Jakarta (ANTARA News) - Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin menilai survei lembaga Indomatrik yang memperlihatkan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf terpaut 3,93 persen terhadap Prabowo-Sandi, merupakan upaya menggiring opini publik.

"Jelas ini cara menggiring opini publik. Atau mau coba meyakinkan para pemodal kali," kata juru bicara TKN Arya Sinulingga dihubungi di Jakarta, Jumat.

Dia mengatakan berdasarkan hasil lembaga survei lain, elektabilitas Prabowo-Sandi jauh dibawah Jokowi-Ma'ruf.

"Survei lain kan mereka jatuh terus, nggak naik-naik mereka, akibatnya cari cara. Tapi orang tahu juga lembaga surveinya siapa ini, tidak akan menjadi pengaruh," kata Arya.

Dia mengatakan hasil survei Indomatrik cukup aneh karena menunjukkan elektabilitas kedua pasangan capres terpaut sangat dekat.

"Jadi lucu, aneh, kita nggak tahu survei Indometrik reputasinya gimana, kita baru dengar lembaga surveinya," ujarnya.

Sebelumnya survei terbaru Indomatrik menunjukan tingkat elektabilitas pasangan kandidat Pilpres 2019, Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo-Sandiaga Uno bersaing ketat.

Selisih elektabilitas kedua pasangan tersebut terpaut 3,93 persen.

Hasil survei Indomatrik itu berbeda dengan hasil survei lembaga survei lainnya yang menunjukkan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf yang di atas 50 persen dan Prabowo-Sandi di kisaran 30-an persen. Survei Indomatrik yang diumumkan di Jakarta, Jumat, menyebut elektabilitas Jokowi-Ma'ruf 47,97 persen dan Prabowo-Sandi 44,04.