Jakarta (ANTARA News) -Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat dibuka menguat namun kemudian "memerah" pascarilis data neraca perdagangan Januari 2019 yang menunjukkan defisit sebesar 1,16 miliar dolar AS.

"Defisit neraca perdagangan lebih tinggi dari konsensus analis," kata analis Binaartha Sekuritas M Nafan Aji kepada Antara News, di Jakarta, Jumat.

Sebelumnya, IHSG dibuka menguat 5,8 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.425,81. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 1,46 poin atau 0,15 persen menjadi 1.002,24.

Pascadefisitnya neraca perdagangan, hingga pukul 10.10 WIB, IHSG melemah 29,82 poin (0,46 persen) ke posisi 6.390,2. Indeks LQ45 juga melemah 6,82 poin (0,68 persen) ke posisi 993,96.

Kendati demikian, ia menilai pertemuan antara Presiden China Xi Jinping dan Wakil Perdana Menteri Liu He dengan Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin di Beijing pada hari ini, bisa saja menjadi katalis positif bagi IHSG.

"Jika pertemuan tersebut berjalan dengan lancar, seyogyanya bisa menjadi katalis positif bagi indeks," ujar Nafan.

Sementara itu, analis Indopremier Sekuritas Mino menilai IHSG akan cenderung melemah sepanjang hari dipengaruhi sentimen defisitnya neraca perdagangan Januar. Pertemuan pejabat China dan AS untuk negosiasi dagang, dianggap belum akan mampu mendorong IHSG kembali ke zona hijau

"Kalau melihat data neraca perdagangan, IHSG kemungkinan besar melemah. Kalau pertemuan itu kelihatannya belum akan memberikan sentimen positif untuk saat ini," ujar Mino.

Sementara itu, bursa regional di antaranya, indeks Nikkei melemah 253,44 poin (1,2 persen) ke 20.886,27, indeks Hang Seng melemah 423,78 poin (1,49 persen) ke 28.008,27, dan Straits Times melemah 2,58 poin (0,08 persen) ke posisi 3.250,58 poin.
Baca juga: IHSG menguat tipis ke posisi 6.425
Baca juga: Januari 2019 neraca perdagangan Indonesia defisit 1,16 miliar dolar