Debat Capres
Prabowo: Pembangunan Infrastruktur Jokowi kurang efisien
17 Februari 2019 20:57 WIB
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto menyampaikan visi misi saat mengikuti debat capres 2019 putaran kedua di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019). Debat kedua yang hanya diikuti capres tanpa wapresnya itu mengangkat tema energi dan pangan, sumber daya alam dan lingkungan hidup, serta infrastruktur. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/pras.
Jakarta (ANTARA News) - Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menilai pembangunan infrastruktur di pemerintahan Joko Widodo kurang efisien.
"Saya harus menyampaikan kemungkinan besar Tim Pak Jokowi bekerjanya kurang efisien, banyak infrastruktur yang dikerjakan dilaksanakan grusa-grusu," kata Prabowo dalam Debat Capres Putara Kedua sesi pendalaman visi misi di Jakarta, Minggu.
Prabowo menilai sejumlah proyek bahkan tanpa study kelaikan (feasibility study). "Tanpa FS dan FS yang benar dan ini mengakibatkan banyak proyek tidak efisien berujung pada rugi dan sangat sulit untuk dibayar ini yang menjadi masalah," katanya.
Dia menambahkan apabila infrastruktur tidak berasaskan pada rakyat, maka pembangunan tersebut hanya akan menjadi monumen.
"Nanti jadi monumen, tidak dimanfaatkan, seperti pembangunan LRT Palembang dan lapangan terbang Kerjatai," katanya.
Berdasarkan data Kementerian Perhubungan, Proyek Strategis Nasional Transportasi yang dikerjakan, di antaranya Bandara Kertajati Majalengka, Kereta Api Ekspress Bandara Internasional Soekarho-Hatta, Pengembangan Hub Internasional Kuala Tanjung, Bandara Sultan Babullah Ternate, Pengembangan Makassar New Port, Kereta Api Prabumulih-Kertapati, Bandara Ahmad Yani Semarang dan LRT Sumatera Selatan.
Baca juga: Prabowo tawarkan strategi baru untuk bangun kemandirian ekonomi
"Saya harus menyampaikan kemungkinan besar Tim Pak Jokowi bekerjanya kurang efisien, banyak infrastruktur yang dikerjakan dilaksanakan grusa-grusu," kata Prabowo dalam Debat Capres Putara Kedua sesi pendalaman visi misi di Jakarta, Minggu.
Prabowo menilai sejumlah proyek bahkan tanpa study kelaikan (feasibility study). "Tanpa FS dan FS yang benar dan ini mengakibatkan banyak proyek tidak efisien berujung pada rugi dan sangat sulit untuk dibayar ini yang menjadi masalah," katanya.
Dia menambahkan apabila infrastruktur tidak berasaskan pada rakyat, maka pembangunan tersebut hanya akan menjadi monumen.
"Nanti jadi monumen, tidak dimanfaatkan, seperti pembangunan LRT Palembang dan lapangan terbang Kerjatai," katanya.
Berdasarkan data Kementerian Perhubungan, Proyek Strategis Nasional Transportasi yang dikerjakan, di antaranya Bandara Kertajati Majalengka, Kereta Api Ekspress Bandara Internasional Soekarho-Hatta, Pengembangan Hub Internasional Kuala Tanjung, Bandara Sultan Babullah Ternate, Pengembangan Makassar New Port, Kereta Api Prabumulih-Kertapati, Bandara Ahmad Yani Semarang dan LRT Sumatera Selatan.
Baca juga: Prabowo tawarkan strategi baru untuk bangun kemandirian ekonomi
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2019
Tags: