Debat Capres
ITDP: Tanggapan Capres 02 terkait pembangunan infrastruktur kurang tepat
17 Februari 2019 21:15 WIB
Capres nomor urut 01 Joko Widodo (kiri) dan Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto (kanan) disaksikan Ketua KPU Arief Budiman (tengah) bersiap mengikuti debat capres 2019 putaran kedua di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019). Debat kedua yang hanya diikuti capres tanpa wapresnya itu mengangkat tema energi dan pangan, sumber daya alam dan lingkungan hidup, serta infrastruktur. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/aww. (ANTARA FOTO/AKBAR NUGROHO GUMAY)
Jakarta (ANTARA News) - Direktur ITDP Yoga Adiwinarto menilai tanggapan Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto bahwa pembangunan yang dilakukan oleh Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo kurang efisien dinilai kurang tepat.
"Kalau saya memandang tanggapan bapak Prabowo itu kurang tepat, apalagi dia bicaranya pakai studi kelayakan sebetulnya hal ini sudah ada," ujar Yoga.
Dia juga menambahkan bahwa Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo membalasnya dengan mudah, dengan menyampaikan DED segala macam.
"Sebetulnya unsur keselamatan yang kelihatannya kurang diangkat oleh Prabowo, karena kalau sebenarnya dibilang kelemahannya dari sisi keselamatan seperti keselamatan kerja ini yang cukup meningkat pada eranya Jokowi. Harusnya itu yang dielaborasi," ujar Direktur ITDP tersebut.
Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menilai pembangunan infrastruktur di pemerintahan Joko Widodo kurang efisien.
"Saya harus menyampaikan kemungkinan besar Tim Pak Jokowi bekerjanya kurang efisien, banyak infrastruktur yang dikerjakan dilaksanakan grusa-grusu," kata Prabowo dalam Debat Capres Putara Kedua sesi pendalaman visi misi di Jakarta, Minggu.
Prabowo menilai sejumlah proyek bahkan tanpa study kelaikan (feasibility study).
"Tanpa FS dan FS yang benar dan ini mengakibatkan banyak proyek tidak efisien berujung pada rugi dan sangat sulit untuk dibayar ini yang menjadi masalah," katanya.
Dia menambahkan apabila infrastruktur tidak berasarkan pada rakyat, maka pembangunan tersebut hanya akan menjadi monumen.
"Kalau saya memandang tanggapan bapak Prabowo itu kurang tepat, apalagi dia bicaranya pakai studi kelayakan sebetulnya hal ini sudah ada," ujar Yoga.
Dia juga menambahkan bahwa Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo membalasnya dengan mudah, dengan menyampaikan DED segala macam.
"Sebetulnya unsur keselamatan yang kelihatannya kurang diangkat oleh Prabowo, karena kalau sebenarnya dibilang kelemahannya dari sisi keselamatan seperti keselamatan kerja ini yang cukup meningkat pada eranya Jokowi. Harusnya itu yang dielaborasi," ujar Direktur ITDP tersebut.
Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menilai pembangunan infrastruktur di pemerintahan Joko Widodo kurang efisien.
"Saya harus menyampaikan kemungkinan besar Tim Pak Jokowi bekerjanya kurang efisien, banyak infrastruktur yang dikerjakan dilaksanakan grusa-grusu," kata Prabowo dalam Debat Capres Putara Kedua sesi pendalaman visi misi di Jakarta, Minggu.
Prabowo menilai sejumlah proyek bahkan tanpa study kelaikan (feasibility study).
"Tanpa FS dan FS yang benar dan ini mengakibatkan banyak proyek tidak efisien berujung pada rugi dan sangat sulit untuk dibayar ini yang menjadi masalah," katanya.
Dia menambahkan apabila infrastruktur tidak berasarkan pada rakyat, maka pembangunan tersebut hanya akan menjadi monumen.
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2019
Tags: