Pontianak (ANTARA News) - Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik (Puskepi), Sofyano Zakaria menyatakan harga tiket pesawat baru akan turun apabila harga avtur disubsidi oleh pemerintah.

"Saya tidak yakin harga tiket penerbangan bisa jadi murah hanya karena Pertamina menurunkan harganya sebesar itu kecuali pemerintah memberikan subisidi sebesar 50 persen dalam harga avtur," kata Sofyano Zakaria kepada Antara di Pontianak, Sabtu.

Sebelumnya, Pertamina telah mengumumkan bahwa harga avturnya diturunkan dari semula sebesar Rp8.210/liter menjadi Rp7.960/liter. Sementara posting price avtur di bandara Changi Singapura sebesar Rp10.760/liter.

Sofyano mengatakan, penurunan harga avtur tersebut lebih merupakan sikap Pertamina yang peduli dengan kepentingan masyarakat pengguna jasa penerbangan dan terhadap persoalan maskapai penerbangan yang merasa harga avtur penyebab mahalnya harga tiket penerbangan.
Baca juga: Maskapai diminta langsung turunkan tarif, begitu harga avtur turun

Sofyano yang juga pengamat energi itu menambahkan, jika Pertamina berpedoman sebagai pelaku bisnis, apalagi avtur adalah BBM non subsidi yang perlakuannya harusnya "bisnis to bisnis" maka penurunan harga yang bisa di bawah posting price avtur Singapura itu adalah hal yang bertentangan dengan keberadaan bisnis Pertamina terkait bisnis avtur.

"Masyarakat tahu bahwa dalam harga avtur Pertamina selama ini terdapat beban PPN sebesar 10 persen, PPH dan iuran BPH Migas yang mana hal ini tidak ada pada harga avtur di Singapura," ungkap Sofyano.

Di sisi lain, ia heran mengapa selama ini terbukti harga tiket maskapai penerbangan swasta bisa lebih murah dari harga tiket penerbangan milik BUMN.

"Garuda kan BUMN yang juga punya misi melayani rakyat sesuai amanah pada UU BUMN, harusnya harga tiket penerbangan Garuda bisa lebih murah dari tiket maskapai swasta, sehingga pemerintah harus memperhatikan masalah ini," ujar Sofyano.
Baca juga: Pertamina sesuaikan harga avtur
Baca juga: Indef: biaya avtur hanya 3,6 persen komponen harga tiket