Industri baja butuh tambahan 15.000 naker hingga 2025
15 Februari 2019 16:17 WIB
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (kanan) menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman Pengembangan Industri Baja untuk Sektor Otomotif yang diakukan oleh Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Mas Wigrantoro Roes Setiyadi (kedua kanan) dengan Board Director Sango Corporation Hashiguchi Tomoya (ketiga kanan) di Gedung Kementerian Perindustrian, Jakarta, Jumat. (ANTARA News/HO/Kemenperin)
Bekasi, 15/2 (Antara) - Industri baja membutuhkan tambahan 15.000 tenaga kerja untuk mencapai target produksi 10 juta ton pada 2025.
“Kalau dengan kapasitas dua juta ton mampu mempekerjakan 5.000 orang, untuk mencapai target 10 juta ton butuh sekitar 15.000 orang lagi,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Bekasi, Jawa Barat, Jumat.
Airlangga menyampaikan hal itu saat peletakan batu pertama gedung sekolah vokasi industri PT Gunung Raja Paksi di Bekasi.
Menurut Airlangga, meskipun akan menggunakan teknologi terbaru, industri baja tetap membutuhkan tenaga kerja masif untuk mendukung produksi.
Pada kesempatan tersebut, Menperin menyaksikan penandatanganan antara Sekjen Kemenperin Haris Munandar dengan Presiden Direktur PT Gunung Raja Paksi Aloisius Maseimilan tentang ”Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri Baja Melalui Pendidikan Dan Pelatihan Vokasi Industri yang Link And Match Dengan Industri”.
Dengan demikian, salah satu produsen baja nasional ini ikut mempercepat program pemerintah dalam menyediakan SDM industri yang memiliki kompetensi.
Dalam rangka menciptakan tenaga kerja yang kompeten dan sesuai dengan kebutuhan dunia industri saat ini, Kemenperin telah meluncurkan program pendidikan vokasi yang link and match antara Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan industri di beberapa wilayah di Indonesia.
Dalam hal ini Pemerintah akan menyiapkan insentif kepada industri dalam negeri yang melakukan pengembangan SDM melalui pemberian Tax Deduction sebesar 200 persen.
“Hingga sekarang, sebanyak 745 industri dan 2.074 SMK telah terlibat dalam program tersebut. Program tersebut tidak akan dapat terlaksana jika tidak didukung oleh industri,” papar Airlangga.
PT Gunung Raja Paksi sebagai salah satu industri baja yang terintegrasi di Indonesia merupakan salah satu industri yang potensial untuk mendukung program pemerintah dalam penyedian SDM industri baja yang memiliki kompetensi melalui program vokasi Industri.
“Hal ini ditunjukkan melalui dukungan PT. Gunung Raja Paksi dengan membangun Sekolah Vokasi untuk SDM Industri Baja,” ungkap Airlangga.
Baca juga: Menperin dorong percepatan pembangunan klaster industri baja
“Kalau dengan kapasitas dua juta ton mampu mempekerjakan 5.000 orang, untuk mencapai target 10 juta ton butuh sekitar 15.000 orang lagi,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Bekasi, Jawa Barat, Jumat.
Airlangga menyampaikan hal itu saat peletakan batu pertama gedung sekolah vokasi industri PT Gunung Raja Paksi di Bekasi.
Menurut Airlangga, meskipun akan menggunakan teknologi terbaru, industri baja tetap membutuhkan tenaga kerja masif untuk mendukung produksi.
Pada kesempatan tersebut, Menperin menyaksikan penandatanganan antara Sekjen Kemenperin Haris Munandar dengan Presiden Direktur PT Gunung Raja Paksi Aloisius Maseimilan tentang ”Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri Baja Melalui Pendidikan Dan Pelatihan Vokasi Industri yang Link And Match Dengan Industri”.
Dengan demikian, salah satu produsen baja nasional ini ikut mempercepat program pemerintah dalam menyediakan SDM industri yang memiliki kompetensi.
Dalam rangka menciptakan tenaga kerja yang kompeten dan sesuai dengan kebutuhan dunia industri saat ini, Kemenperin telah meluncurkan program pendidikan vokasi yang link and match antara Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan industri di beberapa wilayah di Indonesia.
Dalam hal ini Pemerintah akan menyiapkan insentif kepada industri dalam negeri yang melakukan pengembangan SDM melalui pemberian Tax Deduction sebesar 200 persen.
“Hingga sekarang, sebanyak 745 industri dan 2.074 SMK telah terlibat dalam program tersebut. Program tersebut tidak akan dapat terlaksana jika tidak didukung oleh industri,” papar Airlangga.
PT Gunung Raja Paksi sebagai salah satu industri baja yang terintegrasi di Indonesia merupakan salah satu industri yang potensial untuk mendukung program pemerintah dalam penyedian SDM industri baja yang memiliki kompetensi melalui program vokasi Industri.
“Hal ini ditunjukkan melalui dukungan PT. Gunung Raja Paksi dengan membangun Sekolah Vokasi untuk SDM Industri Baja,” ungkap Airlangga.
Baca juga: Menperin dorong percepatan pembangunan klaster industri baja
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019
Tags: