Jakarta (ANTARA News) - Tim Formula 1 Ferrari kalah dari Mercedes pada 2018 meski memiliki mobil yang lebih cepat dari beberapa saingan mereka, setelah serangkaian kesalahan oleh Sebastian Vettel dan tim.
Bos baru Ferrari Mattia Binotto mengatakan mobil ini "pengembangan tahun lalu, bukan sebuah revolusi." Tim telah mencoba untuk "meningkatkan standar, berusaha ekstrim seperti yang kita bisa."
Vettel bergabung dalam tim bersama pembalap Charles Leclerc, di musim F1 keduanya.
Baca juga: (Profil) - Charles Leclerc dan kisahnya menuju Formula 1
"Saya menantikan tahun ini. Tim berada di jalan yang benar dan mudah-mudahan kita dapat terus lebih baik," kata Vettel yang dilansir BBC Sports pada Sabtu (16/02).
"Saya ingin memenangkan kejuaraan. Itu misi saya dan alasan mengapa saya di sini."
"Saya sangat bersemangat untuk memulai petualangan baru ini. Ini telah menjadi mimpi sejak kecil sehingga ini adalah hari yang sangat emosional bagi saya," kata Leclerc, yang dipromosikan setelah musim perdananya yang mengesankan untuk tim Sauber.
"Ini adalah hari yang sangat membanggakan bagi saya. Saya tidak gugup. Saya rasa ini lebih merupakan kesempatan bagi saya untuk bersama Sebastian, yang merupakan seorang juara, saya bisa belajar banyak.
"Saya cukup yakin ini akan menjadi musim yang menakjubkan. Kuncinya adalah bekerja bersama tetapi saya yakin kami akan berhasil," tambahnya.
Binotto menyebut timnya saat ini adalah "impian yang terwujud karena mempunyai pembalap terbaik di F1.
Mobil baru, yang disebut SF90 karena memperingati ulang tahun ke-90 Ferrari pada 2019, menampilkan desain sayap depan yang ekstrem untuk memenuhi regulasi baru tahun ini, yang tujuannya adalah untuk memungkinkan mobil balapan lebih dekat sekaligus mengurangi turbulensi yang dialami oleh mobil melaju di belakang lain.
Baca juga: Ferrari luncurkan jet darat baru untuk F1 2019
Formula 1
Ferrari berharap SF90 bisa akhiri 10 tahun puasa gelar
16 Februari 2019 15:15 WIB
Mobil balap F1 tim Scuderia Ferrari SF90.(Formula1.com)
Pewarta: Hendri Sukma Indrawan
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2019
Tags: