Jakarta (ANTARA News) - Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-KH Maruf Amin menyesalkan pernyataan Juru Bicara Capres 02 Prabowo Subianto, Andre Rosiade, yang berupaya cari kambing hitam atas tuduhan penggunaan "Earpiece" atau alat bantu dengar.
"Lagi-lagi Tim 02 menerapkan politik kambing hitam. Jangan hanya karena kalah debat, lalu menggunakan berbagai cara untuk menutupi kekalahan penampilan Pak Prabowo tadi malam. Ketidakmampuan Pak Prabowo jelaskan `unicorn` sebaiknya menjadi bahan evaluasi Tim 02," kata Hasto Kristiyanto, di Jakarta, Senin.
Menurut Hasto, tanggung jawab juru bicara (jubir) kampanye seperti Andre Rosiade, melekat dengan tanggung jawab Capres-Cawapres Prabowo-Sandiaga.
"Jubir seharusnya bicara aspek kenegarawanan dan memiliki kerendahan hati untuk berbicara secara obyektif," katanya.
Di sisi lain, kata Hasto, Debat Capres itu memerlukan persiapan matang, memerlukan strategi dan pada akhirnya rekam jejak, pengalaman, dan karakter pemimpin yang akan menentukan.
"Jangan membiasakan melakukan politik kambing hitam. Politik kambing hitam adalah sikap tidak kesatria yang seharusnya dihindari dalam kontestasi demokrasi," katanya.
Hasto menegaskan, politik kambing hitam akan menghambat kemajuan demokrasi di Indonesia. "Politik kambing hitam yang dipertontonkan kubu Prabowo karena miskin prestasi dan gagasan. Apa yang diungkap Pak Prabowo tadi malam, merupakan pengulangan dari persoalan yang selalu disampaikan sejak 2008 ketika awal Gerindra berkiprah," katanya.
Hasto juga memperkirakan, Tim 02 juga bisa saja nantinya mempersoalkan beberapa hal seperti kartu suara, netralitas penyelenggara pemilu, netralitas aparat negara dan sebagainya.
"Semua isu-isu lama, tanpa gagasan baru," katanya.
Baca juga: TKN nilai Prabowo gagal pahami pertanyaan Jokowi soal "unicorn"
Baca juga: TKN: kritik Prabowo soal sertifikasi tanah berdampak fatal
TKN sebut jubir 02 berupaya cari kambing hitam
18 Februari 2019 15:08 WIB
Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Hasto Kristiyanto. (ANTARA/Foto: Riza Harahap)
Pewarta: Riza Harahap
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019
Tags: