny Susetyo.
"Ada yang usil bilang bahwa Gerakan Suluh Kebangsaan ini kampanye. Saya katakan terus terang bahwa kami datang memang untuk kampanye tetapi bukan untuk politik tertentu melainkan kampanye untuk kebangsaan," kata dia.
Baca juga: Mahfud MD: Ada gerakan ingin gagalkan pemilu
Baca juga: Mahfud MD: debat capres lebih banyak hiburannya
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2019
Tags: