Permukaan air Bengawan Solo di hilir Jatim naik lagi
16 Februari 2019 17:37 WIB
Ilustrasi - Pengendara motor melintasi jembatan bambu di atas sungai Bengawan Solo yang menghubungkan desa Mojolaban, Sukoharjo dengan Kampung Sewu, Solo, Jawa Tengah. (ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha)
Bojonegoro (ANTARA News) - Kondisi permukaan air Sungai Bengawan Solo baik di hulu Jawa Tengah, maupun di hilir Jawa Timur, mengalami kenaikan, menurut Perum Jasa Tirta I Sub Divisi ASA III/3 Bojonegoro, Jawa Timur.
"Ketinggian air Bengawan Solo di hilir Jawa Timur mengalami kenaikan tapi masih aman di bawah siaga banjir," kata Pengamat Prasarana Pengairan PJT Sub Divisi ASA III/3 Bojonegoro Muhammad Yudo Nugroho di Bojonegoro, Sabtu.
Menurut dia, ketinggian air Bengawan Solo, di hulu, Jawa Tengah, sehari lalu mengalami kenaikan, tapi sekarang ketinggiannya mulai turun, sedangkan di Ndungus, Ngawi, ketinggian air masih naik.
Pantauan Antara, kenaikan air Bengawan Solo di hilir Bojonegoro, dipengaruhi pasokan air dari Kali Kening Tuban, yang airnya masuk ke Bengawan Solo.
Saat ini Kali Kening dalam kondisi meluap merendam tanaman padi dan tebu di sejumlah desa di Kecamatan Parengan dan Soko, Tuban.
"Tanaman padi saya baru berbuah sekarang terendam air luapan Kali Kening," kata seorang petani Desa Margorejo, Kecamatan Parengan, Tuban Sumiran di lokasi sawahnya.
Selain tanaman padinya, kata dia, juga ada tanaman padi milik sejumlah petani lainnya yang masih sedesa juga terendam air luapan Kali Kening.
"Kalau tanaman padi saya terendam air banjir ya jelas produksinya akan berkurang," ujarnya.
Data di PJT I Sub Divisi ASA III/3 Bojonegoro menyebutkan ketinggian air Bengawan Solo di taman Bengawan Solo (TBS) di Desa Ledokwetan, Kecamatan Kota, merangkak naik hingga mencapai 10,05 meter, Sabtu pukul 09.00 WIB.
Pada waktu bersamaan ketinggian air Bengawan Solo di Karang Nongko, Kecamatan Ngraho, sekitar 70 kilometer dari kota, mencapai 25,20 meter.
Di hilirnya di Babat, Laren, Karanggeneng, dan Kuro, Lamongan, masing-masing 5,58 meter, 3,24 meter, 2,43 meter, dan 0,38 meter.
"BPBD sudah menyediakan berbagai kebutuhan dalam menghadapi ancaman banjir Bengawan Solo, juga banjir bandang," kata Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Nadif Ulfia.
Ia menambahkan Bengawan Solo di daerahnya pada musim hujan tahun ini belum meluap, tapi banjir bandang sudah melanda sejumlah lokasi, akibat meluapnya sungai di wilayah setempat.
Baca juga: BPBD Bojonegoro mulai waspadai ancaman banjir
Baca juga: Dinas Lingkungan Hidup cek pencemaran Bengawan Solo
"Ketinggian air Bengawan Solo di hilir Jawa Timur mengalami kenaikan tapi masih aman di bawah siaga banjir," kata Pengamat Prasarana Pengairan PJT Sub Divisi ASA III/3 Bojonegoro Muhammad Yudo Nugroho di Bojonegoro, Sabtu.
Menurut dia, ketinggian air Bengawan Solo, di hulu, Jawa Tengah, sehari lalu mengalami kenaikan, tapi sekarang ketinggiannya mulai turun, sedangkan di Ndungus, Ngawi, ketinggian air masih naik.
Pantauan Antara, kenaikan air Bengawan Solo di hilir Bojonegoro, dipengaruhi pasokan air dari Kali Kening Tuban, yang airnya masuk ke Bengawan Solo.
Saat ini Kali Kening dalam kondisi meluap merendam tanaman padi dan tebu di sejumlah desa di Kecamatan Parengan dan Soko, Tuban.
"Tanaman padi saya baru berbuah sekarang terendam air luapan Kali Kening," kata seorang petani Desa Margorejo, Kecamatan Parengan, Tuban Sumiran di lokasi sawahnya.
Selain tanaman padinya, kata dia, juga ada tanaman padi milik sejumlah petani lainnya yang masih sedesa juga terendam air luapan Kali Kening.
"Kalau tanaman padi saya terendam air banjir ya jelas produksinya akan berkurang," ujarnya.
Data di PJT I Sub Divisi ASA III/3 Bojonegoro menyebutkan ketinggian air Bengawan Solo di taman Bengawan Solo (TBS) di Desa Ledokwetan, Kecamatan Kota, merangkak naik hingga mencapai 10,05 meter, Sabtu pukul 09.00 WIB.
Pada waktu bersamaan ketinggian air Bengawan Solo di Karang Nongko, Kecamatan Ngraho, sekitar 70 kilometer dari kota, mencapai 25,20 meter.
Di hilirnya di Babat, Laren, Karanggeneng, dan Kuro, Lamongan, masing-masing 5,58 meter, 3,24 meter, 2,43 meter, dan 0,38 meter.
"BPBD sudah menyediakan berbagai kebutuhan dalam menghadapi ancaman banjir Bengawan Solo, juga banjir bandang," kata Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Nadif Ulfia.
Ia menambahkan Bengawan Solo di daerahnya pada musim hujan tahun ini belum meluap, tapi banjir bandang sudah melanda sejumlah lokasi, akibat meluapnya sungai di wilayah setempat.
Baca juga: BPBD Bojonegoro mulai waspadai ancaman banjir
Baca juga: Dinas Lingkungan Hidup cek pencemaran Bengawan Solo
Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019
Tags: